Konten dari Pengguna

Digitalisasi Ekonomi dan Dampaknya terhadap Kehidupan Masyarakat Era Modern

Justhilwa
Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
12 Mei 2022 21:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Justhilwa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi : Ekonomi Digital. Foto : Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi : Ekonomi Digital. Foto : Pixabay
ADVERTISEMENT
Pada era modern seperti sekarang, semua aspek dan sektor dalam kehidupan masyarakat tampaknya telah perlahan-lahan berubah. Perubahan ini berupa peralihan dari konvensional ke digital. Beberapa aspek kehidupan tersebut meliputi aspek politik, pariwisata, dan sosial. Sektor ekonomi yang juga merupakan sektor utama dalam kehidupan masyarakat juga mendapat dampak dari peralihan tersebut. Fenomena peralihan ekonomi secara masif namun terjadi secara perlahan ini kerap disebut dengan digitalisasi ekonomi.
ADVERTISEMENT
Digitalisasi ekonomi atau ekonomi digital adalah suatu fenomena dimana seluruh kegiatan ekonomi masyarakat berubah menjadi ekonomi yang berbasis pada jaringan telekomunikasi. Selain bergantung pada jaringan, ekonomi digital juga bergantung pada perangkat serta akses internet yang memadai.
Beberapa karakter dan acuan dalam menentukan apakah ekonomi sebuah negara atau daerah telah berubah menjadi ekonomi digital atau belum adalah menggunakan tiga aspek utama penentu ekonomi digital. Tiga aspek tersebut adalah pengetahuan dan kompetensi dalam mengoperasikan sistem ekonomi tersebut, ekonomi yang serba digital, dan yang serba virtual tanpa harus secara langsung bertemu. Digitalisasi ekonomi juga didukung oleh adanya keingingan pemerintah agar seluruh dinamika ekonomi di Indonesia bisa beralih menjadi ekonomi digital dengan adanya pembahasan isu terkait pada pertemuan G20.
ADVERTISEMENT
Dari beberapa pengertian, sifat serta ciri-ciri ekonomi digital tersebut, maka tentu saja ekonomi digital memberikan dampak positif yang sangat besar. Dampak positif tersebut berdampak langsung terhadap kehidupan masyarakat. Khususnya dalam hal memudahkan dan memperlancar segala kegiatan ekonomi yang mungkin atau sudah terjadi. Tetapi, di balik dampak positifnya yang banyak tersebut, ekonomi digital juga menyebabkan banyak perubahan buruk yang terjadi di tengah masyarakat. Sehingga, untuk menetralisir dampak negatif yang ditimbulkan, diperlukan sikap peka dan aktif dari masyarakat.
Ekonomi digital yang serba virtual menawarkan banyak sisi positif dan manfaat yang menggiurkan untuk digunakan, salah satunya adalah kemudahan dalam pembayaran. Masyarakat konvensional pada dahulunya menggunakan uang tunai dalam pembayaran, mereka tidak mengenal apa itu uang elektronik atau sekarang marak dipanggil dengan e-money. Berbeda dengan masyarakat modern yang mayoritas telah mengenal bahkan sering menggunakan fasilitas yang merupakan salah satu dampak positif dari digitalisasi ekonomi. E-money memberikan fasilitas berupa kemudahan pembayaran dengan cara seperti scan barcode atau memasukkan nomor rekening tujuan. Kegiatan ini juga memudahkan masyarakat dalam mengelola keamanan keuangan karena uang disimpan secara virtual seperti Gopay, Shopeepay dan Dana.
ADVERTISEMENT
Selain kemudahan pembayaran, marketplace seperti Shopee, Tokopedia, dan Lazada juga mendapat dampak positif yang teramat masif dari munculnya ekonomi digital ini. Apabila masyarakat dulunya harus belanja langsung ke pasar atau toko konvensional, maka hal tersebut sudah bisa dilakukan secara daring. Berbagai marketplace dan aplikasi belanja telah hadir menyusul dengan berkembang pesatnya ekonomi digital. Selain menawarkan kemudahan berbelanja dengan tidak perlu hadir langsung ke toko, fasilitas ini juga menawarkan berbagai promosi yang tentu menarik di mata masyarakat. Dengan adanya marketplace pula, masyarakat bisa menghemat waktu dan tenaga mereka.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, ekonomi digital juga mengakibatkan berbagai perubahan buruk terjadi di masyarakat. Dampak buruk yang dimaksud seperti mengurangi peluang lapangan kerja bagi para karyawan. Hal ini disebabkan karena ekonomi digital yang bertumpu pada transaksi serba digital, lebih banyak menggunakan robot atau mesin dalam mengoperasikan transaksi mereka. Transaksi yang serba digital ini juga tentunya memerlukan berbagai data seperti nomor rekening dan alamat pribadi dari pembeli. Salah satu kasus yang pernah menggemparkan masyarakat Indonesia yang berkaitan dengan cyber crime dan digitalisasi ekonomi adalah kebocoran data penggunana Tokopedia ke dark web pada tahun 2020 lalu.
ADVERTISEMENT
Di samping itu, ekonomi digital juga menyebabkan berkurangnya interaksi sosial langsung antara penjual dengan pembeli. Di aplikasi marketplace, biasanya penjual dan pembeli hanya “bertemu” secara virtual tanpa bisa bertemu secara langsung demi membicarakan terkait transaksi yang ingin dilakukan. Digital ekonomi juga “mendukung” banyaknya aksi kejahatan di dunia internet atau cyber crime untuk terjadi. Para penjahat yang lebih mampu dalam mengoperasikan perangkat komunikasi, kerap menggunakan kemampuan mereka untuk berbuat kejahatan. Kejahatan yang sering terjadi ini seperti kasus penipuan dan pencurian data pribadi masyarakat.
Sehingga, untuk menetralisir dan memaksimalkan perkembangan ekonomi digital pula, diperlukan sebuah sifat aktif dan peka dari masing-masing masyarakat. Sikap ini diharapkan bisa menjadi perisai pelindung bagi mereka ketika melakukan transaksi secara digital. Hal ini juga dilakukan agar tingkat kriminalitas di dunia internet khususnya di Indonesia bisa terus ditekan menjadi lebih rendah. Dengan adanya sifat aktif dan peka akan isu ekonomi digital, maka masyarakat juga bisa menjadi sumber daya manusia yang berkualitas dalam bidang ekonomi. Masyarakat juga dapat menjadi generasi yang berpotensi untuk menjadi peran utama dan tokoh penting dalam perkembangan digitalisasi ekonomi kedepannya.
ADVERTISEMENT