Main ke Medan? Jangan Lupa Berkunjung ke 4 Loka Historis Ini!

Reh Atemalem
Perempuan, ibu, pejalan
Konten dari Pengguna
28 Agustus 2019 20:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Reh Atemalem tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ada rencana berkunjung ke Medan dalam waktu dekat? Jika iya, jangan lewatkan kesempatan untuk menjajal aneka rupa makanan khas yang enaknya sudah terkenal seantero negeri. Nah, di antara waktu kulineran itu, yuk mampir ke 5 tempat wisata berikut.
Graha Maria Annai Velangkani (foto: atemalem)
ADVERTISEMENT
Vihara atau gereja? Pertanyaan ini mungkin muncul saat kaki pertama kali menginjak gerbang Graha Maria Annai Velangkani. Gereja ini dibangun pada September 2001-September 2005. Pembangunannya didedikasikan pada Bunda Maria yang dikenal di India sebagai Annai Velangkanni Arokia Matha atau yang dapat dirtikan sebagai Bunda Penyembuh (Our Lady of Good Health).
Graha Maria Annai Velangkani diresmikan pada Oktober 2005 silam dan digunakan setiap hari untuk beribadah. Seperti layaknya berkunjung ke rumah ibadah, pastikan menjaga sopan santun dan menggunakan pakaian yang sesuai. Rumah ibadah ini bebas dikunjungi mulai pukul 07.00 pagi hingga 20.00 malam.
Graha Maria Annai Velangkani (foto: atemalem)
Graha Maria Annai Velangkani (foto: atemalem)
Istana Maimun peninggalan Kesultanan Deli ini dibangun pada 1888 oleh Raja ke-9 yaitu Sultan Deli, Sultan Mahmud Al Rasyid Perkasa Alamsyah. Bangunan istana terdiri dari 2 lantai dan memiliki 30 ruangan.
ADVERTISEMENT
Arsitek ternama asal Belanda, Th. Van Erp, didapuk menjadi arsitek bangunan yang didirikan di atas lahan seluas 2.772 meter ini. Proses pembangunannya memakan waktu hampir 3 tahun, dimulai sejak 26 Agustus 1988 dan selesai pada 18 Mei 1981.
Istana Maimun masih terawat hingga kini. Yuk langkahkan kaki dan manjakan mata dengan indahnya bangunan yang memadukan gaya Melayu, Belanda, Spanyol, Turki, India, dan Italia ini saat berkunjung ke Kota Medan. Istana Maimum buka setiap hari mulai pukul 08.00 pagi - 17.00 sore.
Masjid Raya Al Mashun ini dikenal juga dengan nama Masjid Agung Medan. Masjid yang memadukan gaya arsitektur Timur Tengah, Spanyol dan India, ini adalah karya arsitek Belanda, Van Erp dan JA Tingdeman.
ADVERTISEMENT
Masjid Raya Al-Mashun didirikan pada masa kepemimpinan Sultan Deli, Sultan Mahmud Al Rasyid Perkasa Alamsyah. Luas bangunan masjid bersegi delapan ini mencapai 5 ribu meter persegi dan luas lahannya 18 ribu meter persegi. Proses pembangunanya sendiri memakan waktu tiga tahun, yaitu sejak 21 Agustus 1906 hingga 19 September 1909.
Konon, ada terowongan rahasia yang menghubungkan Masjid Raya Medan ke kamar Sang Sultan di Istana Maimun. Sayangnya belum ada bukti nyata/foto yang mendukung cerita tersebut.
Ingin berkunjung ke sini? Pastikan pakaian yang digunakan sudah sesuai aturan. Pengunjung perempuan diharapkan menutup kepala dan seluruh tubuh, sedangkan pengunjung laki-laki diminta menggunakan pakaian yang sopan dan celana panjang. Tapi tenang saja, jika terlanjur datang tanpa pakaian yang cocok, penjaga Masjid akan memberikan sehelai selendang atau kain sarung untuk menutup aurat. Masjid bisa dikunjungi kapan saja.
ADVERTISEMENT
Nama bangunan diambil dari nama pemiliknya, Tjong A Fie. Pada usia 18 tahun, A Fie merantau dari Cina Selatan ke Deli, menyusul jejak saudara laki-lakinya, Tjong Yong Hian. Perjalanan yang tak sia-sia karena kemudian pada era akhir 1800-an, Tjong A Fie sukses jadi konglomerat berkat bisnis di bidang perkebunan.
Pada 1911, Tjong A Fie kemudian diangkat sebagai "Kapitan Tionghoa" (Majoor der Chineezen) untuk memimpin komunitas Tionghoa di Medan. Bangunan bergaya arsitektur China, Malaysia, dan Art Deco yang kelak dinamakan Tjong A Fie Mansion ini didirikan oleh Tjong A Fie untuk istrinya pada 1895.
Tjong A Fie meninggal pada 1921 di usia 61 tahun. Bangunan bernilai sejarah ini dibuka untuk umum mulai 18 Juni 2009 untuk memperingati ulang tahun Tjong A Fie yang ke-150. Pada 2015 lalu, bangunan ini resmi menjadi cagar budaya nasional. Tjong A Fie Mansion bisa dikunjungi antara pukul 09.00 pagi hingga 17.00 sore. Siapkan uang senilai Rp35.000 untuk tiket masuk.
ADVERTISEMENT
--
Berawal dari sebuah kampung yang didirikan oleh Guru Patimpus di pertemuan Sungai Deli dan Sungai Babura, Medan berkembang menjadi pusat pemerintahan Kesultanan Deli, sebuah kerajaan Melayu. Pada perkembangan selanjutnya, pemerintah Hindia Belanda menyematkan status kota dan menjadikan Medan sebagai pusat pemerintahan Karesidenan Sumatra Timur.
Pada tahun 2017, penduduk Kota Medan mencapai 2.247.425 jiwa. Dengan luas wilayah mencapai 265,10 km², kepadatan penduduk mencapai 8.478 jiwa/km². Berdasarkan jumlah penduduknya, Medan menduduki peringkat 3 sebagai kota terbesar di Indonesia.
/salam jalan-jalan
Reh Atemalem Menulis cerita perjalanan di: atemalem.com