Konten dari Pengguna

Perkembangan Kognitif, Pendekatan Konstruktivisme dan Metakognitif

Aulia Latifa Zahra
Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Angkatan 2023
10 Oktober 2024 10:21 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Aulia Latifa Zahra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kata Kognitif berasal dari kata kognisi yang berarti kata benda. Memiliki beberapa pengertian antara lain, proses untuk memperoleh pengetahuan, upaya dalam menggali pengetahuan melalui pengalamannya sendiri, atau proses pengenalan lingkungan oleh seseorang dan hasil pemerolehan pengetahuan.
Sumber : Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Sumber : Pexels
ADVERTISEMENT
Konstruktivisme berasal dari bahasa Belanda yaitu “to construc” yang memiliki arti membentuk. Konstruktivisme merupakan aliran filsafat yang mempunyai pandangan bahwa pengetahuan yang dimiliki merupakan sebuah hasil dari proses pembentukan kita sendiri. Konstruktivisme merupakan sebuah pendekatan dalam pembelajaran yang menekankan bahwa pengetahuan yang dimiliki merupakan pembentukan setiap individu tersebut, dengan melalui pengalaman dan interaksi sosial sehingga tiap-tiap individu dapat terlihat aktif dalam proses belajar.
Tujuannya adalah meningkatkan kesadaran siswa akan cara berpikir mereka dan kemampuan untuk merencanakan, memantau, serta mengevaluasi strategi belajar. Jadi, Metakognitif adalah kesadaran dan pemahaman seseorang terhadap proses berpikirnya sendiri. Hal ini mencakup kemampuan untuk memonitor, mengendalikan, dan mengarahkan cara berpikir, belajar, serta memecahkan masalah.
ADVERTISEMENT
Perkembangan kognitif melibatkan proses mental seperti pemahaman, pemprosesan informasi, dan pemecahan masalah yang dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal, seperti genetik, lingkungan, dan pengalaman belajar. Piaget mengidentifikasi empat tahap perkembangan kognitif anak, dari sensorimotorik hingga operasi formal, yang memengaruhi bagaimana mereka berpikir dan memahami dunia. Perbedaan individu dalam perkembangan kognitif mengharuskan pendekatan pendidikan yang beragam dan berpusat pada anak, termasuk penggunaan teknologi dan stimulasi lingkungan yang mendukung, untuk mengoptimalkan potensi belajar setiap anak.