Konten dari Pengguna

Ibu dan Karakter Anak: Menguatkan Kemanusiaan melalui Cooperative Learning

Atika Agustina Tarik
Mahasiswa Magister Pendidikan Agama Islam UIN Sunan Ampel
6 Mei 2025 14:56 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Atika Agustina Tarik tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Shutterstock.com
zoom-in-whitePerbesar
Shutterstock.com
ADVERTISEMENT
Pendidikan karakter anak tidak hanya bergantung pada pembelajaran akademis di sekolah, tetapi juga pada nilai-nilai kehidupan yang ditanamkan dalam lingkungan keluarga, terutama oleh ibu. Sebagai sosok yang seringkali berperan utama dalam mendidik anak, ibu memiliki peran yang sangat besar dalam membentuk karakter anak, yang pada akhirnya memengaruhi cara mereka berinteraksi dengan masyarakat dan dunia di sekitar mereka. Dalam konteks ini, pendekatan cooperative learning atau pembelajaran kooperatif, yang mengutamakan kerjasama dan interaksi sosial, bisa menjadi metode efektif untuk menguatkan nilai-nilai kemanusiaan pada anak, dengan ibu sebagai pendamping dan fasilitator utama.
ADVERTISEMENT
Islam, sebagai agama yang mengajarkan nilai-nilai luhur, sangat menekankan pentingnya pendidikan karakter sejak dini. Konsep akhlaq atau moralitas dalam Islam tidak hanya berkaitan dengan hubungan seorang hamba dengan Tuhan, tetapi juga hubungan antarmanusia. Dalam Al-Qur’an dan hadis Nabi Muhammad SAW, kita diajarkan untuk hidup dengan saling menghormati, menolong, dan bekerja sama dalam kebajikan. Pembelajaran kooperatif dalam konteks ini sejalan dengan nilai-nilai Islam yang mengajarkan solidaritas, kerjasama, dan saling mendukung.
Peran Ibu dalam Pembentukan Karakter Anak
Sejak lahir, ibu adalah sosok pertama yang memberi pengaruh besar dalam kehidupan anak. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW menyebutkan bahwa surga terletak di telapak kaki ibu, menggambarkan betapa pentingnya peran ibu dalam mendidik dan membentuk karakter anak. Ibu tidak hanya berfungsi sebagai pengasuh, tetapi juga sebagai pendidik pertama yang menanamkan nilai-nilai moral, agama, dan sosial.
ADVERTISEMENT
Dalam hal ini, ibu memainkan peran yang tak tergantikan dalam memberikan contoh nyata dan membimbing anak dalam proses pembentukan karakter mereka. Mengajarkan anak tentang pentingnya kerjasama, empati, dan tanggung jawab merupakan tugas ibu yang tak terhingga. Dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif, ibu dapat memfasilitasi anak dalam memahami pentingnya interaksi sosial, di mana setiap individu saling bergantung dan berkontribusi untuk mencapai tujuan bersama. Nilai-nilai ini sangat penting dalam pembentukan karakter anak yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga matang secara emosional dan sosial.
Cooperative Learning dalam Islam: Membangun Kemanusiaan Anak
Cooperative learning adalah metode pembelajaran yang menekankan pada kerjasama antar individu dalam mencapai tujuan yang sama. Metode ini berfokus pada kolaborasi, di mana setiap anak memiliki kesempatan untuk saling belajar dan mendukung satu sama lain. Dalam konteks Islam, konsep kerjasama ini sangat erat kaitannya dengan prinsip ukhuwah atau persaudaraan, yang mendorong umat Islam untuk saling membantu dan bekerja sama dalam segala hal yang membawa kebaikan.
ADVERTISEMENT
Dalam pembelajaran kooperatif, anak-anak belajar untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman, serta berkolaborasi untuk menyelesaikan tugas atau masalah bersama. Nilai-nilai seperti kerja sama, kejujuran, rasa saling menghargai, dan tanggung jawab sosial dikembangkan melalui interaksi ini. Ibu sebagai pendidik dalam keluarga dapat menggunakan pendekatan ini dengan memberi kesempatan anak untuk bekerja dalam kelompok, baik dalam kegiatan sehari-hari maupun dalam aktivitas belajar di rumah. Misalnya, dengan membagi anak dalam kelompok-kelompok kecil untuk menyelesaikan tugas bersama, atau mengajarkan mereka cara berbagi dan membantu teman-teman dalam kegiatan kelompok.
