Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Konten dari Pengguna
Makan Berlebihan Bukan Sekadar Lapar: Sebuah Perspektif Psikologis
2 Desember 2024 13:05 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Athaya Ramadhina Rajwa Hariawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Setelah mengalami hari yang melelahkan, padat, dan penuh tekanan, apakah kalian jadi sering mengalami episode makan berlebihan? Perilaku ini menjadi pola berulang yang sulit dikendalikan, sering disertai perasaan bersalah, malu, dan kehilangan kendali. Perilaku ini biasa disebut dengan Binge Eating Disorder (BED) atau gangguan pola makan yang sering kali tidak disadari oleh penderitanya, meski dampaknya terasa berat secara fisik dan emosional.
ADVERTISEMENT
Binge Eating Disorder (BED) adalah salah satu jenis gangguan perilaku makan yang membuat pengidapnya mengonsumsi makanan dalam jumlah yang berlebih (binge) dan merasa tidak dapat berhenti makan. Bayangkan anda terus-menerus mencoba mengisi kekosongan dengan makanan, hanya untuk merasa semakin kosong setelahnya. Fenomena ini bukan hanya tentang kurangnya kedisiplinan atau makan yang terlalu banyak, melainkan sebuah gangguan kompleks yang melibatkan sistem otak, hormon, dan emosi, yang semuanya bekerja di luar kesadaran penderita. BED memengaruhi banyak orang dari berbagai usia dan latar belakang, menjadikannya masalah yang mendesak untuk dipahami lebih dalam, terutama dari perspektif neurosains.
Bagaimana perspektif neurosains terhadap Binge Eating Disorder (BED)?
Perspektif neurosains terhadap Binge Eating Disorder (BED) menyoroti bahwa gangguan ini melibatkan perubahan signifikan dalam respons reward otak dan kontrol sirkuit asupan makanan. Berdasarkan penelitian yang didukung oleh National Institute of Mental Health (NIMH), perilaku gangguan makan, seperti binge eating, mengubah proses respons reward di otak. Perubahan ini memengaruhi kemampuan otak untuk mengendalikan nafsu makan dan memperkuat perilaku makan berlebihan. Studi ini menemukan bahwa respons reward yang terganggu sering kali membuat pola makan tidak sehat menjadi semakin kronis.
ADVERTISEMENT
Selain itu, penelitian yang dipublikasikan di Journal of Eating Disorders menunjukkan bahwa aktivitas abnormal dalam area yang memproses penghargaan dan korteks prefrontal (striatum ventral), yang mengatur pengambilan keputusan, berkontribusi terhadap kesulitan mengendalikan perilaku makan. Studi ini juga menggarisbawahi peran dopamin dalam BED, di mana neurotransmitter ini memediasi sensasi kesenangan dari makanan. Ketidakseimbangan dopamin dapat meningkatkan dorongan untuk mengonsumsi makanan tinggi kalori, meskipun menimbulkan rasa bersalah setelahnya.
Kenapa kita bisa mengidap Binge Eating Disorder (BED)?
A. Faktor Biologis
1. Genetik: Riwayat keluarga dengan gangguan makan atau masalah kesehatan mental dapat meningkatkan risiko BED. Faktor genetik memengaruhi cara otak mengatur makan, terutama dalam jalur reward dan kontrol impuls.
2. Ketidakseimbangan Kimia Otak: Gangguan pada neurotransmitter, seperti dopamin, yang memediasi respons penghargaan terhadap makanan, dapat menyebabkan dorongan untuk makan secara kompulsif
ADVERTISEMENT
B. Faktor Psikologis
1. Pengelolaan Emosi yang Buruk: Individu dengan BED sering menggunakan makanan untuk mengatasi stres, kecemasan, atau depresi. Makan berlebihan bisa menjadi coping mechanism, strategi yang digunakan untuk mengatasi stres dan emosi tidak nyaman, meskipun menimbulkan rasa bersalah setelahnya
2. Riwayat Trauma atau Pengalaman Negatif: Trauma masa kecil atau pengalaman sosial yang tidak mendukung dapat memicu perilaku binge eating sebagai respons terhadap tekanan
C. Faktor Sosial dan Lingkungan
1. Tekanan Sosial dan Budaya: Tekanan untuk memenuhi standar tubuh tertentu atau stigma terkait berat badan dapat memperparah hubungan negatif dengan makanan.
