Konten dari Pengguna

Meningkatkan Nasionalisme Generasi Milenial Menggunakan Jaringan Internet

Antonius Tri Novianto, ST, MM
Analis Pertahanan Negara Setditjen Kuathan Kemhan
18 Juni 2022 19:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Antonius Tri Novianto, ST, MM tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
Pixabay.com
Oleh : Antonius Tri Novianto, S.T., M.M. Analis Pertahanan Negara Ahli Madya Setditjen Kuathan Kemhan
ADVERTISEMENT
Definisi nasionalisme cukup komprehensif dan beragam. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, nasionalisme adalah paham (ajaran) untuk mencintai bangsa dan negara sendiri; sifat kenasionalan. Selain itu nasionalisme juga diartikan sebagai kesadaran keanggotaan dan mengabadikan identitas, integritas, kemakmuran, dan kekuatan bangsa itu; semangat kebangsaan. Adapun pengertian lain dari nasionalisme atau semangat kebangsaan adalah sebagai suatu perpaduan atau sinergi dari rasa kebangsaan dan paham kebangsaan. Secara sederhana setiap warga negara yang cinta terhadap bangsa dan negaranya bisa disebut memiliki rasa nasionalisme. Selain itu setiap warga negara yang memiliki semangat kebangsaan, itu pun bisa disebut memiliki rasa nasionalisme. Hanya saja bentuk atau cara mengimplementasikan rasa nasionalisme setiap warga negara tentu berbeda satu sama lain tergantung pada situasi dan kondisi, serta kapasitas masing-masing. Salah satu bentuk implementasi nasionalisme yaitu nasionalisme yang dilaksanakan oleh generasi muda.
ADVERTISEMENT
Nasionalisme di Era Generasi Milenial
Generasi muda hari ini (yang disebut generasi muda milenial) yang hidup di era yang berbeda, yaitu era baru era tanpa penjajahan, kemerdekaan yang diperoleh dari buah perjuangan generasi muda Indonesia di masa lalu, semestinya kita hargai dengan cara menjadi generasi muda yang memiliki jiwa dan rasa nasionalisme tinggi. Jangan sampai kita menjadi generasi muda yang merasa sedang berada di zona nyaman sehingga tidak mementingkan rasa nasionalisme, bila demikian maka cepat atau lambat rasa nasionalisme tersebut akan hilang dengan sendirinya. Berbeda dengan generasi muda masa lalu, generasi muda hari ini hidup dalam era globalisasi. Era yang dimulai sejak awal tahun 1980-an ini telah banyak mengubah berbagai bidang dan aspek kehidupan manusia, misalnya di bidang politik, sosial, ekonomi, agama, dan teknologi. Secara umum era globalisasi adalah proses mengglobal atau mendunia. Generasi milenal seharusnya memberikan peran dan kontribusi yang besar dalam era globalisasi saat ini, terutama peran dan kontribusi nyata dalam menghadapi pandemi Covid-19.
ADVERTISEMENT
Namun realita kondisi saat ini semangat jiwa nasionalisme pada sebagian generasi milenial mulai sedikit terkikis. Globalisasi menjadi salah satu pemicu semakin memudarnya jiwa nasionalisme pada sebagian generasi milenial bangsa. Hal yang justru semakin mengakar di beberapa pihak atau golongan adalah semangat untuk memperjuangkan kepentingan kelompok, sungguh ironis. Kurangnya penanaman jiwa nasionalisme atau semangat nasionalisme pada generasi muda bangsa membuat budaya asing dengan mudahnya mempengaruhi pola pikirnya dan efeknya pada jiwa patriotisme kurang kuat. Negara dan bangsa Indonesia sedang menghadapi kesulitan berupa kondisi darurat kesehatan akibat pandemi Covid-19, generasi milenial dengan nasionalismenya belum menunjukkan kontribusi nyata yang signifikan dalam menyelamatkan bangsa dan negaranya yang sedang terancam bahaya pandemi Covid-19. Implementasi di lapangan belum dijumpai sosok generasi milenial yang mampu menunjukkan nasionalisme secara menonjol untuk benar-benar mendarmabaktikan dirinya dalam usaha menyelamatkan bangsa dan negara dari ancaman pandemi Covid-19 yang sedang terjadi saat ini. Seperti halnya dalam penerapan kebijakan, belum terlihat lahirnya ide/gagasan yang tepat dari generasi milenial yang dapat diterapkan oleh pemerintah baik Pusat, Provinsi maupun Kabupaten/Kota dalam mengatasi pandemi Covid-19. Media informasi terutama penggunaan internet sangat mempengaruhi rasa nasionalisme para pemuda. Namun demikian perannya di media informasi, juga belum terlihat sosok generasi milenial yang mampu menangkal hoax terkait pandemi Covid-19, yang menonjol justru terlibat sebagai penyebar informasi hoax. Demikian juga dalam penerapan Protokol Kesehatan belum terlihat generasi milenial yang menjadi role model atau panutan dalam masyarakat dalam kepatuhannya terhadap penerapan Protokol Kesehatan, termasuk dalam membantu mengkampanyekan dan mengedukasi masyarakat, yang menonjol dalam berita-berita di media massa justru menjadi pelaku pelanggaran terhadap Protokol Kesehatan itu sendiri. Yang lebih memprihatinkan pada setiap kasus seperti penolakan pemakaman jenazah, pengambilan paksa jenazah di rumah sakit dan pengerahan massa yang tidak mengindahkan Protokol Kesehatan selalu ada peran generasi milenial yang terlibat di dalamnya.
