Konten dari Pengguna

Pentingnya Memahami Bahasa Lokal bagi Perantau

Aulia Fahridza
Mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia di Universitas Negeri Jakarta
10 November 2024 9:46 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Aulia Fahridza tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sumber: https://www.pexels.com/
zoom-in-whitePerbesar
sumber: https://www.pexels.com/
ADVERTISEMENT
Dari banyaknya bahasa lokal yang ada di Indonesia, terdapat pula suatu perbedaan, peraturan, serta nilai-nilai yang berlaku pada suatu daerah tertentu. Banyak bahasanya, banyak pula nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Dari 715 bahasa lokal yang ada di Indonesia, terdapat salah satu bahasa yang erat kaitannya dengan tradisi atau kebiasaan daerahnya yang masih sangat kental, yaitu bahasa Jawa. suku Jawa sendiri masih sangat kental akan bahasa lokalnya yang sangat penting untuk diterapkan sehari-hari.
ADVERTISEMENT
Tak hanya bagi masyarakat lokal, masyarakat nonlokal pun perlu untuk mengimbangi sebuah tradisi yang ada di dalam suatu daerah yang mana sedang mereka pijak, yaitu dengan cara mempelajari, memahami, dan menerapkan tradisi yang berlaku di daerah tersebut, selain untuk beradaptasi, kita juga bisa lebih mengenal dan menghargai suatu perbedaan bahasa di tanah Jawa tersebut.
Nonlokal di sini adalah para perantau dari luar daerah Jawa yang ingin mengunjungi tanah Jawa, baik untuk beberapa waktu singkat, maupun yang berkeinginan untuk menetap di daerah tersebut. Menjadi perantau juga, secara tidak langsung mereka dihadapkan dengan bahasa daerah setempat, yang dimana mereka harus masuk ke dalam bagian tersebut.
Salah satu hal yang bisa dipelajari adalah bahasa. Bahasa adalah suatu ungkapan untuk berkomunikasi. Komunikasi itu sendiri bisa berlangsung apabila ada kesetaraan dan pemahaman oleh dua orang atau lebih dalam menyampaikan suatu pesan. Maka, dalam hal ini dibutuhkan adanya kesepahaman antara penduduk lokal dan perantau, sehingga terciptalah suatu komunikasi yang baik. Tentunya, ini membuat para perantau mengalami kesulitan dalam berbicara bahasa Jawa, tetapi, mau tidak mau mereka harus mempelajari, memahami dan membiasakan dengan hadirnya bahasa baru tersebut. Dengan begitu, para perantau mampu berkomunikasi kepada penduduk lokal Jawa dengan baik dan luwes.
ADVERTISEMENT
Seperti yang sudah kita ketahui pula, suku Jawa sendiri mempunyai tata krama bahasa yang beragam, dimulai dari bahasa Jawa Ngoko, bahasa Jawa Krama Madya dan bahasa Jawa Krama Inggil. bahasa Jawa Ngoko sering digunakan oleh penduduk untuk berbicara kepada yang lebih muda, bahasa Jawa Krama Madya lebih sering digunakan ketika berbicara kepada seseorang yang dianggap sederajat, sedangkan yang terakhir bahasa Jawa Krama Inggil lebih dikhususkan untuk berbicara kepada seseorang yang dianggap lebih tua atau lebih dihormati. Dengan begitu, para perantau yang tinggal di Jawa harusnya bisa membedakan dengan siapa mereka berbicara dan dengan bahasa apa yang harus digunakan.
Pada awalnya, tentu tidak mudah untuk membedakan dan membiasakan tradisi bahasa Jawa yang berlaku, oleh karena itu dibutuhkan juga kontribusi langsung oleh masyarakat setempat untuk membantu menjelaskan bagaimana cara penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Namun, cukup diakui bahwa bahasa Jawa ini tidak cukup mudah. Bahkan, ada sebagian orang suku Jawa asli yang masih kesulitan untuk berbahasa Jawa sendiri, dikarenakan banyaknya aturan-aturan serta nilai-nilai yang berlaku dan masih sangat kental di suku Jawa. Ada baiknya para perantau juga harus menjaga etika kesopanan di dalam lingkungan masyarakatnya.
ADVERTISEMENT
Beberapa perantau yang masih awam dengan bahasa Jawa, akan sangat susah untuk membedakan tiga jenis bahasa Jawa yang berlaku, contohnya seperti untuk menyebut kata ”Aku” sendiri berbeda-beda. Jika dalam bahasa Jawa Ngoko ”Aku” bisa disebut dengan ”kulo”, atau ”dalem” untuk penyebutan bahasa Jawa Krama Inggil. ”kamu” jika dalam bahasa Jawa Ngoko bisa disebut ”kowe”, atau ”panjenengan” untuk bahasa Jawa Krama Inggil. Tentunya penyebutan tersebut menjadi berbeda, tergantung dengan siapa orang yang ingin diajak berbicara. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi para perantau untuk jangan sampai salah ketika berbicara bahasa Jawa.
Mempelajari dan memahami bahasa Jawa, tak hanya dengan memperhatikan masyarakat sekitar, tetapi bisa juga dengan menyelami beberapa media sosial yang menyediakan konten-konten pembelajaran mengenai bahasa Jawa dan budayanya. Salah satunya seperti media Youtube. Di sana sudah banyak video-video yang menayangkan pembelajaran bahasa Jawa untuk pemula. Bisa juga melalui google. Sudah tentu semua bisa kita cari di sini. Ataupun, setidaknya mereka yang merantau punya satu atau dua kenalan yang bisa diandalkan untuk mengajari sedikitnya bahasa Jawa yang mereka ketahui. Dari banyaknya cara yang ada untuk memperoleh pengajaran dan pemahaman bahasa Jawa, seharusnya tidak ada alasan lain lagi bagi para perantau untuk tidak bisa berbahasa Jawa.
ADVERTISEMENT
Mempelajari dan memahami bahasa Jawa merupakan salah satu bentuk menghargai perbedaan setiap bahasa yang ada di Indonesia. Dengan begitu, selain menggunakan bahasa nasionalis, para perantau juga mempunyai bekal berbahasa Jawa. Para perantau juga, pastinya mendapat pengalaman baru yang bisa diceritakan kepada teman, kerabat atau kepada masyarakat asalnya tentang bagaimana mereka belajar bahasa baru selama di perantauan, mereka menjadi tahu bahwa suatu bahasa harus kita hargai ketika menginjaki suatu daerah, mereka mendapat pengetahuan baru bahwa dalam satu bahasa daerah pun masih banyak sekali ragamnya yang harus dipahami oleh mereka yang dicap orang asing bagi daerah tersebut.
Dengan kata lain, para perantau ini mendapatkan bahasa baru. Apalagi, sebagai masyarakat yang beragam, kita perlu mengetahui, apa saja keberagaman budaya yang ada di suatu daerah tertentu. Bukan hanya semata-mata tahu, tetapi kita harus memaknai sebuah perbedaan tersebut sebagai suatu bentuk yang bisa menyatukan kita sebagai masyarakat Bangsa yang beragam.
ADVERTISEMENT