Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Kenaikan PPN: Antara Harapan dan Kekhawatiran
11 Desember 2024 13:30 WIB
ยท
waktu baca 2 menitTulisan dari Aulia Putri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Di tengah gejolak ekonomi pasca-pandemi, isu kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi topik hangat yang mengguncang berbagai lapisan masyarakat. Rencana pemerintah untuk menaikkan PPN ini tidak hanya memicu diskusi di kalangan ekonom, tetapi juga menciptakan gelombang protes di jalanan dan media sosial.
ADVERTISEMENT
Sejak pengumuman tersebut, banyak orang mulai mempertanyakan dampak dari kebijakan ini. Seorang ibu rumah tangga di Jakarta, misalnya, mengungkapkan kekhawatirannya. "Saya sudah berjuang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Jika harga barang naik lagi, bagaimana saya bisa memberikan yang terbaik untuk anak-anak saya?" ungkapnya dengan nada penuh kecemasan.
Di sisi lain, para ekonom memperingatkan bahwa kenaikan PPN dapat memicu inflasi yang lebih tinggi. Mereka khawatir bahwa harga barang dan jasa akan melonjak, dan daya beli masyarakat akan semakin tertekan. "Kenaikan PPN bisa menjadi bumerang bagi perekonomian kita," kata seorang ekonom senior dalam sebuah diskusi publik. "Kita harus mencari cara yang lebih bijak untuk meningkatkan pendapatan negara tanpa membebani rakyat."
Tidak hanya itu, suara penolakan juga datang dari berbagai organisasi masyarakat sipil. Mereka menilai bahwa pemerintah seharusnya fokus pada perbaikan sistem perpajakan yang ada dan menindaklanjuti penghindaran pajak oleh korporasi besar. Dalam sebuah aksi demonstrasi yang diadakan di depan gedung DPR, ratusan orang berkumpul dengan spanduk bertuliskan "Jangan Bebani Rakyat!" Suasana penuh semangat itu mencerminkan harapan mereka agar suara rakyat didengar.
ADVERTISEMENT
Dalam menghadapi situasi ini, penting bagi pemerintah untuk membuka dialog dengan masyarakat. Kenaikan PPN bukan hanya sekadar angka dalam kebijakan fiskal; ia menyentuh kehidupan sehari-hari setiap individu. Masyarakat berharap agar pemerintah dapat menemukan solusi yang adil dan berkelanjutan demi kesejahteraan bersama.
Dengan berbagai pandangan dan aspirasi yang muncul, isu kenaikan PPN menjadi cermin dari tantangan yang dihadapi Indonesia dalam mengelola ekonomi. Di sinilah peran aktif masyarakat sangat diperlukan, agar suara mereka tidak hanya menjadi gema di ruang kosong, tetapi menjadi bagian dari solusi menuju masa depan yang lebih baik.