Pagelaran Wayang Kulit di Museum Wayang: Gatotkaca Winisuda

Nurul Aulia Nadhira
Mahasiswa Universitas Pamulang
Konten dari Pengguna
16 Oktober 2023 20:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nurul Aulia Nadhira tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: milik pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: milik pribadi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Wayang kulit dijadikan sebagai mahakarya seni pertunjukan yang berkembang di masyarakat Indonesia terutama Jawa. Pertunjukannya diiringi dengan musik gamelan dan tembang yang dinyanyikan sinden. Wayang juga memiliki nilai kebudayaan yang khas dan sangat melekat pada masyarakat Indonesia.
ADVERTISEMENT
Perwujudan pelestarian wayang di Indonesia dapat dijumpai dalam Museum Wayang yang teletak di Kota Tua, Jakarta Kota. Terdapat pelaksanaan pagelaran wayang kulit dengan lakon Gatotkaca Winisuda yang didalangi oleh Kasmin Guno Carito. Pagelaran tersebut diberikan sambutan oleh Bapak Suwandi selaku kepala Upt Museum Wayang dan Bapak Darujimat sebagai kepala Pepadi (Prkumpulan Perdalangan Indonesia) Provinsi DKI Jakarta serta diapresiasi oleh mahasiswa yang datang berkunjung.
Sumber: milik pribadi
Dilaksanakannya pagelaran ini agar menjadi bahan pengenalan dan pelestarian wayang yang ada di Indonesia kepada para pengunjung Museum Wayang. Hal tersebut pun dapat dijadiakan sebagai media untuk mencintai budaya Indonesia yang beragam. disetiap isi cerita dalam pementasan wayang memiliki simbol nilai pengajaran untuk saling menghormati dan memiliki makna filosofis yang kuat serta penselipan kritik sosial disetiap adegan pementasannya.
ADVERTISEMENT
Pagelaran wayang kulit dengan lakon Gatotkaca Winisuda ini mengisahkan tentang Raden Gatotkaca yang memiliki otot kawat serta tulang besi yang merupakan putra dari Bimasena (pandawa) dan Arimbi (keturunan raksasa). Terjadi pertentangan ketika Gatotkaca hendak dijadikan sebagai raja Pringgodani (bangsa raksasa), hal tersebut ditentang oleh Raden Brajadenta (adik Arimbi). Raden Brajadenta merasa ialah yang lebih berhak atas tahta sebagai raja di Pringgodani karena ia putra laki-laki di keluarga Braja sedangkan Gatotkaca hanya anak dari kakak perempuannya.
Sumbar: milik pribadi
Terjadilah keributan antara Raden Brajadenta dan Arimbi. Gatotkaca membantu ibunya untuk melawan Brajadenta. Gatotkaca berhasil diringkus Brajadenda dan akan membunuhnya menggunakan senjata Candrasa. Namun Brajamusti (ayah Arimbi dan Brajadenta) membela Gatotkaca yang kemudian terjadilah perkelahian antara dua raksasa. Keduanya bertarung dengan mengerahkan seluruh kekuatannya, namun tidak ada yang menang. Karena sudah mengerahkan seluruh kekuatannya, tubuh kedua raksasa tersebut mati dan mulai mengecil yang kemudian menyatu dengan tubuh Gatotkaca. Sehingga Gatotkaca memiliki berbagai ilmu dan kekuatan seperti ajian Brajamusti pada telapak tangan kirinya dan ajian Brajadenta pada telapak tangan kanannya. Karena hal tersebut, Gatotkaca dinobatkan sebagai raja Pringgodani.
ADVERTISEMENT