Ratna berada pada sebuah perjalanan yang terasa maha panjang. Mobil tuanya memerangkap sunyi, lagu-lagu nostalgia, dan aroma tipis yang hangat dari Big Mac dan kentang goreng. Beberapa kali terlintas di pikirannya untuk sengaja menabrakkan Honda tua itu ke pohon besar terdekat atau ke jurang—Ratna mungkin akan lebih memilih jurang—hingga orang-orang tidak akan pernah menemukan mayatnya karena binatang buas di bawah sana sudah keburu menjadikannya makan malam.
Beberapa kali juga Ratna tertahan untuk melakukan rencana bunuh diri yang lain. Ratna terus menemui dirinya menjadi seseorang yang inkonsisten. Atau malah pengecut? Ratna belum pernah menjadi pengecut seumur hidupnya. Ibu melarang itu. Mungkin karena itulah ibu mengakhiri 65 perjalanan hidupnya dengan begitu mantap. Pasti. Tanpa keraguan.
Ketika menjalani sesi bersama psikiater, Ratna diberi tugas untuk menggali kenangan-kenangan positif dan membahagiakan bersama ibunya. Perempuan itu menemui fakta bahwa hal tersebut sangat sulit dilakukan. Potongan-potongan besar memori antara Ratna dan ibunya kebanyakan bersangkutpaut dengan jambangan bunga yang pecah, pisau dapur, dan para laki-laki yang terus berganti dari waktu ke waktu.
Lanjut membaca konten eksklusif ini dengan berlangganan
Keuntungan berlangganan kumparanPLUS
Ribuan konten eksklusif dari kreator terbaik
Bebas iklan mengganggu
Berlangganan ke newsletters kumparanPLUS
Gratis akses ke event spesial kumparan
Bebas akses di web dan aplikasi
Kendala berlangganan hubungi [email protected] atau whatsapp +6281295655814