Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Corona, WFH, dan Kebiasaan Baru
17 Maret 2020 12:44 WIB
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:17 WIB
Tulisan dari Audrey Marianne tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Virus Corona menjadi hal yang selalu diperbincangkan belakangan ini. Bagaimana tidak? Virus yang diduga berasal dari hewan ini sudah menelan korban. Di dunia saat ini, lebih dari 160 ribu orang positif COVID-19. Di China, virus ini sudah menelan korban sebanyak 3.213 kasus. Untuk menekan wabah ini, Italia sudah menerapkan sistem lockdown, Malaysia, dan Prancis menyusul kemudian.
Indonesia pun saat ini sedang dilanda virus mematikan ini. Namun, tak ada kebijakan lockdown seperti negara tetangga. Yang datang hanya imbauan untuk #dirumahaja #selfdistancing dan #workfromhome.
ADVERTISEMENT
Di kompleks tempat saya tinggal, rata-rata tetangga saya sudah menggunakan sistem WFH ini. Belum lagi sekolah-sekolah di kota ini yang sudah ditutup demi mencegahnya persebaran virus ini. Alhasil, kompleks ini sudah ramai dari pagi.
Imbas dari imbauan ini lumayan terasa di kompleks saya. Karena WFH dan sekolah diliburkan, maka ada banyak kegiatan di pagi hari yang biasanya di-skip, sekarang dilakukan.
Misal, belanja di tukang sayur. Akibat virus ini, semua orang berbondong-bondong menjaga kesehatan dengan makan makanan yang sehat. Alhasil, karena semua orang ingin makan sayur, baru jam 7 pagi, sayur-sayur sudah habis. Tinggal sisa-sisa aja.
Selain itu, biasanya jarang sekali yang olahraga. Sekarang, banyak. Ini salah satu contohnya. Biasanya ibu ini enggak pernah saya lihat ke luar rumah. Mungkin karena virus ini, dia jadi rajin olahraga. Biasa, untuk menjaga kesehatan tubuh. Konon, virus ini enggak akan bekerja di tubuh yang sehat walafiat.
ADVERTISEMENT
Di RT saya, para bapak sudah nongkrong di teras dengan laptop dan kopi hangat. Saya yakin, mereka juga WFH. Karena biasanya rumah mereka sudah sepi sedari pagi karena mereka sudah berangkat kerja. Para ibu lebih sibuk dari biasanya, maklum, para anak dan suami sedang di rumah.
Sedangkan saya, jam 6 pagi sudah melek dan sigap rebutan sayur. Biasanya, jam 7 aja masih mager. Kemudian mengejar tukang bubur lalu berjemur (ilah!) sekitar 10 menit. Lumayan, sambil ngobrol sama tetangga sebelah. Kemudian standby di depan laptop. Mulai kerja walau kadang belum mandi (mandinya rada siangan dikit).
Tapi lama-lama bosan juga karena tidak ada interaksi sosial yang betulan. Semuanya secara daring. Untuk mengatasi kesepian, tim saya open Google Hangout selama jam kerja dan ngobrol di situ sesukanya. Biar ga mati gaya.
Semoga corona ini cepat berlalu ya.
ADVERTISEMENT