Konten dari Pengguna

Meneropong Unsur-unsur Pembangun Dan Makna Dalam Puisi "Tiga Lembar Kartu Pos"

Aulia Latifa Zahra
Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Angkatan 2023
10 Mei 2024 17:09 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Aulia Latifa Zahra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
sumber: dokumentasi pribadi
Dalam puisi yang berjudul “Tiga Lembar Kartu Pos” memiliki unsur-unsur pembangun, yakni: majas, irama, kata konotasi, lambang, dan imaji.
ADVERTISEMENT
1. Majas
Majas merupakan alat yang digunakan bahasa dalam menciptakan sebuah efek-efek tertentu dalam komunikasi. Dengan majas, dapat membantu pengarang untuk menyampaikan pesan-pesan yang lebih menarik. Dalam puisi ini menggambarkan ketidakpastian dan ketidakjelasan antara hubungan seseorang dengan Tuhannya.
- Metafora: dalam kata “tak pernah di antara bintang-bintang, tidak di celah awan, tidak di sela-sela sayap malaikat”, dapat menggambarkan adanya hubungan antara seseorang dan sosok spiritual atau Tuhan, ketidakjelasan seseorang dalam mengabarkan keadaannya.
- Personifikasi: dalam kata “soalnya kau tak pernah tegas menjelaskan keadaanmu” dan “ mungkin aku keliru”, dapat menggambarkan bahwa Tuhan dipersonifikasikan dan memberi kesan Tuhan memiliki sifat-sifat kemanusiaan atau manusiawi seperti kemampuan berbicara dan merasa ragu. 
- Simile: dalam kata “kubayangkan tanganmu gemetar”, dapat menggambarkan situasi dan perasaan tertentu, dalam kata tersebut menggambarkan bahwa Tuhan sedang membayangkan keadaan seseorang.
ADVERTISEMENT
- Paralelisme: dalam kata “tak pernah tegas”, dapat menggambarkan adanya penekanan kepada ketidakjelasan antar komunikasi atau hubungan.
- Ironi: dalam kata “ siasatnya pasti siasatmu juga”, dapat menggambarkan adanya pertentangan antara seseorang dan Tuhannya.
2. Kata Konotasi 
Kata konotasi merupakan sebuah kata yang memiliki makna kias atau makna yang tidak sebenarnya, juga sebuah tautan pikiran yang memberikan nilai rasa pada seseorang saat berhadapan dengan sebuah kata.
- Dalam kata “tak pernah tegas”, dapat menggambarkan ketidakjelasan dan ketidakpastian dalam hubungan antara seseorang dengan Tuhannya.
- Dalam kata “entah di mana”, dapat menggambarkan ketidakmampuan dalam memahami dan mengetahui keberadaan yang sebenarnya.
- Dalam kata “sekujur tubuhmu mendadak dingin”, dapat menggambarkan perasaan ketegangan dan kecemasan terhadap seseorang. Juga dapat diartikan sebagai sensasi yang dikaitkan dengan ketidaknyamanan.
ADVERTISEMENT
- Dalam kata “mungkin aku keliru”, dapat menggambarkan sebuah perasaan keraguan dan ketidakyakinan terhadap persepsi yang dimiliki. 
- Dalam kata “kau tak pernah merasa memelihara hubungan dengan-Ku”, dapat menggambarkan konotasi kesedihan dan kekosongan dalam hubungan seseorang dengan Tuhannya.kata memelihara hubungan merupakan tindakan menjaga dan juga merawat, tetapi hal tersebut tidak terjadi.
- Dalam kata “kunfayakun-Ku sia-sia belaka”, kata “Kunfayakun” berasal dari bahasa arab yang berarti “jadi, maka itu akan terjadi”, kata tersebut juga dapat menggambarkan konotasi kekecewaan karena kekuatan Tuhan yang dianggap tidak berguna dan sia-sia. 
3. Lambang
Lambang merupakan tanda atau kata untuk menyampaikan makna atau maksud tertentu yang bertujuan untuk memudahkan pemahaman para pembaca.
- “Topeng”: dapat menyimbolkan penutup atau kepalsuan yang berarti ketidakjujuran dalam sebuah hubungan seseorang dengan Tuhannya.
ADVERTISEMENT
- “Surat-surat”: dapat menyimbolkan sebuah komunikasi atau percakapan dengan Tuhan yang hilang.
- “Bayang-bayang-Ku yang tertinggal”: dapat menyimbolkan adanya kehadiran Tuhan yang terlupakan dan terabaikan oleh seseorang (manusia).
- “Menatap tajam”: dapat menyimbolkan sebuah konflik yang terjadi antara hubungan seseorang dengan Tuhannya.
- “Siasat”: dapat menyimbolkan sebuah tuduhan dan penilaian dalam sebuah konflik yang terjadi antara seseorang dengan Tuhannya. 
4. Imaji 
Imaji merupakan suatu susunan kata-kata yang mengungkapkan pengalaman perasaan, pendengaran, dan penglihatan.
- “Tanganmu gemetar”: dapat menggambarkan bahwa Tuhan sedang membayangkan keadaan seseorang tersebut, mungkin dapat dalam berdoa atau permohonan.
- “Tubuhmu mendadak dingin”: dapat menggambarkan sebuah perasaan kecemasan dan ketegangan terhadap seseorang.
- “Mengajak-Ku bercakap”: dapat menggambarkan seseorang seperti ingin berkomunikasi dengan Tuhannya untuk menyampaikan segala keadaan dan permohonan.
ADVERTISEMENT
- “Manatap tajam”: dapat menggambarkan bahwa ada sebuah konflik yang menunjukan seseorang tidak percaya dengan kekuasaan Tuhannya dan menuduh bahwa kekuatan Tuhan dianggap tidak berguna dan sia-sia.
Dalam puisi “Tiga Lembar Kartu Pos” juga memiliki makna tentang sebuah kekecewaan, kebingungan, dan rasa kehilangan. Puisi yang menceritakan tentang hubungan seseorang dengan sosok spiritual atau Tuhan. Seseorang merasa kebingungan karena kehilangan arah untuk menuntunnya ke jalan yang benar. Seseorang merasakan kekcewaan dan kegelisahan karena ketidakhadiran sosok yang dituju nya, yaitu Tuhan yang dicarinya. Sedangkan disisi lain, Tuhan sedang menanyakan dan mencari tahu keberadaan seseorang yang dahulu salalu datang kepada-Nya. Tuhan tidaklah butuh kepada seseorang, tetapi seseoranglah yang sangat butuh pertolongan Tuhan nya.
ADVERTISEMENT
DAFTAR PUSTAKA
Damono, Sapardi Djoko. (1994). Hujan Bulan Juni: Sepilihan Sajak. Jakarta: PT. Grasindo.