Perjalanan Emosional dan Keraguan: Menguak Arti Puisi Tiga Lembar Kartu Pos

Aulia Komala azizah
Mahasiswa Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Konten dari Pengguna
10 Mei 2024 17:08 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Aulia Komala azizah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber : Dokumen Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Sumber : Dokumen Pribadi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Puisi “ Tiga Lembar Kartu Pos “ adalah puisi karya Sapardi Djoko Damono yang ditulis pada tahun 1975, puisi ini memiliki makna perjuangan dalam hidup. Tema puisi ini juga menggambarkan komunikasi dan kedekatan antara manusia dengan Tuhannya.
ADVERTISEMENT
Lembar Kartu Pos 1
( Sapardi Djoko Damono, 1975 )
soalnya kau tak pernah tegas menjelaskan keadaanmu,
tak pernah tegas mengakui bahwa harus menyelesaikan
perkaramu dengan-Ku
suratmu dulu itu entah dimana, tidak diantara
bintang-bintag tidak di celah awan, tidak di
sela-sela sayap
malaikat
Masih kuingat benar alamat-Ku kau tulis dengan sangat tergesa,
Kubayangkan tanganmu gemetar tanda
bahwa ada yang ingin lekas-lekas kau sampaikan pada-Ku
Lembar Kartu Pos 2
kau dimana kini? sebenarnya saja pernahkah kau tulis
surat itu? pernahkah sekujur tubuhmu mendadak dingin
ketika kau lihat bayang-bayang-Ku yang tertinggal di kamarmu?
Mungkin aku keliru, mungkin selama ini
ADVERTISEMENT
kau tak pernah merasa memelihara hubungan dengan-Ku, tak pernah ingat
akan percakapan kita yang panjang perihal topeng
yang tergantung di dinding itu
Bagaimanapun Aku ingin tahu dimana kau kini
Lembar Kartu Pos 3
anakmu yang tinggal itu menulis surat, katanya antara
lain, " alamat-Mu kudapati di tong sampah,
di antara
surat-surat yang dibuang Ayah; hanya sekali ia pernah
menyebut-nyebut nama-Mu, yakni ketika aku meraung
karena dihalanginya mengenakan topeng yang "
rupanya ia ingin mengajak-Ku bercakap tentang mengapa
aku sengaja memberimu hadiah topeng dihari ulang
tahunmu dulu itu
siasatnya pasti siasatmu juga menatap tajam
sambil menuduh bahwa kunfayakun-Ku sia-sia belaka
ADVERTISEMENT
Pada puisi “ Tiga Lembar Kartu Pos “ surat surat tersebut, diartikan sebagai alat komunikasi antara manusia dengan Tuhannya. Di dalam puisi tersebut digambarkan manusia yang selalu menjadikan Tuhannya sebagai tempat berkeluh kesah dan mencurahkan isi hati.
penggunaan kata dalam puisi " Tiga Lembar Kartu Pos " sangat bagus dan dapat dimengerti oleh pembacanya, dan juga banyak kata-kata yang memiliki banyak arti dan makna didalamnya.
Banyak kata-kata yang memiliki makna, contohnya pada kalimat " kau dimana kini? " pada kalimat ini seperti merujuk pada manusia yang mengeluhkan keadaanya kepada Tuhan, mencari-cari keberadaan Tuhan saat ia sedang terpuruk.
Puisi ini menggunakan majas metafora pada kalimat " aku sengaja memberimu hadiah topeng dihari ulang tahunmu dulu itu " yang dimaksud topeng pada kalimat tersebut, bisa saja berarti seseorang yang memalsukan perasaan tidak tulusnya. Serta terdapat majas hiperbola pada kalimat " sela-sela sayap malaikat " perlu kita ketahui bahwa malaikat adalah mahkluk yang tidak dapat dilihat, namun makna pada kalimat tersebut bisa saja seperti menggambarkan tentang kemurnian yang sangat tinggi.
ADVERTISEMENT
Kesepian, kehilangan arah dan keraguan, itulah yang dapat menggambarkan isi dari puisi ini, seseorang yang menghadapi tantangan dalam kereligiusannya, seseorang yang mulai merasa kehilangan kedekatannya kepada Tuhan.
Makna yang dapat diambil dari puisi ini ialah, apapun tantangan yang kita hadapi dalam hidup, jangan pernah merasa jauh dari tuhan, percayalah bahwa Tuhan akan selalu ada bersama kita, disaat apapun yang terjadi dan teruslah berdoa.