Konten dari Pengguna

Dinamika Hidup Seorang Satpol PP

7 November 2017 13:53 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Aulia A. Dhianti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dinamika Hidup Seorang Satpol PP
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Setiap profesi pasti memiliki kisah suka-dukanya masing-masing. Kali ini, petugas Satuan Polisi Pamong Praja atau Satpol PP membagikan kisah suka-dukanya kepada kumparan ketika menjalankan tugas dalam upaya penertiban pedagang kaki lima (PKL), pengemis maupun bangunan tanpa Izin Mendirikan Bangunan (IMB).
ADVERTISEMENT
Ujang (40) seorang staf pelaksana Satpol PP bagian Palwa (Pengamanan dan Pengawalan) mengatakan bahwa profesinya ini lekat dengan cemooh dan sindiran dari berbagai pihak, terutama rakyat kecil.
“Ya siapa sih yang gak menyorot Satpol PP? Kita selalu dianggapnya kejam. Padahal kita bekerja sesuai tugas.”kisah Ujang ketika ditemui kumparan, Selasa (07/11), di kawasan kantor Walikota Depok, Jawa Barat.
Padahal, bagi Ujang, ia dan rekan-rekannya sesama petugas Satpol PP tak akan mungkin melakukan penertiban tanpa sebab yang tidak jelas.
“Kan kita tidak mungkin mengobrak-abrik dagangan tanpa aturan yang tidak jelas. Ada SP 1, 2 dan 3, setelah itu baru kita tindak.” jelasnya lagi.
Tak jarang, Ujang pun merasa tak tega dengan para pedagang, pengemis maupun pihak lainnya yang ia tertibkan. “Hati mah sebenernya tertekan, gak tega. Tapi kita ‘kan sudah melakukan sesuai prosedur aturan yang ada aja.” kata Ujang.
ADVERTISEMENT
“Keluarga mah juga mau gak mau nerima aja pekerjaan kayak gini. Yang kayak gitu-gitu (cemoohan dan cibiran) itu biasa, lah.” tambahnya lagi.
Yudhy (40), seorang staf pelaksana Satpol PP bagian koordinator lapangan juga ikut mengiyakan pernyataan Ujang. “Hati mah sebenernya dilema. Gak tega juga sama mereka. Makanya kita akhirnya pakai cara persuasif.” kisah Yudhy. “Bentrokan dengan warga hampir 99% setiap hari. Makanya ya itu kitanya harus sabar.” ujarnya lagi.
Selain itu, para petugas Satpol PP ini ternyata tak jarang mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari kalangan sesama aparat penegak hukum.
“Saya pernah dimarahi sama aparat, dibilang ‘Saya tahu tupoksi kamu, kamu cuma ngurusin pedagang kaki lima aja, gak usah ngurusin saya’. Makanya pekerjaan kita pun dari sesama aparat pun kadang orang gak tahu.” cerita Yudhy dengan senyum pilu. Padahal tupoksi dari Satpol PP, bagi Yudhy, juga menyangkut pengawasan, pengawalan hingga penertiban pengemis maupun bangunan tanpa IMB.
Dinamika Hidup Seorang Satpol PP (1)
zoom-in-whitePerbesar
Ujang dan Yudhy telah mengabdi sejak lama di Satpol PP Kota Depok. Keduanya ini mengaku bahwa menjadi petugas Satpol PP tidak pernah terbayang di benak mereka sewaktu kecil. “Saya mah pengennya jadi orang yang sukses aja. Tapi, ya, rejekinya sudah begini.” Ujar Yudhy diselingi tawa kecil.
ADVERTISEMENT
Selain berbicara tentang kisah duka, Ujang dan Yudhy juga berbagi kisah sukanya dalam pekerjaan mereka. Yudhy menyebut kekompakan tim secara internal sebagai alasannya giat dalam melakukan pekerjaannya. “Kita sering jalan-jalan bareng. Kemarin abis mancing bersama, terus ada touring dan gathering juga.” jelas Yudhy.
Ujang dan Yudhy juga secara kompak mengatakan bahwa sudah seharusnya masyarakat lebih pintar dan bijak dalam berdagang maupun mendirikan bangunan dengan IMB. “Kita pun juga gak tega kalo mau ngobrak-abrik tempat mereka. Ya, memang masyarakatnya aja, ya, semoga bisa lebih baik dan paham lagi.” Ucap Yudhy menutup pembicaraan.
Dinamika Hidup Seorang Satpol PP (2)
zoom-in-whitePerbesar