Konten dari Pengguna

Menyapa Langit: Pelarian dari Rutinitas di Kaki Gunung

Athiatun Fajriya Maulida
Saya adalah seorang mahasiswi angkatan 2023 di Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
20 Januari 2025 10:58 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Athiatun Fajriya Maulida tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dokumentasi Pribadi Narasumber
zoom-in-whitePerbesar
Dokumentasi Pribadi Narasumber
ADVERTISEMENT
Mendaki gunung tentunya bukanlah sekedar aktivitas fisik yang dapat menguras tenaga, namun disisi lain juga merupakan sebuah perjalanan batin dengan membawa para pendaki yang memiliki hobi ataupun rasa jatuh cinta dengan gunung, dimana keheningan alam dapat menenangkan jiwa yang lelah. Bagi sebagian orang, mendaki gunung merupakan salah satu pelarian yang terbaik dari hidup yang beku atau monoton di kehidupan sehari-hari yang penuh dengan rutinitas ataupun tekanan. Setiap langkah yang diambil terdapat suatu cerita tantangan dan juga kenangan yang membekas ketika mendaki gunung.
ADVERTISEMENT
ujar Rizqi, salah satu narasumber mahasiswa Universitas Sebelas Maret yang memiliki hobi mendaki saat dilakukan wawancara Senin, 16 Desember 2024.
Gunung di Indonesia sangat beragam jenisnya, dan tentu beberapa diantaranya masih aktif dan para pendaki ada saja yang masih nekat mendaki untuk melepaskan penat sejenak melihat kuasa dari Yang Maha Kuasa. Gunung Merapi, Rinjani, Semeru dan Lawu selalu menjadi tujuan utama bagi pendaki untuk bertemu dengan pemandangan yang menyejukkan mata favoritnya. Pendakian gunung yang biasanya dimulai dari dini hari ketika udara masih dingin dan masih gelap dalam kegelapan malam langkah demi langkah membawa para pendaki melintasi suatu hutan yang sunyi dan hanya pohon yang bergesekan karena angin menjadi teman setia di sepanjang perjalanan.
ADVERTISEMENT
Tantangan terbesar dalam suatu pendakian adalah medan yang cukup terjal dan dapat menguras fisik. Tanjakan yang cukup curam dapat menuntut setiap pendaki untuk melakukan kerja yang keras dalam mendaki gunung dan juga sabar yang selalu dituntut untuk penuh. Dalam setiap tikungan tubuh terasa lelah dan udara tipis yang ada di ketinggian menjadikan nafas semakin terengah.
Cuaca yang seringkali tak terduga menjadi salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh para pendaki terkadang hujan deras yang datang tanpa peringatan pembuatan jalur pendakian yang menjadi licin dan penuh resiko. Kabut tebal yang menyelimuti gunung pun bisa membuat jarak pandang yang terbatas dan menambah rasa sulit ketika hendak menjadikan perjalanan sampai puncak. Dalam kondisi seperti ini ketangguhan mental sangat diperlukan dan sangat diuji karena pendaki harus mampu mengatur emosi dan tetap tenang walaupun tantangannya semakin berat. Cuaca yang buruk yang menambah ketegangan merupakan salah satu bagian dari keindahan dan mendaki gunung menurut para pendaki. Karena setiap tantangan yang dihadapi di jalur pendakian dapat mengajarkan tentang kesehatan mental kesabaran dan bagaimana menghadapi ketidakpastian dari kehidupan.
ADVERTISEMENT
Selain tantangan fisik dan cuaca pendakian gunung juga membawa suatu peran dan pesan yang penting mengenai pentingnya dari menjaga kelestarian alam karena sampai yang dihasilkan telah mendakiat harus dibawa turun kembali dan kebersihan gunung menjadi tanggung jawab bersama para pendaki. Hal ini bukan hanya mengenai menjaga suatu keindahan alam namun juga tentang menciptakan kesadaran bahwa alam lah yang menjadi tempat kita tinggal bersama dan kita harus menjaga keberlanjutannya untuk generasi yang akan datang.
Suara angin yang berdesir suara dedaunan yang bergesekan dan keheningan yang menghentikan waktu memberi ruang bagi para pendaki untuk menemukan kembali kedamaian dalam diri mereka. Sebuah perjalanan menuju puncak gunung dapat menjadi suatu perjalanan menurut diri sendiri untuk kembali mengenal siapa kita apa yang kita inginkan dan apa yang sebenarnya penting dalam hidup kita saat ini.
ADVERTISEMENT
Bagi sebagian pendaki mendaki gunung lebih dari sekedar pencapaian fisik karena mereka menganggap hal tersebut menjadi sebuah perjalanan spiritual yang mendalam dan dapat memungkinkan untuk merasakan kedekatan dengan alam. Gunung yang dengan segala kebesarannya dapat menyadarkan kita sebagai manusia mengenai betapa kecilnya kita di tengah kekuasaan alam semesta yang tak terhingga ini. Walaupun begitu kecil alam tetap memberikan suatu kekuatan dan kedamaian yang sangat amat luar biasa dan menghubungkan pendaki dengan kedalaman diri mereka sendiri.
Dalam setiap perjalanan mendaki gunung pun menawarkan pengalaman yang tak terlupakan dan penuh makna. Pendakian mengajarkan banyak hal mengenai kehidupan dan perjuangan serta bagaimana prosesnya untuk bertahan dan teguh walaupun rintangan dan badai menghadang. Udah kerja proses ketika mendaki juga dapat belajar mengenai pentingnya ketahanan mental, ketekunan, serta bagaimana menemukan kedamaian dalam menghadapi suatu tantangan kehidupan.
ADVERTISEMENT
Namun, di balik setiap usaha dan juga perjuangan tentunya terdapat kenikmatan tersendiri yang dapat membuat semua lelah tersebut akan menjadi terbayarkan lunas begitu sampai di puncak gunung yang dicapai.
Dokumentasi Pribadi Rizqi
ujar Riyan, narasumber lain saat ditanya mengenai apa hal yang paling berkesan saat mendaki, pada 11 Januari 2025 lalu.
Dokumentasi Pribadi Riyan
Mendaki gunung merupakan sebuah perjalanan yang lebih dari sekedar fisik namun juga memiliki pemahaman yang mendalam mengenai kehidupan itu sendiri dari keindahan pemandangan yang mengagumkan hingga tantangan yang berat yang harus dilaluinya setiap langkah yang kita ambil di jalur pendakian merupakan bagian dari perjalanan dari menuju puncak bukan hanya puncak gunung puncak pemahaman dan kedamaian dalam hidup kita.
ADVERTISEMENT
Athiatun Fajriya Maulida, mahasiswa Ilmu Komunikasi di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta