Konten dari Pengguna

Keserakahan Manusia dalam Memegang Jabatan yang Berujung Korupsi

Atiullah
Mahasiswi ITB Ahmad Dahlan Jakarta
6 Januari 2023 14:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Atiullah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
foto di potret sendiri (hak milik sendiri)
zoom-in-whitePerbesar
foto di potret sendiri (hak milik sendiri)
ADVERTISEMENT
Korupsi adalah istilah yang berasal dari bahasa Latin corruption dari kata kerja corrumpere yang bermakna busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik, menyogok, mencuri, maling.
ADVERTISEMENT
Menurut kamus besar bahasa indonesia, pengertian korupsi adalah penyelewengan atau penyalahgunaan uang negara (perusahaan, organisasi, yayasan, dan sebagainya) untuk keuntungan pribadi atau orang lain.
Dalam arti luas, konsep korupsi adalah penyalahgunaan jabatan resmi untuk keuntungan pribadi. Hampir semua bentuk pemerintah/pemerintahan rawan korupsi. Tingkat keparahan korupsi bervariasi dari pengaruh dan bantuan sekecil apapun untuk memberi dan menerima bantuan hingga korupsi parah yang dirumuskan secara formal, dll.
Korupsi bukan hal yang asing lagi terdengar oleh masyarakat indonesia, karena zaman dulu pada masa kerajaan sudah tersebar luas. Saat itu, para petinggi kerajaan menipu mereka yang masih buta huruf dan tidak berpendidikan. Mereka harus membayar pajak jauh lebih tinggi daripada pajak yang dikenakan oleh kerajaan.
ADVERTISEMENT
Ada banyak aspek yang menyebabkan seseorang melakukan korupsi, salah satunya adalah faktor ekonomi. Hal ini, sering dianggap sebagai penyebab utama terjadinya korupsi. Karena fakta menunjukkan bahwa korupsi tidak dilakukan oleh kalangan menengah ke bawah. justru dilakukan oleh orang kaya dan berpendidikan tinggi. Secara tidak langsung mereka sudah mencerminkan sifat keserakahan/ ketamakan sebagai manusia. Oleh karena itu, tidak lagi memperdulikan halal dan haram dalam mencari nafkah. Tak jarang karena banyaknya tuntutan keluarga, juga menjadi alasan seseorang melakukan korupsi. Karena gaya hidup glamor dan mewah, mengikuti trend dan gaya hidup layaknya artis, yang menyebabkan seseorang memiliki akhlak yang rendah. Dengan demikian seseorang mudah tertarik dengan perbuatan tersebut, seperti lemahnya iman, kejujuran atau rasa malu dalam melakukan perbuatan tersebut.
ADVERTISEMENT
Baru baru ini kasus Lukas enembe yang saat ini menjabat sebagai gubernur papua tengah terjerat kasus korupsi. Komisi pemberantasan korupsi (KPK) sebelumnya telah menetapkannya sebagai tersangka dalam kasus gratifikasi sebesar Rp 1 miliar. Gratifikasi itu diduga terkait dengan sejumlah proyek pembangunan dari dana APBD provinsi papua.  Yang dikutip dari TEMPO.CO, Jakarta  (Sabtu, 5 November 2022 00:20 WIB).
Selama ini, upaya pencegahan masih bersifat tambal sulam. Salah satunya melalui Pendidikan, penyuluhan, pelatihan dan sosialisasi antikorupsi. Namun sejauh ini, perkembangan tekhnologi belum dimanfaatkan untuk mencegah korupsi. Cara lain untuk mengatasi masalah ini, adalah dengan mendirikan atau membentuk organisasi independen yang didedikasikan untuk memberantas korupsi. Dengan demikian, perlahan-lahan dapat dimusnahkan seiring bejalannya waktu. Tapi tanpa kesadaran dari setiap individu, tidak akan berjalan sesuai dengan rencana yang telah disepakati sebelumnya. Menyelenggarakan kegiatan antikorupsi, juga sangat penting untuk mengedukasi masyarakat agar terhindar dari perbuatan tersebut.
ADVERTISEMENT
Sangat penting juga, memberikan pendidikan antikorupsi secara terpadu mulai dari pendidikan dasar hingga perguruan tinggi. Pendidikan antikorupsi sejak dini, diharapkan membuat anak lebih reflektif terhadap diri sendiri. Sehingga ketika memasuki masyarakat tidak lagi mudah terpengaruh, dan memiliki informasi yang cukup dan benar tentang kegiatan antikorupsi. Dengan bantuan pendidikan antikorupsi, tercipta generasi muda yang mengetahui bahaya korupsi, bentuk-bentuk korupsi dan sanksinya jika seseorang melakukan korupsi.
Kegiatan ini, secara tidak langsung bisa melatih dan menumbuhkan kebiasaan baik terhadap anak-anak maupun remaja, misalnya  mempertimbangkan moral terkait perbuatan korupsi tersebut, sesuai dengan tugas dan tuntutan yang diharapkan. Siswa dilatih untuk menghargai pekerjaan yang sulit, seperti; menyelenggarakan ujian tanpa menyontek, berarti mengajarkan nilai kejujuran melalui transparansi hasil penilaian guru dan membiarkan siswa menginterpretasikan manfaat keterbukaan. Dengan demikian, pelatihan antikorupsi dapat disusun sesuai dengan maksud dan tujuan pelatihan antikorupsi.
ADVERTISEMENT
Dari sini, sisi lain dari pendidikan antikorupsi dapat menanamkan moral pada setiap individu, dengan harapan dapat membangun karakter jujur, disiplin dan bertanggung jawab. Sehingga tidak melakukan korupsi dan dapat berperilaku sesuai dengan nilai-nilai antikorupsi.