Konten dari Pengguna

Kecanduan TikTok Live: Virtual Gift Jadi Mata Pencaharian

Atik Imro'atul Hasanah
Mahasiswa Universitas Jember Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
27 April 2025 14:37 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Atik Imro'atul Hasanah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Di era digital seperti saat ini , tak perlu lagi panggung besar untuk menjadi “artis.” Cukup dengan kamera ponsel dan akun TikTok, siapa pun bisa siaran langsung, menghibur ribuan penonton, dan jika beruntung hal itu bisa menghasilkan rupiah dari virtual gift.
ADVERTISEMENT
Fenomena TikTok Live kini telah bertransformasi dari sekadar hiburan menjadi ruang interaktif yang intens, baik secara psikologis maupun ekonomis. Banyak pengguna, baik penonton maupun kreator, merasakan kecanduan terhadap pengalaman live streaming ini. Mereka tergoda oleh sensasi interaksi langsung, validasi sosial, dan dorongan untuk selalu hadir dan diperhatikan. Fitur-fitur seperti live chat dan hadiah virtual memberikan efek mirip dopamin digital, mendorong para kreator untuk sering tampil agar tetap terhubung dengan audiens.
Desighby Bing Image Creator AI
zoom-in-whitePerbesar
Desighby Bing Image Creator AI
Di sisi lain, sistem monetisasi yang memungkinkan kreator menukarkan hadiah virtual dengan uang membuka peluang ekonomi baru. Bagi sebagian orang, terutama yang berasal dari daerah dengan keterbatasan ekonomi, TikTok Live menjadi mata pencaharian yang menjanjikan meskipun tidak selalu stabil. Mereka melihatnya sebagai bentuk kerja digital yang fleksibel dan lebih mudah diakses jika dibandingkan dengan pekerjaan konvensional.
ADVERTISEMENT
Namun, di balik fenomena ini, terdapat sisi kontroversial yang perlu dicermati. Banyak kreator yang rela menampilkan konten provokatif, mengumbar kesedihan, atau bahkan melakukan aksi merendahkan diri demi mendapatkan hadiah dari penonton. Selain itu, praktik manipulasi hingga pelecehan digital sering terjadi secara terselubung selama siaran. Ironisnya, tak sedikit pelaku dan penikmat fenomena ini yang masih di bawah umur, menjadikannya isu etika dan regulasi yang patut diperhatikan lebih lanjut. TikTok Live, dengan segala daya tarik serta risikonya, kini mencerminkan dinamika masyarakat digital yang terus berkembang tanpa henti.