Ini 3 Hal untuk Antisipasi Terjadinya KDRT dalam Pernikahan Menurut Islam

Atika Hafsah Aliyah
Mahasiswi S1 Ilmu Al Quran dan Tafsir UIN Sunan Ampel Surabaya. Saya dalam mengisi waktu luang digunakan untuk menulis di blog pribadi sebagai bentuk pengembangan diri dari hobi.
Konten dari Pengguna
31 Januari 2023 10:09 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Atika Hafsah Aliyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gambaran emosional dalam KDRT. Foto: pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
Gambaran emosional dalam KDRT. Foto: pixabay.com
ADVERTISEMENT
Banyak pasangan suami istri yang berakhir dengan perceraian, tak jarang KDRT menjadi salah satu penyebabnya. Belum lagi banyaknya berita-berita yang bermunculan tentang KDRT, yang tak jarang membuat salah satunya dipenjara.
ADVERTISEMENT
Bukan hanya pasangan-pasangan yang sudah menikah sejak lama, tapi kalangan pasangan muda tak jarang juga pernikahannya mengalami hal tersebut.
Oleh karena itu, artikel ini akan memberi tahu para calon pengantin wanita atau pun orang tua yang ingin mempersiapkan anaknya menyelami dunia pernikahan menurut Islam agar terhindar KDRT.

1. Memilih Pasangan yang Tepat

Menuju pernikahan itu untuk menyatukan kita. Foto: pixabay.com
Saat ini banyak anak muda khususnya dalam memilih calon yang penting bermodal cinta, harta banyak, fisik sempurna, sehingga mengesampingkan aspek pentingnya, yaitu agama dan akhlaknya.
Terutama dalam memilih calon suami. Seperti yang kita tahu bahwa suami adalah pemegang kendali sangat penting di rumah tangga, ibarat menjadi juru mudi bagi keselamatan penumpangnya.
Ada salah satu hadits dari al Tirmidzi, Ibnu Majah, dan al Hakim yang bersumber dari Abu Hurairah, dari Nabi SAW bersabda “Apabila datang kepadamu seorang yang kamu senangi agama dan akhlaknya, maka kawinkanlah dia dengan anak perempuanmu, jika tidak, niscaya akan mendatangkan fitnah di bumi ini dan akan menimbulkan kerusakan yang mengerikan.”
ADVERTISEMENT
Jika agama dan akhlaknya sudah benar, maka Insya Allah dapat dipastikan aspek lainnya terpenuhi. Modal keduanya itu dapat mengantarkan rumah tangga dalam mencapai kesuksesan di dunia dan mencapai ketaatan kepada Allah SWT.
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوٰتِ مِنَ النِّسَاۤءِ وَالْبَنِيْنَ وَالْقَنَاطِيْرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْاَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ۗ ذٰلِكَ مَتَاعُ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا ۗوَاللّٰهُ عِنْدَهٗ حُسْنُ الْمَاٰبِ
Artinya:
“Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa yang diinginkan, berupa perempuan-perempuan, anak-anak, harta benda yang bertumpuk dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan, hewan ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik.” (Ali Imran: 14)

2. Mengalahkan Ego

Saling memahami lahir dari adanya cinta yang tulus. Foto: pixabay.com
Manusia tidak akan terlepas dari kekurangan-kekurangannya, terutama masalah ego. Banyak rumah tangga mengalami peristiwa KDRT hanya karena salah satu pihak memiliki ego yang tinggi, dan pihak satunya juga tidak ingin terkalahkan, sehingga terjadilah perang pendapat yang tidak bisa dihentikan.
ADVERTISEMENT
Keegoisan biasanya lahir saat salah satu pihak kalah dalam mengontrol emosinya, mungkin disebabkan kelelahan, permasalahan di luar dibawa ke rumah, punya penyakit borderline personality disorder, atau masalah lain yang dipendam (tidak diceritakan).
Kalau hal ini tidak bisa mengendalikannya, pasti akan menimbulkan KDRT atau bahkan sampai perceraian, dan biasanya juga ada yang sampai terjadi pembunuhan.
Ilustrasi pernikahan. Foto: Shutterstock
Oleh karena itu, sebelum menuju ranah pernikahan harus siap menerima segala kekurangannya, dikarenakan kalau menerima kelebihannya itu tentu sangat mudah sekali.
Al Quran menambahkan kalau dijadikan sesuatu itu berpasang-pasangan; termasuk manusia, adalah untuk mengetahui kebesaran Allah SWT.
وَمِنْ كُلِّ شَيْءٍ خَلَقْنَا زَوْجَيْنِ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ
Artinya:
“Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan agar kamu mengingat (kebesaran Allah).” (Adz Dzariyat: 49).
ADVERTISEMENT

3. Pernikahan yang Disetujui Orang Tua/Keluarga

Pernikahan bahagia dengan hadirnya restu orang terdekat dan tersayang. Foto: pixabay.com
Di samping kedua hal di atas yang telah disebutkan, hal ketiga ini adalah faktor penting untuk mencapai pernikahan yang sakinah, mawaddah, dan warrahmah.
Nikah lari yang dilakukan atas persetujuan kedua mempelai itu tidak akan membawa keberkahan dan kebahagiaan yang hakiki (semu), walaupun itu mencakup 2 syarat yang sudah disebutkan sebelumnya.
Banyak rumah tangga yang mengalami keretakan, terutama KDRT yang disebabkan karena dia ingin hidup dengan pilihannya dan mengabaikan pendapat sekitarnya. Ini bukan hanya tentang ego, tapi juga nafsu yang menguasainya. Padahal meminta persetujuan dengan orang tua atau keluarga itu penting untuk membawa pernikahan yang langgeng.
Ilustrasi Pernikahan. Foto: Eddie Cheever/Shutterstock
Hal ini tentu untuk meminimalisir sesuatu yang tidak diinginkan, karena tidak ada orang tua/keluarga yang tidak ingin melihat anak/pertalian darah/semisalnya (dalam keluarga) hidup bahagia. Kalaupun ada yang sebaliknya, tetap hal ini harus diperhatikan.
ADVERTISEMENT
Dan berdoa adalah kunci yang sangat manjur untuk meluluhkan hati orang tua dan keluarga dalam menerima calon mempelai yang diinginkan, kalau misal sudah mantap dan yakin melalui istikharah.
Jadi, 3 hal yang sudah disebutkan adalah bentuk persiapan untuk menghindari terjadinya KDRT dalam bentuk antisipasi. Semoga Allah menjaga rumah tangga siapa pun untuk sampai tujuan dunia akhirat. Aamiin.