Harapan Ambisi dalam Genggaman Amplop Coklat

Atika Juniati
Mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Amikom Purwokerto
Konten dari Pengguna
16 Januari 2024 18:17 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Atika Juniati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Petugas KPPS menyiapkan surat suara pada pemungutan suara ulang di TPS 71, Cempaka Putih, Tangerang Selatan. Foto: Helmi Afandi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Petugas KPPS menyiapkan surat suara pada pemungutan suara ulang di TPS 71, Cempaka Putih, Tangerang Selatan. Foto: Helmi Afandi/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Politik sedang menggemparkan dunia nyata maupun dunia maya negeri ini. Seruan-seruan melalui media sosial dan banyaknya baliho serta pamflet terpajang di jalanan yang membuat lebih berwarna. Selain calonnya yang membuat dunia menjadi ramai, hebohnya pendaftaran KPPS (Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara) pada Pemilu dan Pilkada 2024.
ADVERTISEMENT
Masyarakat dari usia muda hingga tua berbondong-bondong meramaikan balai desa kelurahan setempat, salah satunya di kelurahan Winduaji. Pendaftaran petugas KPPS dibuka dari tanggal 11 sampai 20 Desember. Tidaklah mudah untuk mendaftarkan diri sebagai anggota KPSS dan serba-serbi persyaratan yang terbilang pelik nan rumit. Tetapi, tidak jarang pula orang yang mudah menyerah dan mempunyai ambisi.
Telihat genggaman amplop coklat di sekitaran lingkungan kelurahan. Dari ratusan dokumen dalam genggaman membawa keuntungan yang dikantongi oleh para pembuka toko percetakan sangat menjanjikan saat penjualan formulir KPPS berlangsung. Selain itu, untuk memenuhi dan menggandakan dokumen asli sebagai persyaratan pendaftaran.
Mungkin orang yang gagap akan teknologi dan kurangnya informasi akan merasa bingung dan bertanya-tanya ‘mengapa kantor kelurahan menjadi ramai orang yang membawa sejengkal harapan di amplop coklat? Apa yang sedang terjadi?’ Kenyataannya, memang penyebaran berita KPPS telah dibuka melalui sosial media dan melalui mulut ke mulut.
sumber: dokumentasi pribadi
Bukankah hal yang wajar setiap harinya, jika kantor kelurahan sangat sepi akan pengunjung. Hanya waktu-waktu tertentu saat ramai, seperti ketika pembagian bantuan untuk warga yang kurang mampu, dan sedang mengadakan acara-acara seperti donor darah dan lain-lain. Selama pemilu dan pilkada akan diberlangsungkan, di saat itu juga akan membuat kantor kelurahan ramai dengan dipenuhi orang-orang yang menggenggam amplop coklat.
ADVERTISEMENT
Selain minimnya pengetahuan, terkadang malasnya seseorang lebih kuat untuk mendaftar dikarenakan tidak memenuhi persyaratan ataupun banyaknya persyaratan yang harus dikumpulkan. Tetapi berbeda dengan orang yang ingin mencoba nasibnya untuk sebuah pengalaman yang mempunyai alasan yang cukup menyenangkan.
Berbagai alasan untuk mendaftarkan anggota tersebut, seperti ibu Irma yang menyebutkan nominal gaji yang didapat saat bekerja menjadi anggota KPPS pemilu dan pilkada 2024. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, pendapatan yang didapat di tahun ini cukup mengejutkan. Dikarenakan, mengalami kenaikan sangat drastis dan sangat berbeda saat menjadi anggota KPPS di tahun 2020.
ADVERTISEMENT
Banyak orang berpikiran, bekerja di KPPS hanya butuh sehari dan akan mendapatkan nominal yang cukup besar. Selain mendapatkan teman baru, pengalaman mengikuti perhitungan suara di dalam ruangan yang dipenuhi oleh saksi-saksi partai akan membuat hati berdegup kencang seperti mengikuti perlombaan tersendiri. Harapannya calon yang disukai serta dipilih menang dan mendapatkan suara unggul.