Konten dari Pengguna

Webtoon: Pembaca Jadi 'Pekerja Gratis', Siapa yang Diuntungkan?

Aulia Nurul Izza
Mahasiswi Prodi Bahasa dan Sastra Inggris Universitas Airlangga (UNAIR)
5 November 2024 14:26 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Aulia Nurul Izza tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi literatur digital. Foto: Pexels.com/roman-odintsov
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi literatur digital. Foto: Pexels.com/roman-odintsov
ADVERTISEMENT
Periode pandemi beberapa tahun lalu membawa dampak yang lebih luas, termasuk pada literasi digital. Sebagai salah satu bentuk adaptasi selama masa isolasi di rumah, aktivitas membaca, menulis, dan berkarya melalui media digital semakin meningkat. Webtoon menjadi salah satu media yang sangat populer di kalangan anak muda sebagai sumber hiburan. Dilansir dari data Wifi Talents, terjadi peningkatan jumlah pembaca Webtoon sebesar 148% selama masa pandemi COVID-19, dengan mayoritas kreator (75%) dan pengguna (70%) berusia di bawah 30 tahun. Tingginya keterlibatan pengguna dalam aplikasi Webtoon tercermin dari statistik yang menunjukkan bahwa 70% pembaca terlibat dengan fitur interaktif, aktif berpartisipasi dalam forum dan diskusi. Hal ini menunjukkan bahwa Webtoon bukan hanya platform komik digital, melainkan juga ruang kolaboratif di mana penulis dan pembaca dapat berinteraksi secara aktif.
ADVERTISEMENT
Fenomena ini sejalan dengan konsep budaya partisipatif yang dikemukakan oleh Deuze (2006) dalam jurnalnya, dimana ruang partisipasi audiens memiliki peran penting dalam menentukan perkembangan konten. Namun, hal ini juga menimbulkan pertanyaan mengenai keadilan bagi pembaca, apakah partisipasi aktif mereka membawa keuntungan yang nyata atau justru membuat mereka terjebak dalam kapitalisme digital yang memanfaatkan tenaga mereka tanpa kompensasi.

Webtoon, Budaya, dan Partisipasi dalam Literatur Digital

Saat ini kita hidup dalam revolusi media baru, dimana hampir semua aspek budaya mengalami perubahan signifikan menuju produksi, distribusi, dan komunikasi yang dimediasi oleh teknologi komputer dan internet. Fenomena ini dikenal sebagai budaya digital, di mana konten, informasi, dan interaksi tidak terbatas pada media fisik, tetapi bergantung pada platform digital seperti media sosial, situs web, dan aplikasi. Budaya digital memberikan kesempatan bagi siapa saja untuk berperan sebagai kreator, konsumen, dan distributor konten secara instan dan global.
ADVERTISEMENT
Salah satu contoh nyata dari budaya digital adalah Webtoon, yang merupakan adaptasi modern dari komik tradisional. Webtoon memungkinkan pembaca untuk tidak hanya menikmati cerita tetapi juga berpartisipasi secara aktif dalam penyebaran dan diskusi alur cerita. Hal ini menciptakan ekosistem yang lebih interaktif dan kolaboratif, di mana batasan antara pencipta dan penikmat semakin kabur, memberikan pengalaman yang lebih mendalam bagi pembaca.
Menurut Deuze (2006), partisipasi adalah elemen utama dalam budaya digital, dan audiens kini terlibat secara aktif dalam penciptaan dan penyebaran konten. Dalam konteks platform seperti Webtoon, pembaca tidak hanya menjadi konsumen pasif, tetapi juga berperan sebagai komentator dan kurator. Setiap episode baru yang dirilis mendapatkan komentar dari pembaca, berfungsi sebagai alat partisipasi yang dapat mempengaruhi narasi dan menunjukkan preferensi mereka. Fitur komentar, like, dan peringkat memungkinkan pembaca memengaruhi popularitas sebuah cerita, yang dapat meningkatkan eksposur cerita tersebut di platform.
ADVERTISEMENT
Selain fitur komentar, Webtoon juga menyediakan fitur creator's note di akhir episode, yang memperkuat hubungan langsung antara penulis dan pembaca. Penulis dapat merespons reaksi pembaca dan meminta saran mengenai alur cerita, yang meningkatkan kedekatan emosional antara pembaca dan cerita. Keterlibatan ini tidak hanya memberikan pembaca perasaan berkontribusi, tetapi juga menambah pengalaman membaca.

Peran Pembaca sebagai Perantara Budaya: Influencer Literatur

Pembaca dalam ekosistem platform Webtoon tidak hanya berfungsi sebagai konsumen, tetapi juga berperan sebagai influencer literatur atau perantara budaya yang secara sukarela mempromosikan dan menyebarkan cerita. Pembaca yang memiliki pengikut besar di platform seperti TikTok atau Instagram, sering kali menjadi agen penting dalam memperluas jangkauan cerita. Misalnya, ketika sebuah episode Webtoon menarik perhatian, sering kali muncul konten berupa ulasan atau reaksi yang viral di media sosial. Fenomena ini menunjukkan pergeseran peran pembaca di era digital, di mana mereka tidak hanya mengonsumsi karya, tetapi juga membantu memproduksi konten turunan yang mendorong popularitas cerita. Di TikTok, konten tentang teori atau ulasan cerita Webtoon sering kali mendapatkan ribuan tayangan dan komentar. Pengaruh ini tidak bisa dianggap remeh karena pembaca, dalam kapasitas mereka sebagai influencer literatur, mampu mempengaruhi tren dan popularitas cerita.
ADVERTISEMENT

Kritik Terhadap Kapitalisme Digital

Namun, di balik interaksi aktif ini terdapat kritik mengenai bagaimana platform seperti Webtoon cenderung memanfaatkan keterlibatan pembaca sebagai ‘pekerja gratis’. Hal inilah yang disebut oleh Fuchs (2014) dalam jurnal penelitiannya terkait kapitalisme digital sebagai free labour. Dalam kritik terhadap kapitalisme digital, platform digital sering kali menggunakan data, waktu, dan pemikiran pengguna untuk menghasilkan profit tanpa memberikan kompensasi finansial kepada mereka. Pembaca yang memberikan komentar, menyebarkan cerita, dan mempengaruhi popularitas Webtoon, secara tidak langsung bekerja tanpa bayaran untuk memperbesar nilai ekonomi platform tersebut.
Interaksi aktif pembaca di Webtoon, mulai dari memberikan komentar hingga menyebarkan cerita di media sosial, membantu meningkatkan eksposur cerita dan platform. Namun, pembaca tidak mendapatkan timbal balik maupun imbalan atas partisipasi mereka, sementara platform dan penulis memperoleh keuntungan dari popularitas yang dihasilkan oleh pembaca. Hal ini menunjukkan bagaimana kapitalisme digital bekerja dengan mengubah kegiatan konsumsi menjadi produksi nilai ekonomi.
ADVERTISEMENT
Sebagai konsumen aktif, kita sebagai pembaca perlu menyadari bahwa meski interaksi dalam platform Webtoon memberikan pengalaman yang memuaskan, ada kecenderungan eksploitasi di balik sistem ini. Oleh karena itu, penting untuk mengimbangi kebebasan berinteraksi dengan sikap kritis terhadap sistem kapitalisme digital yang terus berkembang dalam platform-platform digital.
Referensi: