Konten dari Pengguna

Mahasiswa KKN UNS Tawarkan Solusi Inovatif Atasi Masalah Sampah di Bandardawung

Athayu Mayang
Mahasiswi Sastra Indonesia Universitas Sebelas Maret
21 Februari 2025 22:05 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Athayu Mayang tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto bersama mahasiswa KKN EPPM 34 UNS dengan DPL dan perangkat Desa Bandardawung, Tawangmangu. (Sumber: dokumentasi pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Foto bersama mahasiswa KKN EPPM 34 UNS dengan DPL dan perangkat Desa Bandardawung, Tawangmangu. (Sumber: dokumentasi pribadi)
ADVERTISEMENT
KARANGANYAR---Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kelompok Edukasi Pendampingan dan Pemberdayaan Masyarakat 34 Universitas Sebelas Maret periode Januari-Februari 2025 melaksanakan serangkaian program kerja di Desa Bandardawung, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.
ADVERTISEMENT
KKN sebagai bentuk pengabdian mahasiswa kepada masyarakat memberikan ruang kepada mahasiswa untuk berkontribusi dalam permasalahan pengelolaan sampah yang ada di Desa Bandardawung. Selaras dengan poin Sustainable Development Goals (SDGs) nomor 12 yakni konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab. Program yang dilaksanakan secara langsung mendukung praktik produksi berkelanjutan melalui pemanfaatan limbah serta meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai gaya hidup ramah lingkungan.
Kegiatan sosialisasi mengenai Metode Pengolahan Sampah secara Organik dan Anorganik dilaksanakan pada 14 Februari 2025 dengan dihadiri oleh perangkat desa Bandardawung. Dalam sosialisasi ini, mahasiswa KKN memaparkan beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan sampah tanpa menimbulkan dampak negatif dalam jangka panjang.
Untuk penanganan permasalahan sampah dibagi menjadi dua metode berdasarkan jenis sampah yang ditangani, yakni organik dan anorganik. Metode yang diusulkan untuk menangani sampah organik yaitu dengan menggunakan maggot dari lalat Black Soldier Fly (BSF).
ADVERTISEMENT
Penggunaan metode ini dipilih sebab maggot BSF dapat mengurangi volume sampah organik dalam waktu singkat. Selain itu, dalam prosesnya tidak menimbulkan bau menyengat serta tidak menyebarkan penyakit. Maggot BSF juga memiliki nilai ekonomis karena dapat juga dimanfaatkan sebagai pakan ternak dan sisa pengolahannya dapat digunakan sebagai pupuk.
"Sosialisasi ini merupakan upaya kami untuk berkontribusi dalam menyukseskan salah satu dari 3 program utama yang dicanangkan oleh pemerintah desa Bandardawung, yaitu upaya untuk mengolah sampah hingga selesai di desa. Dalam sosialisasi ini, pembicara bermaksud untuk memberikan saran dan masukan perihal metode pengolahan sampah yang cocok untuk diterapkan di rumah sampah yang ada di desa Bandardawung," ujar salah satu anggota tim KKN.
Permasalahan sampah anorganik, mahasiswa memberi usulan dengan cara pengolahan sampah menjadi paving block dan kerajinan tangan lainnya seperti jam dinding, meja, tatakan gelas, dan lain-lain. Pemanfaatan sampah plastik menjadi bahan pembuatan paving block dan kerajinan tangan menjadi langkah inovatif karena limbah plastik sendiri sulit terurai secara alami.
ADVERTISEMENT
Dengan metode ini, sampah plastik yang mencemari lingkungan dapat dimanfaatkan menjadi barang-barang dengan nilai jual lebih, sehingga sampah yang awalnya tidak memiliki nilai guna dapat memberikan dampak secara ekonomis untuk desa.
Program kerja selanjutnya yang dilakukan sebagai bentuk kontribusi mahasiswa dalam pengelolaan sampah adalah Penyuluhan Pemanfaatan Limbah Rumah Tangga berupa Minyak Jelantah menjadi Sabun Cair. Kegiatan ini dilakukan di Balai Desa Bandardawung pada tanggal 12 Februari 2025 dengan diikuti oleh ibu-ibu anggota PKK Desa.
Minyak jelantah sebagai limbah rumah tangga dapat mencemari lingkungan jika dibuang sembarangan dan menyebabkan penyumbatan. Pengolahan limbah minyak jelantah menjadi sabun cair membantu meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pengelolaan limbah rumah tangga dengan cara kreatif serta multiguna. Kegiatan ini diharapkan dapat mendorong masyarakat untuk mengurangi pencemaran lingkungan, terutama yang disebabkan oleh limbah rumah tangga.
ADVERTISEMENT
Dengan adanya serangkaian program kerja yang dilaksanakan, diharapkan desa dapat lebih efektif dalam menangani permasalahan pengelolaan sampah serta menciptakan dampak berkelanjutan yang positif. Program KKN ini tidak hanya berfokus pada solusi praktis dalam pengelolaan sampah, tetapi juga berperan dalam meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap prinsip pembangunan berkelanjutan, sehingga tercipta pola hidup yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.