Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Apoteker: Pilar Ten Stars of Pharmacist
10 Desember 2024 16:02 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Attaina Rizky Amalia Putri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pengertian Apoteker
ADVERTISEMENT
Apa sih apoteker itu? Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no 889 tahun 2021, apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai apoteker dan telah mengucapkan sumpah jabatan apoteker. Apoteker memiliki peran penting dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan di masyarakat. Apoteker tidak hanya menjadi “penjual obat”, tetapi apoteker memiliki beberapa peran penting.
ADVERTISEMENT
Konsep Ten Stars of Pharmacist
Menurut WHO, terdapat 10 peran dari seorang apoteker atau farmasis. Kesepuluh peran tersebut bernama Ten Stars of Pharmacist. Konsep mengenai Ten Stars of Pharmacist ini berkembang dari Seven Stars of Pharmacist yang diperkenalkan oleh WHO pada 2014 silam. Tujuh peran tersebut meliputi caregiver, communicator, decision maker, teacher, lifelong learner, leader, dan manager. Seiring berjalannya waktu dan meningkatnya kompleksitas dalam pelayanan kesehatan, konsep Seven Stars of Pharmacist berkembang menjadi Nine Stars of Pharmacist, dan pada akhirnya menjadi Ten Stars of Pharmacist.
Konsep Ten Stars of Pharmacist terdiri dari caregiver, decision maker, communicator, manager, life long learner, teacher, leader, researcher, entrepreneur, dan agent of positive change. Kesepuluh peran apoteker ini penting untuk dimiliki oleh setiap apoteker agar dapat memberikan pelayanan kesehatan dengan tepat.
ADVERTISEMENT
Pertama, caregiver.
Sikap caregiver pada apoteker dapat ditunjukkan dari sikap apoteker yang memberikan obat sesuai dengan resep dokter, memberikan informasi mengenai obat secara rinci kepada pasien, dan memberikan konseling serta edukasi kepada pasien. Seorang apoteker harus memiliki sikap empati dan peduli terhadap pasien.
Kedua, decision maker.
Seorang apoteker perlu memiliki sikap dapat mengambil keputusan. Sikap ini diperlukan oleh seorang apoteker untuk menentukan obat yang tepat, efektif, dan aman bagi pasien. Selain itu, sikap ini juga penting dimiliki oleh seorang apoteker untuk menentukan kebijakan-kebijakan mengenai kefarmasian dan mengevaluasi kebijakan-kebijakan yang ada.
Ketiga communicator.
Sudah seharusnya seorang apoteker memiliki kemampuan komunikasi yang baik. Hal ini diperlukan untuk menjelaskan mengenai dosis, cara penggunaan, efek samping, dan cara penyimpanan obat kepada pasien. Komunikasi yang baik juga diperlukan oleh apoteker untuk memberikan sosialisasi kepada masyarakat umum. Selain itu, kemampuan ini juga diperlukan untuk memudahkan kerja sama antara apoteker dengan tenaga medis maupun tenaga kesehatan lainnya sehingga tercipta sinergi diantara mereka.
ADVERTISEMENT
Keempat, manager.
Pada peran ini, seorang apoteker memiliki tanggung jawab untuk mengelola aspek operasional di apotek atau fasilitas kesehatan. Aspek tersebut mencakup manajemen sumber daya, waktu, dan staf agar pelayanan kefarmasian berjalan dengan efisien dan efektif.
Kelima, life long learner.
Seperti yang kita tahu, ilmu pengetahuan di bidang farmasi terus berkembang dan diperbaharui tiap tahunnya. Oleh karena itu, untuk dapat mengobati pasien dengan tepat, seorang apoteker perlu untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat.
Keenam, teacher.
Sebagai seorang pengajar, apoteker bertanggung jawab untuk memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai kesehatan dan penggunaan obat yang tepat. Seorang apoteker dapat memberikan edukasi kepada masyarakat melalui kegiatan-kegiatan, seperti sosialisasi kesehatan dan memberikan informasi mengenai suatu obat dengan tepat. Selain itu, seorang apoteker juga dapat menjadi seorang pengajar bagi rekan sejawat maupun tenaga kesehatan atau tenaga medis yang lain.
ADVERTISEMENT
Ketujuh, leader.
Seorang apoteker juga dapat menjadi leader atau pemimpin. Kepemimpinan yang dimaksud tidak hanya berkaitan dengan pengelolaan apotek saja, tetapi juga tentang peningkatan kualitas pelayanan kesehatan secara umum.
Kedelapan, researcher.
Peran ini penting dalam peningkatan kualitas kesehatan yang ada. Seorang apoteker dapat menjadi peneliti sehingga dapat menghasilkan terobosan pengobatan-pengobatan yang baru yang lebih efektif.
Kesembilan, entrepreneur.
Seorang apoteker dapat berperan sebagai entrepreneur dengan cara membuka apotek ataupun bisnis lainnya. Sebagai seorang entrepreneur, seorang apoteker perlu memiliki keterampilan, komunikasi, dan pemasaran yang baik.
Kesepuluh, agent of positive change.
Seorang apoteker dapat menjadi agen perubahan dalam dunia kesehatan. Langkah yang dapat dilakukan seorang apoteker adalah melalui berbagai kegiatan yang terjun langsung ke masyarakat, contohnya sosialisasi.
ADVERTISEMENT
Konsep Ten Stars of Pharmacist tersebut menjelaskan bahwa peran seorang apoteker bukan hanya sekedar penjual obat. Seorang apoteker berperan sebagai agen perubahan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui pelayanan kesehatan yang lebih baik.