Konten dari Pengguna

Menjelajahi Manuskrip Kuno: Hadist tentang Riya'

Asyifa Chumayrota
Mahasiswa Bahasa dan Sastra Arab UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
13 Desember 2020 4:59 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Asyifa Chumayrota tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Manuskrip yang di koleksi oleh La Ode Zaenu (Baubau, Sulawesi Tenggara) ini merupakan manuskrip hadist ini ditulis diatas kertas Eropa. Digital manuskrip hadist ini saya temukan di satu website yang mengoleksi digital naskah-naskah kuno yaitu DREAMSEA. https://dreamsea.co/ Manuskrip adalah sebuah naskah kuno yang ditulis tangan. Sampai saat ini masih banyak diantara kita yang memelihara penyakit didalam hati. Merasa hebat, merasa diri paling benar, berbuat baik hanya untuk dipandang orang selalu diiringi dengan sifat yang tidak diperkenankan oleh Rasulullah SAW. Melalui manuskrip yang berisikan kumpulan hadist ini, saya akan menjelajahi perkataan apa yang disampaikan oleh Rasulullah tentang bahayanya sifat riya. Agar kita bisa menanamkan fikiran untuk tidak memiliki sifat tersebut. Melalui tulisan ini semoga kita dapat membiasakan diri untuk bersifat dan bersikap baik dan ikhlas. Mudah-mudahan dengan tulisan ini dapat kita pelajari bersama apa yang dimaksud dengan penyakit hati tersebut.
Manuskrip Hadits oleh La Ode Zaenu, Baubau Sulawesi Tenggara
zoom-in-whitePerbesar
Manuskrip Hadits oleh La Ode Zaenu, Baubau Sulawesi Tenggara
Dalam manuskrip ini saya menemukan satu hadits tentang sifat Riya'. Riya adalah suatu perbuatan yang kita kerjakan agar diperhatikan dan dilihat oleh orang lain, walaupun perbuatan itu kita sembunyikan akan tetapi tetap didalam hati kita ada sebuah keinginan agar orang lain memuji perbuatan kita. Seperti halnya kita memberikan sesuatu yang bersifat amal kepada orang lain yang seakan-akan kita terlihat ikhlas dalam memberi, terkadang ada kata-kata yang terucap dari kita sendiri agar menutupi perbuatan kita tidak terlihat oleh orang lain. Pada hakekatnya Allah itu Maha Mengetahui apa yang kita berikan bahkan apa yang kita niatkan sejak awal. Terdapat dalam salah satu hadist yang diriwayatkan oleh Abu Daud RA :
ADVERTISEMENT
قال عليه الصلاة والسلام الرياء يأكل الحسنات كما تأكل النار الخطب. رواه ابو داود
Artinya : Perbuatan Riya itu memakan seluruh pahala kebaikan seperti dahsyatnya api neraka yang memakan kayu bakar.
Ternyata begitu cepatnya perbuatan riya itu menghilangkan seluruh perbuatan baik yang pernah kita kerjakan. Bukankah sangat disayangkan ketika kita telah melakukan perbuatan baik selama ini lantas dihilangkan begitu saja seperti buih dilautan yang diterjang ombak.
Menurut Firman Allah QS. Al-Kahfi ayat 110 yang berbunyi :
قُلۡ اِنَّمَاۤ اَنَا بَشَرٌ مِّثۡلُكُمۡ يُوۡحٰٓى اِلَىَّ اَنَّمَاۤ اِلٰهُكُمۡ اِلٰـهٌ وَّاحِدٌ‌ ۚ فَمَنۡ كَانَ يَرۡجُوۡالِقَآءَ رَبِّهٖ فَلۡيَـعۡمَلۡ عَمَلًا صَالِحًـاوَّلَايُشۡرِكۡ بِعِبَادَةِ رَبِّهٖۤ اَحَدًا
Artinya : Katakanlah, Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa". Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya". (QS. Al-Kahfi:110)
ADVERTISEMENT
Maka dari itu, sebagai umat yang beriman kepada Allah Dan Rasul-Nya, hendaklah kita patuh dan ta’at untuk melaksanakannya agar seluruh ibadah yang kita kerjakan tidak menjadi sia-sia. Menurut pendapat Sayyidina Ali RA, kita harus menjadi manusia yang baik disisi Allah dan menjadikan diri kita manusia yang paling dianggap jelek menurut pandangan kita sendiri dan menjadi manusia biasa dipandangan orang lain agar semua perbuatan yang kita kerjakan mendapakan Ridho-Nya Allah SWT dan terhindar dari sifat yang ingin menyombongkan diri kita sendiri.