Konten dari Pengguna

#Dirumahaja Mungkin Terbebas dari Corona, Tapi Diriku Terjerat Bahaya Asap Rokok

Aulia Risyda Fauzi
Bisa baca tulisan yang lebih personal di auliarisyda.blogspot.com
10 Juni 2020 23:33 WIB
clock
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:17 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Aulia Risyda Fauzi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Smoke Free. Dok: Martin Büdenbender/Pixabay.
zoom-in-whitePerbesar
Smoke Free. Dok: Martin Büdenbender/Pixabay.
ADVERTISEMENT
Sudah hampir tiga bulan berdiam di rumah untuk melindungi diri dari ancaman virus corona. Aku mengira, diriku akan aman ketika berdiam di rumah. Tapi ancaman kesehatan itu tetap menghantui yang datang dari puntung rokok papah.
ADVERTISEMENT
Papahku seorang perokok. Selepas kerja, setelah berbuka puasa atau makan berat, ia pasti akan ke belakang rumah untuk merokok. Sementara itu aku akan bolak balik ke dapur membantu mamah membereskan bekas makan dan cuci piring.
Selama di dapur, asap rokok yang papahku hembuskan menyelinap lewat jendala belakang dan menyeruak ke seisi dapur. Akibatnya mencuci piring jadi tidak tenang karena nafasku tercekik asap rokok.
Menghirup asap rokok bukanlah sesuatu yang menyenangkan. Ia bukan udara yang menyegarkan. Aku selalu takut sinusku kambuh, karena setiap kali kebulan asap rokok mengepungku, respon yang tubuhku berikan adalah bersin-bersin hingga meler.
Sejujurnya aku juga tidak ingin menyandang gelar perokok pasif. Tapi aku sadar bahwa aku sudah terpapar asap rokok sejak kecil di keluarga besarku.
ADVERTISEMENT
Syukur memang, papah masih mau mengerti agar merokok di luar rumah, sedang omku kadang kali tega merokok di dalam rumah yang di dalamnya ada sepupu-sepupuku yang masih berusia balita. Huft!
Padahal menurut laporan WHO, 8 juta orang mati setiap tahunnya karena lintingan tembakau ini, termasuk anak-anak. Oleh karena itu, tahun 2020 WHO menggelar kampanye di Hari Tanpa Tembakau Sedunia yang berfokus pada perlindungan anak-anak dan remaja dari eksploitasi oleh tembakau dan industri terkait.
Well, aku berharap kepada perokok baik laki-laki atau perempuan, terutama yang masih aktif merokok di rumahnya, untuk lebih menyayangi orang-orang sekitarnya.
Karena di dalam lubuk hati kami yang terdalam, kami menuntut hak untuk menghirup udara yang sehat dan segar. Kami berhak (jika Allah menghendaki) untuk hidup lebih lama, terbebas dari ketakutan ancaman bahaya asap rokok.
ADVERTISEMENT
Semoga harapan ini bisa tersampaikan dengan baik :”)