Dampak Mengonsumsi Junk Food Berlebihan bagi Kesehatan Kulit dan Tubuh

Konten dari Pengguna
9 Desember 2019 21:28 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Athala Rania Insyra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi makan junk food Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi makan junk food Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Di zaman yang serba canggih ini, semakin banyak orang-orang yang lebih memilih suatu hal dengan cara instan untuk menghemat waktu mereka. Contohnya, dalam hal makanan. Sekarang ini, semakin banyak restoran yang menjual makanan cepat saji. Restoran-restoran ini jauh lebih banyak peminatnya daripada restoran biasa.
ADVERTISEMENT
Alasannya adalah restoran tersebut membuat makanan dengan cepat sekaligus lezat. Apalagi, ditambah dengan kerjasama antara restoran dengan fitur ojek online yang mengkhususkan untuk mengantar makanan. Maka dari itu, masyarakat jadi lebih sering mengonsumsi junk food atau makanan cepat saji karena jauh lebih praktis.
Perlu kita ketahui, dikutip dari laman World Health Organization atau WHO, “Ada sepuluh jenis makanan yang termasuk junk food di antaranya gorengan, fast food, daging berlemak, asinan, daging olahan, makanan yang dipanggang, makanan manis beku, manisan kering, makanan kaleng, dan olahan keju.” Dari pernyataan tersebut, banyak masyarakat yang sudah mengetahui bahwa kandungan yang terdapat pada makanan tersebut tidak sehat jika dikonsumsi terlalu sering atau berlebihan.
Namun kenyataannya, makanan-makanan tersebut tetap diminati dan hampir setiap hari di konsumsi. Junk food mengandung jumlah lemak yang besar, banyak mengandung garam dan gula, serta rendah nutrisi dan kalori. Junk Food juga tidak mengandung bahan makanan asli. Nyatanya, banyak sekali bahan kimia yang terdapat pada Junk Food seperti bahan pengawet, bahan penyedap, dan pewarna makanan. Kandungan tersebut tidak mengandung gizi dan nutrisi untuk tubuh kita, bahkan memicu timbulnya penyakit berbahaya.
ADVERTISEMENT
Terlalu banyak mengonsumsi junk food mempunyai dampak buruk bagi kesehatan tubuh dan kulit. Terlalu sering mengonsumsi junk food dapat memicu segala penyakit berbahaya seperti obesitas, kanker, kolesterol, dan penyakit jantung. Dikutip dari laman klikdokter.com, di mana seorang dokter spesialis jantung dan pembuluh darah dr. Vito Damay, Sp.JP berkata,
“Penyebab kolesterol tinggi pada usia muda sering kali mirip dengan penyebab kolesterol tinggi pada kelompok usia tua. Kebanyakan penyebab kolesterol tinggi adalah kegemukan, kurang olahraga, pola makan yang terlalu banyak gula serta junk food.”
Pernyataan ini sesuai dengan apa yang terjadi dengan beberapa teman penulis yang mempunyai kadar kolesterol yang cukup tinggi, padahal usianya masih dibawah 25 tahun. Hal ini disebabkan karena ia sering mengonsumsi junk food seperti makanan cepat saji dan gorengan dalam kehidupan sehari-harinya.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya berdampak buruk bagi tubuh, mengonsumsi junk food berlebihan pun juga tidak baik untuk kesehatan kulit. Menurut pengalaman, mengonsumsi junk food secara berlebihan dapat menyebabkan kulit berjerawat, kulit kusam, dan berminyak. Sebenarnya, pemicu jerawat adalah makanan yang kaya akan karbohidrat yang menyebabkan lonjakan kadar gula dalam darah.
Contohnya seperti makanan berminyak dan cokelat. Junk food merupakan makanan yang minim nutrisi dan gizi. Sehingga, dengan sedikit nutrisi dan gizi yang masuk ke dalam tubuh, kulit menjadi kusam karena proses regenerasi kulit terhambat akibat kekurangan nutrisi.
Kesimpulannya, mengonsumsi junk food berlebihan akan berdampak buruk untuk kesehatan tubuh dan kulit. Maka dari itu, sebaiknya kurangi mengonsumsi junk food dan perbanyak makan sayur dan buah-buahan untuk menambah nutrisi dan gizi.
ADVERTISEMENT
Gaya hidup yang serba praktis dan instan juga harus lebih diperhatikan. Tidak semua hal yang praktis tergolong sehat. Biasakan diri anda untuk lebih memperhatikan kandungan makanan yang masuk ke dalam tubuh dan pilihlah makanan yang lebih sehat demi kesehatan tubuh serta kulit anda di masa depan.
Penulis: Athala Rania Insyra
Mahasiswi Universitas Bina Nusantara Jurusan Marketing Komunikasi