Konten dari Pengguna

Mengapa Plagiarisme Marak? Memahami Alasan Terjadinya Penyimpangan Ilmiah

Ghina Aulia Karamah
Saya adalah mahasiswi Universitas Pembangunan Jaya program studi Psikologi
11 Desember 2024 12:33 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ghina Aulia Karamah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Penyimpangan ilmiah yang marak terjadi di dunia akademik
zoom-in-whitePerbesar
Penyimpangan ilmiah yang marak terjadi di dunia akademik
ADVERTISEMENT
Halo, Sobat Akademik! Tahukah kalian di zaman sekarang ini marak terjadinya tindakan penyimpangan ilmiah dimana hal tersebut sering terjadi di dalam dunia akademik. Tapi sebelum itu, apakah kalian sudah mengetahui apa itu karya ilmiah? Menurut (Thabroni Gamal, 2021) “Pengertian karya ilmiah merupakan karya tulis yang memaparkan suatu pembahasan secara ilmiah, sistematis, dan seakurat mungkin berdasarkan metode penelitian yang mengumpulkan kenyataan dan data empiris (teralami dan memiliki bukti) dalam berbagai bidang seperti ilmu pengetahuan, teknologi, maupun fakta sosial dan budaya seperti seni”.
ADVERTISEMENT
Setelah kita mengetahui pengertian dari karya ilmiah, yang perlu kita ketahui selanjutnya adalah bahwa pada kenyataannya penyimpangan karya ilmiah masih marak terjadi, terutama penyimpangan plagiarisme yang banyak ditemukan di dalam dunia akademik. Pengertian plagiarisme yaitu, menurut (Kementarian Pendidikan, 2022), “Plagiat sendiri merupakan perbuatan merujuk dan/atau mengutip frasa dan/atau kalimat yang bersifat tidak umum tanpa menyebutkan sumber karya sendiri atau orang lain dalam catatan kutipan dan/atau tanpa menyatakan sumber sesuai dengan pengacuan dan/atau pengutipan dalam tata tulis ilmiah”. Kalau kita membahas mengenai plagiarisme masalahnya cukup kompleks. Tidak hanya mahasiswa, bahkan dosen hingga profesor pun bisa terlibat. Fakta ini diungkapkan oleh
ADVERTISEMENT
Sebagai salah satu contoh kasus plagiarisme yang sempat ramai yaitu yang dilakukan oleh mahasiswa UNAIR. Menurut artikel dari (Mashabi & Ihsan, 2024) “Universitas Airlangga (Unair) membenarkan telah terjadi tindakan plagiarisme makalah yang dilakukan mahasiswanya di Fakultas Ekonomi dan Bisnis”. Kasus plagiarisme tersebut menjadi perbincangan di media sosial X setelah seorang mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unair diduga meniru makalah rekannya. Pihak fakultas telah memanggil mahasiswa tersebut, dan hasilnya terbukti bahwa ia memang melakukan plagiarisme terhadap karya mahasiswa lain di fakultas yang sama.
Setelah diuraikan penjelasan mengenai penyimpangan tersebut perlu kita ketahui bahwa ada alasan di balik orang melakukan tindakan penyimpangan.
Berikut beberapa alasannya:
1) Kemudahan dalam akses internet
Kemajuan teknologi menjadi penyebab plagiarisme, khususnya perangkat yang digunakan untuk mengakses internet. Teknologi saat ini memudahkan kita untuk mencari literatur lebih mudah, baik dalam bentuk buku elektronik, artikel di website, dan sebagainya. Dengan kemudahan akses tersebut, maka akan makin mempermudah untuk menyalin ide atau karya orang lain. Untuk menghindari plagiarisme, maka kita harus menggunakan internet dengan bijak (Salmaa, 2023).
ADVERTISEMENT
2) Tekanan tugas akademis
Tekanan tugas akademis menjadi salah satu penyebab utama pelanggaran ilmiah. Seperti yang terlihat pada kasus Calon Guru Besar Terlibat Perjokian Karya Ilmiah. Salah satu modusnya dengan melibatkan tim khusus yang menyiapkan artikel untuk jurnal bereputasi, dengan menyematkan nama mereka meskipun tidak berkontribusi aktif. Tekanan untuk memenuhi target angka kredit dan meningkatkan akreditasi kampus juga mendorong praktik ini, bahkan melibatkan jasa pengelola jurnal abal-abal (Alfajri et al., 2023).
3) Kurangnya keterampilan dalam menulis
Seseorang yang minim pengalaman dan juga pengetahuan dalam melakukan penulisan ilmiah menyebabkan individu tersebut mengandalkan sumber informasi orang lain. Dengan memahami alasan di balik penyimpangan dalam dunia akademik maka penting untuk menggunakan teknologi secara bijak, mengelola tekanan akademik dengan bijak, dan meningkatkan keterampilan menulis untuk mencegah penyimpangan ilmiah.
ADVERTISEMENT
Maka dari itu yuk kita sama-sama membangun budaya akademik yang positif dan dapat dipercaya, supaya ilmu pengetahuan dapat terus berkembang dengan baik.
Daftar Referensi:
Siaputra, I. B., & Santosa, D. A. (2016). Academic integrity campaign in Indonesia. In T. Bretag (Ed.), Handbook of academic integrity (p. 79). Springer Science+Business Media Singapore Pte Ltd.
ADVERTISEMENT