Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Membangun Percaya Diri Anak dalam Menghadapi Ulangan
22 September 2023 16:57 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Santi Christianto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ulangan menjadi bagian dari kegiatan belajar mengajar di sekolah. Setiap siswa pasti dituntut oleh guru atau orang tua untuk mendapatkan nilai yang bagus dan terbaik di kelas.
ADVERTISEMENT
Hal ini membuat khawatir dan sesuatu yang mendebarkan, baik bagi orang tua maupun siswa. Ulangan ini juga hal yang paling dinanti oleh guru, karena dapat mengevaluasi, apakah pelajaran yang telah diberikan dapat diterima dengan baik oleh peserta didik atau tidak.
Sudah menjadi tugas orang tua untuk membantu dan mendorong anak untuk meningkatkan kepercayaan dirinya saat akan menghadapi ulangan. Berikut 7 cara yang bisa dilakukan orang tua untuk meningkatkan percaya diri anak.
1. Mendukung waktu belajar
Setiap anak memiliki jam belajar yang bervariasi, biasanya disesuaikan dengan kegiatan anak selain di sekolah. Berikan waktu belajar kepada anak 45 menit, karena lebih dari waktu tersebut akan sulit berkonsentrasi pada apa yang dipelajari.
Beberapa anak yang terbiasa atau memiliki kebiasaan rutin, dan mampu menyerap apa yang dipelajari lebih dari waktu tersebut. Selalu ingatkan anak agar memberi jeda waktu, supaya belajar tetap efisien.
ADVERTISEMENT
2. Biarkan anak menjawab pertanyaannya sendiri
Banyak anak yang menyerah saat menemukan jawaban atas pertanyaan yang ada di dalam buku. Kadang bukan tak mampu tetapi sifat malas telah merajai diri mereka. Jaman sekarang sangatlah mudah mencari jawaban baik dari buku atau internet. Dan mereka akan memilih untuk bertanya.
Jawaban yang bijak dapat disampaikan untuk memancing anak memiliki rasa ingin tahu lebih dalam bukan hanya sekedar jawaban singkat atas pertanyaannya. Misal dengan menjawab, “Menurut kamu apa? Bila bumi ini dikatakan oleh sebagian orang datar? Bunda punya jawabannya, tapi ingin dengar dulu pendapat kamu, Nak.”
3. Jangan pernah mengkritik anak atas nilainya
Pencapaian nilai yang kurang atau biasa saja, bukanlah hal yang harus menjadi bahan teguran atau kritikan. Bahkan beberapa orang tua otomatis menyesalkan waktu yang tidak digunakan oleh anak sebaik mungkin sehingga nilai jauh dari harapan.
ADVERTISEMENT
Perlu diingat dan berpikir positif, anak kita telah berusaha maksimal untuk mengerjakan ulangan. Berikan apresiasi atas pencapaian yang di dapat bukan di kritik. Karena kritik yang dilontarkan bukan membangun mental anak tetapi kadang menjatuhkan.
Jadi tidak peduli nilai ulangan bagus atau jelek, tetap hargai usaha yang telah dijalankan oleh anak. Hal ini akan dipandang baik dan anak akan timbul motivasi dalam dirinya untuk menggunakan kesempatan di kemudian hari.
4. Mempersiapkan alat bantu belajar
Hal ini bukan hanya sekedar mempersiapkan meja, buku, kalkulator dan pena. Tetapi juga menciptakan suasana yang tenang, memberikan air minum atau mempersiapkan cemilan. Di saat jeda waktu, dapat di konsumsi dan membuat anak menjadi relax.
Suasana dan rasa kasih sayang yang diperlihatkan dari perhatian akan menimbulkan kepercayaan diri anak untuk belajar penuh konsentrasi.
ADVERTISEMENT
5. Mendukung latihan
Memberikan atau mencari materi soal sangat mendukung anak untuk belajar. Karena dengan berlatih, akan menanamkan usaha dengan harapan dapat mengingat pelajaran dengan baik.
Di mata seorang anak orang tua adalah pahlawan mereka sampai usia remaja, jadi apa pun latihan yang diberikan orang tua akan dipandang baik. Jadi soal latihan yang diberikan akan dikerjakan sambil mengingat apa yang dipelajari di sekolah.
6. Jangan memperlihatkan kekhawatiran
Kepercayaan diri yang tumbuh dalam diri anak akan hilang seketika ketika melihat orang tua menunjukkan kekhawatiran. Nilai yang jelek, kesehatan yang terganggu atau pergaulan di sekolah yang dijalani.
Bijaklah dalam meyakinkan diri sendiri, anak kita baik-baik saja. Mereka sudah ingat pesan dan nasihat yang diberikan. Menang atau kalah, bagus atau jelek hasil yang akan dibawa pulang, itu semua adalah bagian dari usahanya.
ADVERTISEMENT
7. Memberikan semangat
Memberikan semangat dan keyakinan saat mengantarkan anak ke sekolah atau menemaninya sarapan sebelum berangkat ke sekolah. Reaksi anak akan membangun rasa percaya dirinya bila melihat orang tuanya bersemangat.
Mereka tidak akan takut melangkah, karena diberikan keyakinan penuh dan semangat dalam belajar. Sebaliknya orang tua yang selalu menuntut akan mengurangi kepercayaan diri anak.
***
Kita dapat melihat peran penting orang tua dalam meningkatkan kepercayaan diri anak. Terutama dalam menghadapi ulangan yang wajib dijalani di sekolah. Berapapun nilai yang dibawa pulang, tetapi hargai usahanya sebagai kemenangan setelah berusaha dengan belajar.
Mari kita belajar menjadi orang tua yang baik dalam membangun percaya diri menghadapi ulangan kepada anak-anak kita.