Islam mengajarkan bahwa setiap individu memiliki potensi untuk berkembang dan berkontribusi dalam masyarakat. Dalam Surah Al-Mujadila ayat 11, Allah SWT berfirman, "Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat." Ayat ini mengingatkan kita bahwa pendidikan dan ilmu, yang disertai dengan pembentukan karakter, dapat mengangkat derajat seseorang. Oleh karena itu, pembelajaran kooperatif yang mendorong kerjasama dan menghargai kontribusi setiap individu sejalan dengan ajaran Islam yang menekankan pentingnya menciptakan masyarakat yang saling mendukung dan penuh kasih sayang.
ADVERTISEMENT
Ibu Sebagai Fasilitator dalam Pembelajaran Kooperatif
Dalam menerapkan cooperative learning di rumah, ibu dapat bertindak sebagai fasilitator yang memotivasi anak untuk bekerja sama dan membantu mereka mengatasi tantangan bersama. Salah satu contoh yang bisa dilakukan adalah dengan mengajak anak untuk berkolaborasi dalam kegiatan sehari-hari, seperti membersihkan rumah, menyiapkan makanan, atau merawat tanaman. Melalui aktivitas-aktivitas ini, anak-anak belajar pentingnya kerja sama dan tanggung jawab dalam mencapai tujuan bersama.
Ibu juga dapat membimbing anak untuk menyelesaikan tugas kelompok yang lebih kompleks, seperti memecahkan masalah atau membuat proyek kreatif. Dengan memberikan kesempatan anak untuk bekerja dalam tim, ibu mengajarkan mereka untuk menghargai pendapat orang lain, mendengarkan, dan berkontribusi untuk keberhasilan bersama. Hal ini sangat penting dalam pembentukan karakter anak, terutama dalam menciptakan generasi yang peduli, empatik, dan mampu bekerja sama dengan orang lain.
ADVERTISEMENT
Mengintegrasikan Nilai Islam dalam Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif yang dilakukan oleh ibu di rumah dapat diperkaya dengan nilai-nilai Islam yang menekankan pada kerja sama, tolong-menolong, dan kasih sayang antar sesama. Ibu dapat mengajarkan anak untuk bekerja bersama dengan niat yang ikhlas, tanpa berharap pamrih, serta untuk selalu berbuat baik kepada orang lain. Salah satu ajaran penting dalam Islam adalah konsep sadaqah atau memberi dengan tulus, yang dapat diterapkan dalam konteks pembelajaran kooperatif melalui berbagi ilmu, waktu, dan usaha untuk kebaikan bersama.
Selain itu, ibu dapat mengenalkan anak pada kisah-kisah inspiratif dalam Islam, seperti perjuangan Rasulullah SAW dan para sahabat dalam bekerja sama demi kebaikan umat. Ini dapat menginspirasi anak untuk memahami bahwa kerja sama yang dilandasi oleh niat baik dan keikhlasan akan membawa keberkahan dalam kehidupan mereka.
ADVERTISEMENT
Peran ibu dalam membentuk karakter anak sangatlah penting, dan salah satu cara yang efektif untuk membangun karakter anak adalah melalui pembelajaran kooperatif. Melalui kolaborasi, anak-anak tidak hanya belajar untuk menyelesaikan tugas bersama, tetapi juga belajar tentang pentingnya nilai-nilai kemanusiaan seperti empati, kerja sama, dan tanggung jawab. Dengan mengintegrasikan pembelajaran kooperatif dalam kehidupan sehari-hari, ibu dapat menciptakan lingkungan yang mendukung pembentukan karakter anak yang penuh kasih, peduli, dan siap berkontribusi untuk masyarakat. Dalam perspektif Islam, pendekatan ini bukan hanya mendidik anak menjadi pribadi yang cerdas, tetapi juga membentuk mereka menjadi individu yang mampu berinteraksi dengan penuh hormat dan kasih sayang terhadap sesama.