Singgah di Tempat Ternyaman

Atika Juniati
Mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Amikom Purwokerto
Konten dari Pengguna
16 Januari 2024 18:16 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Atika Juniati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi kota Yogyakarta. Foto: M. Rinandar Tasya/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kota Yogyakarta. Foto: M. Rinandar Tasya/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Perjalanan kali ini membuat hati merasa senang untuk mengobati rindu yang menggebu-gebu. Perjalanan dengan seribu kalimat yang penuh dengan canda tawa. Kenangan ini, akan selalu terkenang sampai kapanpun. Diawali dengan kabar gembira menjadi salah satu finalis lomba di kota istimewa. Siapa yang tidak terkejut mendengar hal tersebut?
ADVERTISEMENT
Senyuman yang terpancar dari para finalis membuat hati riang bukan kepalang. Mental yang kuat saat mendengar pengumuman kejuaraan menjadi syarat utama untuk berangkat menuju kota. Tiket kereta sudah terpesan, saatnya menikmati perjalanan dengan hati yang senang. Detak jantung berdegup kencang, pertanda pengumuman akan dimulai. Doa selalu dipanjatkan setiap detiknya, berharap menjadi salah satu pemenang. Tetapi, harapan itu musnah saat pengumuman sudah penutupan. Dan senyuman menjadi suram.
sumber: dokumentasi pribadi
Cerita masih berlanjut, hingga ada satu kesempatan untuk bertemu dengan orang kesayangan. Terhitung tidak bertemu sudah lima tahunan. Kesempatan ini mengubah sebuah kesedihan yang amat dalam menjadi pengobat kerinduan. Awalnya tidak ada niatan untuk ketemuan, tetapi rasa egois itu terkalahkan.
Dia sudah berumur tua, tetapi tidak lupa dengan anaknya yang jauh di sana. Awalnya dia hanya melihat dari kejauhan, lalu saat membuka masker dari dekat alangkah terkejutnya dia. Rasa bahagia sekaligus bertanya-tanya, mengapa jarang mengunjungi saya? Apakah dia lupa?
ADVERTISEMENT
Tentunya jawabannya tidak, tetapi apa boleh buat keadaan serta kondisi tidak bisa membuat dia bolak-balik perjalanan yang teramat jauh. Tentunya, memaklumi harus diimbangi rasa yang kuat untuk tidak bertemu selama bertahun-tahun. Dia hanya berkata “Tidak apa kita tidak bertemu, asalkan saling berdoa akan kehidupan yang bahagia.” Ucap seorang ayah yang sudah lama tidak bertemu dengan anaknya.
Seketika, sedihku menjadi haru biru. Bertemu dengan ayah, menjadi salah satu mimpi yang indah. Perjalanan yang menciptakan sebuah kenangan yang nyata di kota istimewa Yogyakarta. Benar kata orang-orang, bukan hanya kotanya, melainkan penduduknya juga istimewa. Rasanya ingin selalu hidup di dekatnya.