2. Ketersediaan Makanan: Paparan makanan tinggi kalori dan rendah nutrisi dapat memperburuk kebiasaan makan berlebihan, terutama saat dikaitkan dengan respons reward otak
ADVERTISEMENT
Apa dampak dari Binge Eating Disorder (BED) terhadap diri kita?
Binge Eating Disorder (BED) memiliki dampak yang signifikan baik secara fisik maupun psikologis. Secara fisik, gangguan ini dapat menyebabkan kenaikan berat badan yang berlebihan, yang meningkatkan risiko terjadinya penyakit terkait obesitas seperti penyakit jantung, tekanan darah tinggi, diabetes, serta masalah metabolik lainnya.
Secara psikologis, orang yang mengalami BED sering kali merasa malu, bersalah, dan memiliki harga diri yang rendah setelah episode makan berlebihan. Rasa tidak terkendali selama binge eating ini bisa menambah kecemasan dan depresi. Perasaan malu yang muncul sering kali membuat mereka menghindari interaksi sosial, menyebabkan isolasi sosial yang memperburuk kondisi mereka. Mereka juga sering terjebak dalam siklus diet dan pembatasan makan, yang justru dapat memicu episode binge eating lebih lanjut.
ADVERTISEMENT
Bagaimana cara menghindari gejala Binge Eating Disorder (BED)?
Untuk menghindari Binge Eating Disorder (BED), beberapa langkah dan tips yang dapat diikuti :
1. Makan dengan penuh perhatian. Fokuskan perhatian pada setiap suapan makanan. Perhatikan rasa, tekstur, dan aroma makanan yang kalian konsumsi, serta berikan waktu bagi tubuh untuk memberi sinyal kenyang. Makan dengan lebih sadar ini membantu mengurangi makan berlebihan dan meningkatkan hubungan positif dengan makanan.
2. Rencanakan makanan seimbang dan teratur. Mengatur waktu makan yang teratur dan memastikan makanan kalian mengandung gizi yang seimbang, termasuk karbohidrat kompleks, protein, lemak sehat, dan serat. Ini akan menjaga kestabilan kadar gula darah dan mencegah rasa lapar yang berlebihan.
3. Mengelola stress dan emosi. Banyak orang yang mengalami BED menggunakan makanan untuk mengatasi stres atau emosi negatif. Mengembangkan teknik untuk mengelola stres, seperti meditasi atau aktivitas fisik, dapat membantu mengurangi dorongan untuk makan berlebihan.
ADVERTISEMENT
Binge Eating Disorder (BED) dapat memengaruhi kesehatan fisik dan mental secara signifikan. Untuk mencegahnya, penting untuk menerapkan pola makan seimbang, mengelola stres, dan berlatih mindful eating. Jika kalian atau orang yang kalian kenal berjuang melawan BED, mendapatkan bantuan dari seorang profesional sangat penting untuk mendukung proses pemulihan, yang memerlukan pendekatan menyeluruh serta perawatan yang tepat.
Referensi
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (n.d.). Binge eating disorder. Retrieved from https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/2266/binge-eating-disorder
National Institute of Mental Health. (2021). Eating disorder behaviors alter reward response in the brain. Retrieved from https://www.nimh.nih.gov/news/science-news/2021/eating-disorder-behaviors-alter-reward-response-in-the-brain
Schag, K., Schönleber, J., Teufel, M., Zipfel, S., & Giel, K. E. (2013). Disordered eating behaviors are associated with higher reward-driven decision-making in obesity. Journal of Eating Disorders, 1(1), 20. Retrieved from https://jeatdisord.biomedcentral.com/articles/10.1186/s40337-018-0187-1
ADVERTISEMENT
National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases. (n.d.). Binge eating disorder: Symptoms and causes. Retrieved from https://www.niddk.nih.gov/health-information/weight-management/binge-eating-disorder/symptoms-causes
National Eating Disorders Association. (n.d.). Binge eating disorder. Retrieved from https://www.nationaleatingdisorders.org/binge-eating-disorder/
Patient.info. (n.d.). How common is binge eating disorder and how does it affect people?. Retrieved from https://patient.info/news-and-features/how-common-is-binge-eating-disorder-and-how-does-it-affect-people
Eating Disorder Specialists. (n.d.). How to manage binge eating disorder. Retrieved from https://eatingdisorderspecialists.com/manage-binge-eating-disorder/
Verywell Health. (2021). How to stop binge eating. Retrieved from https://www.verywellhealth.com/how-to-stop-binge-eating-5094830