Wisata Halal di Jepang

Aulia Ramadhani
Mahasiswi jurusan Hubungan Internasional UNPNVJT
Konten dari Pengguna
13 Januari 2021 17:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Aulia Ramadhani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Jepang merupakan suatu negara yang sering dikunjungi oleh masyarakat dunia khususnya warga Indonesia. Menurut Skycanner Indonesia, Tokyo dan Osaka menjadi dua kota yang dimana termasuk ke dalam 10 tempat wisata favorit yang sering dicari di website mereka. Jepang menjadi negara dengan negara yang mempunyai 20 objek wisata yang dimana masuk ke dalam daftar world heritage UNESCO. Dengan adanya hal tersebut, maka tidak salah jika Jepang menjadi negara favorit bagi masyarakat internasional untuk melakukan perjalanan wisata mereka.
pemandangan bunga sakura
ADVERTISEMENT
Pada tahun 2003, Jepang mempunyai suatu program yakni “Visit Japan” yang dimana karena program tersebut, terdapat peningkatan pengunjung dari wisatawan asing. Dalam program tersebut, Jepang menargetkan 14 negara dari seluruh dunia yaitu, Jerman, Hongkong, Inggris, Kanada, Australia, Perancis, Korea, Malaysia, Thailand, Singapura, Taiwan, China, Indonesia, dan terakhir Amerika. Dalam target tersebut, terdapat beberapa wisatawan muslim yang juga ikut mengunjungi Jepang. Dengan adanya wisatawan muslim tersebut, Jepang memutuskan untuk membuka wisata halal dan mengembangkan wisata halal tersebut. Walaupun masyarakat Jepang sendiri didominasi dengan keyakinan Shinto (Sugiyama, 2014), namun Jepang berusaha untuk menyukseskan pariwisata halal mereka. Hal tersebut terbukti dengan adanya beberapa penghargaan yang diterima Jepang pada tahun di World Halal Tourism Award 2016 di Abu Dhabi.
ADVERTISEMENT
Jepang sendiri mempunyai suatu konsep yang dimana dalam konsep ini merupakan suatu hal yang menjadi pelayanan khas Jepang yang dimana penitngnya interaksi antara pengunjung dan staff. Metode tersebut merupakan bentuk layanan yang dimana komunikasi menjadi hal yang penting bagi staff dan pengunjung. Hal tersebut dalam kata Jepang disebut dengan Omotenashi (Ota et al, 2016). Omotenashi sendiri mengarah pada tradisi dan budaya Jepang. Namun, seringkali Omotenashi disamakan dengan hospitality.
Pada tahun 2017, Jepang mempunyai 788 tempat makan yang memiliki menu halal. Sebagian besar dari tempat makan tersebut memakai bahan baku yang halal dan cara memasak yang sudah memisahkan halal dan non halal. Sebagian besar tempat makan yang menjual makanan halal berada di kota-kota besar seperti Tokyo, Osaka, Kyoto, Hokkaido, dan lainnya. Karena hal tersebut, wisatawan merasa kesulitan mencari tempat makan yang halal. Selain tempat makan, tempat ibadah merupkan hal yang penting bagi wisatawan muslim. Terdapat sekitar 241 tempat ibadah yang ada di Jepang. Tempat ibadah tersebut berada di kota-kota besar, bandara, stasiun, café, mall dan destinasi wisata yang lain. Dengan adanya hal tersebut, maka Jepang menjadi negara yang ramah akan turis asing khususnya bagi muslim. Karena dengan adanya fasilitas-fasilitas tersebut wisatawan dengan mudah bisa menjalankan kewajiban mereka sebagai seorang muslim.
ADVERTISEMENT