Konten dari Pengguna

Kehilangan Mestika: Suara Perempuan yang Dihancurkan Tradisi dan Patriarki

Aulia Komala azizah
Mahasiswa Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
27 April 2025 16:29 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Aulia Komala azizah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sumber: Dokumen Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: Dokumen Pribadi
Esai: Menggenggam Realitas Sosial dalam Kehilangan Mestika Karya Fatimah Hasan Delais
ADVERTISEMENT
Salah satu karya sastra Indonesia pertama yang berani mengungkapkan ketidakpuasan batin perempuan di bawah batasan tradisi dan masyarakat patriarki adalah Hilang Mestika karya Fatimah Hasan Delais. Ditulis oleh seorang perempuan yang hidup di era kolonial, novel ini, yang pertama kali diterbitkan pada tahun 1935, merupakan representasi penting suara perempuan dalam sastra Indonesia kontemporer.
Sebagai seorang mahasiswa, saya melihat novel ini bukan sekadar kisah cinta biasa, tetapi juga sebagai refleksi pergulatan batin antara tradisi dan modernitas, antara kebebasan perempuan dan tuntutan sosial yang mengekangnya. Tokoh utama dalam novel ini, digambarkan sebagai perempuan yang cerdas, mandiri, dan memiliki cita-cita tinggi. Namun, ia harus menghadapi kenyataan pahit karena tuntutan adat dan harapan keluarga.
ADVERTISEMENT
Dari sudut pandang struktural, novel ini cukup menarik karena alurnya yang sederhana tetapi penuh emosi. Gaya bahasanya memang klasik dan kaku bagi pembaca modern, namun justru di situlah kekuatannya—kita bisa menangkap nuansa zaman dan latar sosial budaya di dalamnya.
Tema utama novel ini adalah kehilangan, bukan hanya dalam arti fisik, tetapi juga kehilangan harapan, kebebasan, dan identitas. Sebagai tokoh perempuan yang “hilang” dalam sistem patriarki mengajak pembaca, terutama generasi muda seperti saya, untuk merefleksikan bagaimana sejarah panjang perjuangan perempuan membentuk kesadaran kita hari ini. Kisah ini adalah kisah yang relevan dengan isu-isu feminisme kontemporer, terutama dalam konteks tekanan sosial terhadap perempuan untuk selalu patuh dan mengorbankan diri.
ADVERTISEMENT
Daftar Pustaka
Delais, Fatimah Hasan. Hilang Mestika. Balai Pustaka, 1935.