Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
When Love Comes With Challenges: Menghadapi Trauma Hubungan dengan Mindfulness
9 Desember 2024 14:57 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari AUDREY BETSYEBA GRACIA SIAHAAN tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Cinta selalu berhasil menjadi topik hangat pembicaraan berbagai kalangan baik secara umur, gender, ataupun generasi. Cinta sendiri merupakan sebuah emosi atau perasaan kompleks yang melibatkan perhatian, kasih sayang, dan keterikatan mendalam dengan seseorang, sesuatu, bahkan bisa jadi dengan sebuah ide. Dalam psikologi sendiri, cinta dapat menjadi hal yang berhubungan dengan kesehatan mental dan hubungan interpersonal. Di satu sisi, cinta bisa menjadi kekuatan yang mendukung kebahagiaan, tapi di sisi lainnya cinta dapat mendatangkan banyak tantangan ketika sudah melibatkan emosi yang lebih kompleks seperti rasa sakit, cemburu, ketergantungan, trauma, dan emosi lainnya.
ADVERTISEMENT
Jenis dari cinta ini memang banyak, tapi satu pembahasan yang menarik disini adalah bagaimana kemudian cinta secara romansa terhadap pasangan ternyata dapat hadir disertai tantangan yang mungkin bisa menjadi masalah bagi seseorang. Di sini mindfulness dapat mengambil peran penting untuk membantu seseorang menghadapi permasalahan-permasalahan dalam percintaan. Menurut Kabat-Zinn, mindfulness adalah kondisi dimana seseorang mengalami kesadaran yang mencakup perhatian tanpa menghakimi terhadap pikiran dan emosi. Dapat dikatakan bahwa dengan mindfulness berarti seseorang hadir penuh di momen saat ini, sadar akan pengalaman internal maupun eksternal, dan tidak menilai pengalaman-pengalaman tersebut.
Dalam percintaan memang ada sangat banyak masalah yang akan dihadapi oleh pasangan, tapi jika melihat bagaimana ternyata pengalaman cinta dari masa lalu dapat menimbulkan rasa trauma bagi seseorang. Pengalaman seseorang dalam percintaan tentu beragam, salah satu masalah yang sering terdengar dari dulu sampai sekarang adalah kekerasan dalam hubungan. Salah satu penelitian di Amerika Serikat, menyampaikan bahwa kekerasan dalam hubungan dapat menyebabkan trauma psikologis, cedera, disabilitas, bahkan berujung kematian. Kekerasan ini dapat berupa kekerasan verbal dan/ non-verbal, penguntitan, atau pemerkosaan yang kebanyakan dialami oleh perempuan.
ADVERTISEMENT
Di Indonesia, menurut data dari kemenppa pada tahun 2024 setidaknya sudah ada laporan kekerasan terhadap perempuan dalam hubungan sebanyak 21.640 korban. Tentunya rasa trauma ini dapat memunculkan taruma seseorang untuk memulai hubungan yang baru. National Center for Complementary and Alternative Medicine at the National Institutes of Health di Amerika kemudian mencoba untuk melihat bagaimana jika Mindfulness-Based Stress Reduction (MBSR) yang dicetuskan oleh Kabat-Zinn kepada perempuan yang memiliki trauma akan kekerasan di hubungan masa lalu. Melalui penelitian ini, beberapa cara dari praktik mindfulness yang dapat diterapkan kepada klien adalah:
1. Kesadaran pernapasan. Langkah pertama dalam memulai praktek mindfulness adalah dengan meningkatkan kesadaran terhadap pernapasan.
2. Reaktivitas terhadap stres, pemindaian tubuh singkat, dan meditasi cinta kasih. Latihan ini mengajarkan bagaimana cara merespon stres, melakukan body scan secara singkat, dan meditasi untuk mengembangkan cinta kasih.
ADVERTISEMENT
3. Integrasi praktek mindfulness dengan kesadaran diri, makan dengan penuh kesadaran, dan latihan mendengarkan secara mindfulness berpasangan. Latihan ini fokus untuk menyertakan praktek mindfulness dalam aktivitas sehari-hari.
4. Tinjauan peristiwa tidak menyenangkan dan pengenalan akan meditasi berjalan. Dalam tahap ini, perenungan akan pengalaman tidak menyenangkan dan mempelajari meditasi dengan berjalan kaki mulai diterapkan
5. Integrasi praktek mindfulness dengan kesadaran diri, yoga, komunikasi yang mindful, dan latihan pernapasan. Tahap ini menggabungkan berbagai teknik mindfulness seperti yoga, komunikasi yang dilakukan dengan mindful (sadar dan tanpa menghakimi), dan latihan pernapasan singkat selama tiga menit.
6. Integrasi praktek mindfulness dengan kesadaran diri dan perencanaan akan masa depan. Program ini diakhiri dengan merencanakan langkah ke depan dengan mindfulness.
ADVERTISEMENT
Cinta adalah emosi yang rumit dan dapat menghadirkan kebahagiaan serta membawa tantangan, khususnya ketika diwarnai oleh emosi negatif seperti trauma, rasa cemburu, atau rasa sakit. Dalam hubungan romantis, kekerasan menjadi salah satu masalah serius yang berpengaruh buruk pada kesehatan mental dan fisik, termasuk trauma psikologis, cedera, hingga kematian. Di Indonesia, data menunjukkan bahwa kasus kekerasan dalam hubungan, terutama terhadap perempuan, cukup tinggi. Untuk mengatasi trauma dan kesulitan dalam hubungan percintaan, mindfulness dianggap sebagai pendekatan yang potensial. Dengan praktek mindfulness yang sesuai dengan arahan para ahli nya, maka mindfulness dapat membantu individu untuk meningkatkan kesadaran diri, mengelola trauma, dan membangun hubungan yang lebih sehat di masa depan.
Referensi
Diana Bermudez,, Michelle T., Benjamin, Sarah E., Porter, Pamela A., Saunders, Neely Anne Laurenzo Myers., Mary Ann Dutton. (2013). A qualitative analysis of beginning mindfulness experiences for women with post-traumatic stress disorder and a history of intimate partner violence, Complementary Therapies in Clinical Practice. 19(2) 104-108. https://doi.org/10.1016/j.ctcp.2013.02.004.
ADVERTISEMENT
Heidemarie K. Laurent., Robin Hertz., Benjamin Nelson., Sean M. Laurent. (2016). Mindfulness during romantic conflict moderates the impact of negative partner behaviors on cortisol responses, Hormones and Behavior. 79(1) 45-51. https://doi.org/10.1016/j.yhbeh.2016.01.005.