ADVERTISEMENT
Teknologi Internet Sebagai Wadah Nasionalisme dan Kebangsaan
Penanaman dan peningkatan nasionalisme dalam dunia digital saat ini menjadi tantangan yang lebih besar bagi Indonesia sebagai negara besar dengan jumlah penduduk lebih dari 250 juta jiwa. Generasi milenial salah satu yang menikmati bonus demografi sebab sekitar 50 persen penduduk Indonesia adalah generasi muda. Menurut kajian Fathan Faris Saputro terdapat sekitar 80 juta orang yang berusia antara 17 hingga 37 tahun. Jumlah tersebut sangat banyak dan signifikan, mengingat populasi generasi millennial sudah mencakup 50 persen dari total penduduk di Indonesia. Hal ini merupakan potensi yang baik untuk kemajuan negara ke depan, namun akan terjadi sebaliknya apabila generasi milenial tidak siap mengemban amanah sebagai pemimpin masa depan.
ADVERTISEMENT
Generasi milenial sangat dekat dengan teknologi, sehingga kehidupan generasi ini tidak bisa dilepaskan dari teknologi dan internet. Hal ini sangat wajar karena generasi milennial lahir ketika handphone dan media sosial mulai muncul di Indonesia, sehingga generasi ini lebih melek teknologi dibanding generasi-generasi sebelumnya. Tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan teknologi dan internet bisa membawa dampak positif maupun dampak negatif bagi anak muda. Apabila tidak hati-hati dalam penggunaannya, generasi milenial dapat terjerumus ke hal-hal yang negatif, seperti mengunjungi situs-situs pornografi, membuka situs-situs radikalisme, atau salah dalam memilih teman dan komunitas di internet, bahkan berujung kepada rasa kebencian terhadap negaranya dengan melakukan hujatan terhadap negara sendiri yang melunturkan rasa nasionalisme. Selain itu, generasi milennial juga harus bijak dalam menggunakan media sosialnya. Generasi milenial seharusnya menggunakan internet untuk mencari ide-ide kreatif di Google, mencoba menulis artikel, melihat tutorial kreatif di Youtube, membuat foto-foto menarik untuk ditampilkan di Instagram atau Facebook, membagikan info-info yang bermanfaat di Twitter dan masih banyak lagi. Jangan sampai media sosial justru menjadi sarana untuk saling menghujat dan menjatuhkan satu sama lain atau untuk menyebarkan informasi hoax. Ide-ide kreatif dari generasi milenial tersebut diharapkan akan meningkatkan rasa nasionalisme. Jaringan internet harus digunakan sebagai media meningkatkan nasionalisme, metodenya antara lain dengan pembuatan situs/konten tentang nasionalisme, kontra opini terhadap pengaruh global penyebab sikap hedonisme, Digital Dialog tentang kegiatan bernuansa Nasinalisme, atau aktivitas-aktivitas lain yg benuansa nasionalisne melibatkan generasi milenial. Sasaran akhir dari penggunaan media sosial terutama internet seharusnya untuk mewujudkan kesiapan generasi milenial menjadi pemimpin nasional pada tahun 2045.
ADVERTISEMENT
Kesiapan dan kesadaran generasi milenial untuk menjadi pemimpin masa depan
Dalam rangka meningkatkan nasionalime generasi milenial sebagai pengguna jaringan internet, diperlukan strategi dan upaya yang komprehensif dari berbagai aspek, baik dari aspek internal generasi milenial maupun eksternal stakeholder terkait dengan cara meningkatan proses penanaman nilai-nilai nasionalisme dengan kesiapan dan kesadaran generasi milenial, meningkatan fungsi dan peran media sosial terutama jaringan internet dan televisi melalui pembentukan konten-konten dan program-program untuk generasi milenial yang di dalamnya mengandung nilai-nilai Pancasila, sejarah dan budaya lokal dan nasional Indonesia serta rasa nasionalisme.