Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1
Konten dari Pengguna
Melarikan Diri ke Pelukan Alam: Sejuknya Golaga di Purbalingga
9 Januari 2025 9:06 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Audrey Rahmaningtyas tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Ketika kebosanan mulai mengikat jiwa, hanya alam yang mampu memeluk kita dengan tenang. Begitulah perasaan saya ketika memutuskan untuk mengunjungi Golaga, destinasi wisata alam dengan aura hijau segar yang terletak di Purbalingga. Hari itu, Senin, 18 November 2024, saya mengajak dua teman baik saya Afifah dan Dhea, untuk bersama-sama melarikan diri dari rutinitas yang melelahkan. Kami ingin menjauh sejenak dari layar laptop yang terus memanggil-manggil, dan Golaga menjadi tujuan sempurna.
ADVERTISEMENT
Golaga, atau Goa Lawa Purbalingga, bukan hanya sekadar tempat wisata biasa. Dikenal sebagai salah satu destinasi yang menawarkan keindahan alam sekaligus kesejukan udara pegunungan, Golaga memiliki daya tarik berupa gua-gua alami yang dihiasi dengan pepohonan hijau yang menjulang. Tempat ini seperti oasis kecil yang membawa pengunjungnya ke dunia lain, jauh dari hiruk pikuk kehidupan kota. Udara segar, suasana yang dingin, dan keindahan alam yang asri membuat siapa saja merasa betah berada di sana.
Perjalanan kami menuju Golaga cukup menantang, terutama karena kami menggunakan motor sebagai alat transportasi. Jalanan yang menanjak dan berliku menjadi teman sepanjang perjalanan. Waktu tempuhnya sekitar 30 menit, namun setiap detik di atas motor terasa seperti petualangan tersendiri. Langit mendung saat itu, memberikan kami perasaan campur aduk antara khawatir dan antusias. Untung saja, hujan baru turun ketika kami sudah tiba di tempat tujuan.
ADVERTISEMENT
Sesampainya di Golaga, rintik hujan mulai membasahi tanah. Meski hanya sebentar, hujan itu cukup untuk menambah dingin udara di sekitar kami. Setelah hujan reda, kabut perlahan muncul, menyelimuti pepohonan dan area sekitar dengan nuansa magis yang sulit digambarkan. Pemandangan ini adalah salah satu alasan utama saya ingin mengunjungi Golaga. Ada sesuatu yang begitu menenangkan sekaligus mempesona dari melihat kabut menggulung perlahan di antara pepohonan hijau.
Kami berjalan-jalan di sekitar kawasan Golaga, menikmati setiap hembusan angin yang terasa dingin menyegarkan. Setiap sudut tempat ini seperti sebuah lukisan hidup yang tak henti-hentinya membuat kami terpukau. Afifah dan Dhea, teman-teman perjalanan saya, tak kalah antusiasnya. Kami tertawa bersama, berbicara tentang hal-hal ringan, sambil sesekali berhenti untuk mengambil foto. Kamera kami hampir tidak berhenti bekerja, terutama untuk menangkap momen kabut yang menyelimuti pemandangan.
ADVERTISEMENT
Salah satu hal yang membuat perjalanan ini berkesan adalah rasa syukur yang muncul dari dalam hati. Melihat keindahan alam Golaga, saya merasa seperti diingatkan kembali tentang betapa berharganya waktu untuk menikmati kehidupan. Momen-momen sederhana seperti berjalan di bawah rintik hujan, merasakan dinginnya kabut, dan tertawa bersama teman-teman terasa begitu berharga.
Golaga juga menjadi tempat yang tepat untuk merenung. Duduk di atas rumput hijau, saya membiarkan pikiran melayang sambil mendengarkan suara alam yang begitu jernih. Suara angin yang berhembus, gemerisik daun, dan kicauan burung menjadi simfoni alami yang membuat hati terasa lebih tenang. Momen ini menjadi pengingat bagi saya bahwa terkadang, kita perlu menjauh sejenak dari rutinitas untuk menemukan kembali kedamaian.
ADVERTISEMENT
Setelah beberapa jam menghabiskan waktu di Golaga, kami akhirnya memutuskan untuk pulang. Meski perjalanan menuju rumah terasa lebih cepat, hati saya masih dipenuhi oleh kebahagiaan. Saya merasa lebih segar, lebih ringan, dan lebih siap untuk menghadapi hari-hari berikutnya. Kebosanan yang sebelumnya menyelimuti perlahan hilang, tergantikan oleh semangat baru.
Perjalanan ke Golaga bukan hanya tentang melihat pemandangan indah, tetapi juga tentang merasakan kembali hubungan dengan alam dan orang-orang terdekat. Bersama Afifah dan Dhea, saya belajar bahwa kebahagiaan bisa ditemukan dalam momen sederhana, seperti jalan-jalan ke tempat baru dan berbagi tawa. Golaga telah menjadi pelarian kecil yang menguatkan hati, dan saya tahu, suatu hari nanti saya pasti akan kembali ke tempat ini.
ADVERTISEMENT
Alam selalu punya cara untuk mengingatkan kita tentang apa yang benar-benar penting. Dengan setiap hembusan angin di Golaga, saya merasa lebih dekat dengan diri saya sendiri. Dan mungkin, itulah yang membuat perjalanan ini terasa begitu istimewa karena di sanalah saya menemukan kembali keindahan hidup yang kadang terlupakan.