Konten dari Pengguna

PKL dan Pemotor Masih Jadi Musuh Pejalan Kaki Trotoar RSCM dan YAI

8 November 2017 12:29 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Aulia A. Dhianti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
PKL dan Pemotor Masih Jadi Musuh Pejalan Kaki Trotoar RSCM dan YAI
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Trotoar di sepanjang Jalan Diponegoro depan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) dan kampus YAI telah diperlebar sejak tahun 2016 lalu. Suasana trotoar yang diperlebar hingga sekitar 5 meter ini cukup ramai dipadati pejalan kaki dan motor, ketika disambangi kumparan (kumparan.com), Rabu (08/11). Kondisi trotoar cukup bersih dan sejumlah pasukan oranye terlihat rutin menyapu sepanjang jalanan trotoar.
PKL dan Pemotor Masih Jadi Musuh Pejalan Kaki Trotoar RSCM dan YAI (1)
zoom-in-whitePerbesar
Berdasarkan modelnya, trotoar di depan RSCM dan YAI juga dibuat lebih tinggi dibanding ruas jalan utama. Pepohonan ditanam di wilayah belakang pagar gedung RSCM. Trotoar RSCM dan YAI ini memang terbebas dari kios-kios liar. Namun masih terdapat beberapa pedagang kaki lima yang nekat mangkal di beberapa sudut trotoar.
ADVERTISEMENT
Sejumlah pejalan kaki menyatakan kekesalannya terhadap pedagang dan motor yang mengganggu kegiatan pejalan kaki. Erlinda (18), mahasiswi YAI mengaku bahwa secara keseluruhan, trotoar di depan RSCM dan YAI pada dasarnya dibuat untuk kenyamanan pejalan kaki. Namun ia masih menyayangkan kehadiran pedagang kaki lima yang memadati lingkungan trotoar.
PKL dan Pemotor Masih Jadi Musuh Pejalan Kaki Trotoar RSCM dan YAI (2)
zoom-in-whitePerbesar
“Sebenernya trotoar sudah rapi dan nyaman. Sayang, masih banyak pedagang yang jualan disini jadi ganggu pejalan kaki.” ungkap Erlinda dengan kesal.
Sutisna (67) seorang pedagang kaki lima yang telah berjualan selama lebih dari 40 tahun di trotoar RSCM dan YAI mengaku tidak memiliki pilihan lain selain berjualan di wilayah trotoar.
“Ya, mau gimana lagi. Namanya juga cari makan. Tapi saya kalo kotor selalu sapu wilayah sini, kok.” ujar Sutisna mengungkapkan pembelaannya.
ADVERTISEMENT
Selain pedagang kaki lima, banyaknya motor, khususnya yang berasal dari layanan ojek daring, juga menjadi persoalan tersendiri di trotoar RSCM dan YAI.
PKL dan Pemotor Masih Jadi Musuh Pejalan Kaki Trotoar RSCM dan YAI (3)
zoom-in-whitePerbesar
Hendrik (55), supir dosen YAI yang sudah tak asing lagi dengan kondisi trotoar mengaku bahwa motor-motor dari layanan ojek daring yang mangkal di sepanjang trotoar mengganggu kenyamanan pejalan kaki.
“Banyak motor ojek yang melintas di trotoar seenaknya. Saya sudah lama nongkrong disini, makanya saya tahu. Sangat menganggu pejalan kaki.” tutur Hendrik dengan kesal.
Hendrik berharap pemerintah dapat segera menertibkan pedagang kaki lima dan motor-motor yang lewat seenaknya di sepanjang trotoar RSCM dan YAI. “Semoga bisa dihilangkan pedagang-pedagang dan motor-motor yang sembarangan lewat supaya pejalan kaki bisa nyaman.” kata Hendrik menutup pembicaraan.
ADVERTISEMENT