Konten dari Pengguna

Kontra Rencana Sekolah Tatap Muka Kembali Buka Januari 2021.

Asyraqal Abi Pradana
Fresh Graduate Digital Public Relations,Telkom University
28 Desember 2020 19:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Asyraqal Abi Pradana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Oleh: Asyraqal Abi Pradana,Mahasiswa Digital Public Relations Telkom University
Kemendikbud merencanakan Pembukaan Kembali Sekolah Tatap Muka/Offline pada Januari 2021. Gambar diatas digunakan sebagai illustrasi. Source : CNN Indonesia
zoom-in-whitePerbesar
Kemendikbud merencanakan Pembukaan Kembali Sekolah Tatap Muka/Offline pada Januari 2021. Gambar diatas digunakan sebagai illustrasi. Source : CNN Indonesia
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) bersama dengan Kementrian Riset dan Teknologi Pendidikan Tinggi (Menristek-dikti) berencana akan membuka kembali Sekolah Menengah Dasar dan Pendidikan Tinggi pada Januari 2021. Seluruh Pendidikan Tinggi mulai ditutup pada awal kasus pertama pasien positif ditemukan di Kota Bandung. Padahal beberapa daerah di Indonesia sendiri masih berada dalam zona merah. Tentu ini akan menjadi polemik jika tidak dipikirkan secara detail dan menyeluruh.
ADVERTISEMENT
Pernyataan mengenai hal ini adalah langkah yang bagus jika sekolah kembali dibuka.Perencanaan ini pasti sangat didukung oleh para orangtua karena melihat untuk menunjang PJJ(Pendidikan Jarak Jauh) memerlukan dana yang tidak sedikit seperti membeli kuota dan alat pendukung lain misalnya handphone (HP) dan laptop.
Kemudian untuk para mahasiswa merasa rencana ini mendukung mereka untuk melakukan pembelajaran kembali dalam kelas karena dengan adanya pembelajaran daring membuat mereka tidak dapat menerima pembelajaran dengan baik. Perlu pertimbangan terkait perencanaan ini jika tidak mau menjadikan universitas sebagai kluster baru dan dapat menambah jumlah kasus positif.
Masyarakat dalam daerah zona merah dapat memperluas penyebaran virus corona jika tidak mematuhi protokol kesehatan. Seperti pada kasus positif yang terjadi pada beberapa pemimpin daerah beberapa hari yang lalu.Penyebaran terjadi karena kontak langsung tanpa menjaga jarak dan melakukan perjalanan keluar kota.
ADVERTISEMENT
Menurut Darwin,”Membuat konklusi bahwa organisme yang mampu beradaptasi terhadap lingkungan mampu meneruskan sifat unggul kepada keturunannya melalui proses reproduksi. Darwin mengemukakan dua kata kunci dalam teorinya yaitu Seleksi Alam (Natural Selection) dan Adaptasi (Adaptation)”.
Teori diatas memperkuat alasan bahwa coronavirus bisa dijadikan seperti Seleksi Alam. Hal ini bukan hal sepele jika terus membiarkan penyebaran terjadi,karena jika manusia tersebut tidak kuat terhadap virus ini dapat menyeleksi manusia secara tidak pandang bulu.
Kenyataan di lapangan seperti pada sarana pendukung untuk isolasi bagi pasien positif. Sarana isolasi bagi pasien positif sudah sangat penuh dan perlu menambah tempat menampung pasien positif. Hotel yang terkena dampak di alih fungsikan menjadi tempat isolasi untuk pasien positif maupun pasien yang masih dalam status reaktif.
ADVERTISEMENT
Kemudian untuk tempat pemakaman sendiri,beberapa kota besar yang berada dalam zona merah sudah sangat penuh. Sistem yang diberlakukan saat ini adalah tumpang pemakaman, jika satu pemakaman tersebut berisi satu mayat kini satu pemakaman bisa diisi oleh dua sesuai dengan luas pemakaman.
Yang perlu diperhatikan terkait jumlah maksimal kuota untuk mengisi ruang kelas. Biasanya untuk Pendidikan Tinggi seperti pada universitas pada umumnya diisi oleh 30-40 orang. Pernyataan ini membuat bertolak belakang dengan peraturan protokol kesehatan yaitu menjaga jarak.
Universitas tidak memiliki kebijakan yang bisa disesuaikan pada kondisi pandemi seperti sekarang. Alangkah baik pihak kampus membuat kebijakan seperti jika jumlah satu kelas mahasiswa terdiri dari 40 orang,50% bisa melakukan tatap muka di ruangan kelas dan 50% melakukan pembelajaran secara online dan dilakukan secara bergantian.
ADVERTISEMENT
Fasilitas penunjang pada Pendidikan Tinggi seperti Hand Sanitizer,tempat cuci tangan atau segala yang mendukung protokol kesehetan dinilai masih kurang. Sekolah yang berada jauh dari pusat perekonomian sangat perlu diperhatikan karena akses untuk memberikan logistik kesehatan susah dijangkau.
Peraturan untuk membuka kembali sekolah tatap muka harus secara ketat. Ada konsekuensi tersendiri jika peraturan mengenai protokol kesehatan pada lingkungan kampus itu dilanggar oleh seluruh civitas akademika. Membiasakan diri dengan protokol kesehatan pada kegiatan sehari-hari menjadi bekal kita untuk kembali beraktifitas seperti biasa di kala pandemi.
Di Indonesia,masih belum ditemukan vaksin corona. Hingga saat ini,vaksin yang baru tersedia adalah vaksin Sinovac tahap pertama dengan jumlah sebanyak 1,2juta.
Menurut Menteri Kesehatan,Bapak Terawan mengatakan vaksin tahap pertama ini harus diuji klinis lewat BPOM dan uji kehalalan lewat MUI. Vaksin tahap pertama dikhususkan untuk tenaga medis,tenaga penunjang bekerja pada fasilitas kesehatan di seluruh 7 Provinsi di Pulau Jawa dan Bali.
ADVERTISEMENT
Semoga dengan ada pandangan ini dapat menjadi referensi dalam merealisasikan perencanaan kembali sekolah tatap muka pada januari 2021. Perencanaan ini terdapat dampak baik dan buruk untuk mendukung pendidikan pada masa pandemi yang belum tau sampai kapan akhirnya. Terus mematuhi protokol kesehatan dimanapun dan kapanpun kita berada #ingatpesanibu.