Konten dari Pengguna

KENANGAN TAK BOLEH MENGHANCURKAN HARAPAN

14 Mei 2020 9:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Atria Rainindraeni tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
(Ilustrasi covid-19 (Foto: Pinterest.com/Freepik)
zoom-in-whitePerbesar
(Ilustrasi covid-19 (Foto: Pinterest.com/Freepik)
Kabar tutupnya satu restoran cepat saji yang menjadi perbincangan “warga” Twitter menarik perhatian saya. Kata kunci dengan nama restoran tersebut sempat menjadi trending topic yang menimbulkan pro dan kontra.
ADVERTISEMENT
Bagi masyarakat Indonesia, restoran itu dianggap memiliki banyak kenangan. Dengan alasan tersebutlah pada hari terakhir buka, mereka berbondong-bondong datang ke sana untuk mengabadikan momen terakhir walaupun sedang dalam masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) pandemi corona.
Dalam peraturan yang berlaku, seharusnya kegiatan yang melibatkan banyak orang (kerumunan) tidak diperbolehkan. Menurut beberapa berita yang saya baca, bukannya membubarkan, pihak panitia justru melakukan siaran langsung di Instagram pada saat acara penutupan. TNI, Polri, Babinsa, dan Satpol PP turun ke lokasi untuk membubarkan massa.
Lantas apakah yang dipikirkan oleh masyarakat yang datang saat itu?. Apakah mereka tidak memikirkan kesehatan diri sendiri dan orang lain?. Dari banyaknya massa yang datang, tidak ada yang tahu mengenai kondisi masing-masing. Walaupun berpendapat sudah menerapkan physical distancing, tetap saja di sana terdapat kerumunan manusia yang sangat berisiko.
ADVERTISEMENT
Sebagai salah satu masyarakat yang turut terkena imbas dari pandemi corona, saya menyayangkan hal tersebut. Di saat pemerintah sudah berusaha mengatasi pandemi dengan menerapkan PSBB, hanya karena satu acara hal tersebut bisa menjadi sia-sia.
Saya yang sudah menaati aturan pemerintah untuk menahan diri berkumpul dengan kerabat saja merasa kesal. Apalagi para pejuang garda terdepan corona Serta masyarakat merantau yang ingin mudik untuk bertemu keluarga tetapi harus menahan keinginannya itu. Kenangan memang tidak dapat dibeli dengan apa pun, tetapi kepentingan bersama untuk menghentikan pandemi bukankah lebih penting?.
Prediksi berakhirnya wabah corona di Indonesia pun belum pasti. Hal seperti itu saja sudah membuat khawatir, lantas bagaimana jika banyak masyarakat yang masih mengabaikan PSBB?. Tentu hal tersebut tidak diharapkan terjadi.
ADVERTISEMENT
Sebagai masyarakat yang baik, hal-hal yang melanggar aturan, walaupun sepele, sebaiknya janganlah diulang kembali. Jadikan pelajaran ke depannya untuk memikirkan risiko sebelum mengambil tindakan. Pedulilah terhadap diri sendiri, keluarga, dan orang lain agar terciptanya keamanan dan kenyamanan bersama.
(Atria Rainindraeni/Politeknik Negeri Jakarta)