Konten dari Pengguna

Pendekatan Strukturalisme dalam Karya Romeo and Juliet

Atmo
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Muhammadiyah A.R. Fachruddin Tangerang
9 Oktober 2024 16:11 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Atmo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Teori strukturalisme, yang berakar pada linguistik struktural Ferdinand de Saussure, memandang karya sastra sebagai bagian dari sistem tanda yang memiliki struktur tertentu. Dalam pendekatan ini, teks sastra dianalisis sebagai suatu jaringan relasi antar-elemen yang menciptakan makna. Elemen-elemen seperti alur, karakter, latar, dan gaya bahasa dipandang bukan sebagai unsur yang berdiri sendiri, melainkan bagian dari struktur keseluruhan teks yang saling terkait dan membentuk keutuhan.
ADVERTISEMENT
Strukturalisme berfokus pada relasi internal antar unsur, bukan pada konteks eksternal, seperti biografi penulis atau latar belakang sejarah. Analis strukturalis akan mengkaji bagaimana pola dan struktur tertentu di dalam teks membentuk makna, tanpa terikat pada maksud penulis atau interpretasi individual pembaca.
Ciri khas strukturalisme ialah pemusatan pada deskripsi keadaan aktual obyek melalui penyelidikan, penyingkapan sifat-sifat instrinsiknya yang tidak terikat oleh waktu dan penetapan hubungan antara fakta atau unsur-unsur sistem tersebut melalui pendidikan. Strukturalisme menyingkapkan dan melukiskan struktur inti dari suatu obyek (hirarkinya, kaitan timbal balik antara unsur-unsur pada setiap tingkat) (Bagus, 1996: 1040)
Elemen-Elemen Struktur dalam Teks Sastra
1. Alur (Plot): Alur dipahami sebagai rangkaian peristiwa yang terstruktur secara logis dan kronologis. Analis strukturalis melihat bagaimana peristiwa-peristiwa dalam alur saling berhubungan untuk menciptakan kesatuan dan koherensi teks.
ADVERTISEMENT
2. Karakter (Character): Karakter dianalisis berdasarkan peran mereka dalam struktur naratif, termasuk bagaimana mereka berinteraksi satu sama lain, berkembang, dan terlibat dalam konflik atau resolusi. Karakter dianggap sebagai fungsi dalam alur, bukan entitas individu.
3. Latar (Setting): Latar dilihat sebagai elemen yang mendukung konstruksi naratif. Tempat dan waktu tidak hanya sekadar lokasi fisik, melainkan unsur yang berkontribusi pada makna keseluruhan cerita.
4. Motif dan Tema: Analis strukturalis juga mencari pola-pola motif yang berulang dalam teks yang memberi kontribusi terhadap tema utama karya.
Contoh Analisis Strukturalisme: Romeo and Juliet karya William Shakespeare
Mari kita analisis Romeo and Juliet dengan pendekatan strukturalisme, khususnya dengan fokus pada alur, karakter, dan latar.
1. Alur: Alur dalam Romeo and Juliet mengikuti struktur naratif klasik tragedi, dengan lima tahap: eksposisi, komplikasi, klimaks, resolusi, dan katarsis. Cerita dimulai dengan perkenalan dua keluarga yang berseteru, keluarga Capulet dan Montague (eksposisi), kemudian konflik berkembang ketika Romeo dan Juliet jatuh cinta (komplikasi), diikuti oleh momen puncak yaitu kematian Mercutio dan Tybalt (klimaks), dan akhirnya mencapai titik di mana Romeo dan Juliet mengambil keputusan tragis yang salah (katarsis). Pola alur ini mengikuti pola universal dari tragedi yang melibatkan elemen konflik, pertemuan dengan nasib, dan akhirnya kehancuran.
ADVERTISEMENT
2. Karakter: Karakter dalam cerita berfungsi untuk mendukung alur tragedi tersebut. Romeo dan Juliet tidak hanya dilihat sebagai individu, tetapi sebagai "aktor" dalam struktur tragedi. Romeo mewakili idealisme cinta muda, sementara Juliet mewakili ketidakmungkinan cinta dalam kondisi sosial yang keras. Karakter lain, seperti Tybalt, Paris, dan Mercutio, berfungsi untuk memajukan konflik dan membentuk dinamika peristiwa. Setiap karakter menempati fungsi tertentu dalam struktur naratif, dan interaksi mereka membentuk konflik pusat, yaitu cinta yang terhalang oleh kebencian keluarga.
3. Latar: Verona, sebagai latar cerita, berfungsi bukan hanya sebagai lokasi fisik, tetapi juga simbol keterbatasan sosial dan aturan yang mengekang. Struktur kota yang terpecah oleh perseteruan dua keluarga ini mendukung tema sentral cerita, yaitu bagaimana cinta tidak dapat berkembang bebas dalam masyarakat yang terbagi oleh kebencian. Latar ini juga mendukung tragedi: latar gereja dan makam di akhir cerita menambah kesan religius dan fatalistik terhadap kematian tokoh-tokohnya.
ADVERTISEMENT
Kesimpulan
Dalam analisis strukturalis, teks sastra seperti Romeo and Juliet dianalisis sebagai sistem tanda yang koheren, di mana alur, karakter, dan latar saling mendukung untuk menciptakan kesatuan makna. Alur membentuk pola universal tragedi, karakter berfungsi sebagai elemen dalam struktur tersebut, dan latar memberikan konteks yang mendukung tema utama. Semua elemen ini tidak dianalisis secara terpisah, tetapi dilihat dalam kaitannya satu sama lain untuk memahami bagaimana struktur internal teks membentuk maknanya.
perpustakaan unimar by atmo
DAFTAR PUSTAKA
Amelia.C.A.(2024). “Memahami Sastra Melalui Teori Strukturalisme”.https://www.kompasiana.com/amelia23223/663830b5c57afb3eed4ce894/memahami-sastra-melalui-teori-strukturalisme?page=2&page_images=1
Antropedia.K.U.(2020). “Penjelasan Lengkap Teori Strukturalisme”. Antropedia Kawan UNDIP. Diakses pada tanggal 9 Oktober 2024 melalui link https://antropediakawanundip.wordpress.com/2020/09/21/pengertian-struktualisme-bincang-teori/.