Pentingnya Bahasa Isyarat Bagi Pelayanan Publik

Atika Putri Setiawan
Mahasiswi Program Studi S1 Akuntansi di Universitas Pamulang
Konten dari Pengguna
15 April 2022 10:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Atika Putri Setiawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber : Pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
Sumber : Pixabay.com
ADVERTISEMENT
Komunikasi adalah proses mengirim dan menerima informasi dari satu pihak ke pihak lainnya. Agar komunikasi dapat berjalan dengan lancar dan pesan yang disampaikan dapat dipahami perlu adanya kesamaan dalam penggunaan bahasa. Hal itu dikarenakan bahasa yang sama dapat memudahkan penerima pesan untuk memahami makna informasi yang diterima.
ADVERTISEMENT
Pelayanan publik adalah salah satu tempat dimana keberhasilan komunikasi sangat penting. Hal ini dikarenakan pelayanan publik merupakan tempat pemenuhan kebutuhan masyarakat atas pelayanan baik berupa jasa atau barang. Para penyelenggara pelayanan publik khususnya petugas yang berhubungan langsung dengan masyarakat harus memiliki kecakapan dalam berkomunikasi agar kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi.
Semua orang berhak mendapatkan pelayanan yang sama. Begitu juga dengan penyandang disabilitas seperti tuna rungu dan tuna wicara. Meski mereka menggunakan bahasa yang berbeda dengan kebanyakan orang, tetapi dalam aspek pelayanan publik mereka tetap memiliki hak yang sama.
Para tuna rungu dan tuna wicara biasanya berkomunikasi menggunakan gerak bibir, bahasa tubuh, gerakan mata, ekspresi wajah, serta gerakan tubuh atau yang lebih dikenal dengan bahasa isyarat. Bagi sesama pengguna bahasa isyarat tentu tidak menjadi masalah dalam berkomunikasi. Lain halnya dengan orang biasa yang tidak menggunakan bahasa isyarat sebagai bahasa utama pasti akan sulit untuk memahami makna dari informasi yang disampaikan pengguna bahasa tersebut.
ADVERTISEMENT
Dalam ruang lingkup pelayanan publik hal ini tentu harus diperhatikan. Kemampuan menggunakan bahasa isyarat menjadi penting karena tidak semua orang yang membutuhkan pelayanan publik dapat berbicara dengan sebagaimana semestinya.
Sebagai contoh yaitu pelayanan publik di kecamatan. Biasanya masyarakat datang ke kecamatan untuk mengurus administrasi seperti pembuatan kartu tanda penduduk. Bagi warga yang memiliki kekurangan yaitu tidak dapat berbicara ia akan menggunakan bahasa isyarat untuk menyampaikan tujuannya datang kesana. Petugas yang tidak mengerti maksudnya akan kebingungan dan bertanya kepada petugas lainnya. Jika tidak ada yang mengerti, lalu petugas akan meminta orang tersebut untuk menuliskan apa yang ingin disampaikan. Hal ini pasti akan membutuhkan waktu yang lebih banyak dan pelayanan menjadi tidak efektif dan efisien.
ADVERTISEMENT
Untuk itu diperlukan kebijakan agar para petugas pelayanan publik memiliki kemampuan bahasa isyarat terutama petugas yang berhubungan langsung dengan masyarakat. Hal ini dimaksudkan untuk menjamin kesamaan hak bagi penyandang disabilitas tuna rungu dan tuna wicara dalam memperoleh pelayanan.
Pentingnya bahasa isyarat diharapkan dapat menjadi renungan bagi penyelenggara pelayanan publik. Agar pada saat menangani atau memberi pelayanan kepada penyandang disabilitas dapat dilakukan secara efektif dan efisien.