Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Cerita tentang Sesajen di Tengah Jalan Desa Socah Bangkalan Madura
19 Juli 2023 18:22 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Aulianita Listyani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kebudayaan Indonesia memang sarat keunikan. Mulai dari mitos, ritual, perilaku kebiasaan, dan lain-lain. Folklor adalah bagian dari kebudayaan suatu masyarakat yang tersebar dan diwariskan secara lisan serta turun temurun. Folklor setengah lisan merupakan jenis folklor yang bentuknya tidak hanya didukung oleh kekuatan lisan, tetapi juga didukung oleh perilaku fisik. Folklor disebut juga sebagai folklor fakta sosial. Contohnya: kepercayaan, mitos, tarian, perilaku kebiasaan, ritual, upacara, tahayul, pesta tradisional, serta permainan dan hiburan.
ADVERTISEMENT
Pulau Jawa – sebagai salah satu pulau terbesar di Indonesia, didiami beragam suku dengan berbagai tradisi yang menyertainya, termasuk Suku Madura. Suku Madura, siapa yang tidak mengenal suku tersebut?
Madura mempunyai keunikan tradisi yang tidak kalah menarik dari daerah lainnya di Indonesia. Bahkan tradisi ini telah ada sejak zaman nenek moyang dan masih lestari hingga sekarang; Karapan Sapi, Upacara Rokat, Toktok, Ritual Ojung, Upacara Nandar, Mondok, Bhubu’an, dan lain-lain.
Madura memiliki beberapa Kabupaten, termasuk Kabupaten Bangkalan. Di Bangkalan tersebut ada desa yang bernama Desa Socah. Desa Socah yang masih melakukan tradisi yang sangat unik, yaitu Sesajen di Perempatan Jalan Desa Socah. Hal yang bikin unik dan sedikit mengherankan ialah sesajen tersebut diletakkan di tengah Jalan Maritim, perempatan Desa Socah.
ADVERTISEMENT
Sesajen berupa kembang tujuh rupa, air, kepiting, dan rokok satu biji. Sesajen tersebut diletakkan tiap malam Jumat, guna untuk mengabulkan beberapa hajat mereka.
“Yang naruh sesajen itu tergantung hajatnya, malam Jumat apa saja. Ngga tentu, Jumat Kliwon atau tidak,” ujar Ibu Lailatul Istianah, salah satu warga Desa Socah.
Hajat yang sering dilakukan ialah untuk keselamatan pengguna jalan. Hal ini masih dilakukan hingga sekarang oleh warga lokal di sana. Konon katanya, jika hal tersebut tidak dilakukan akan terjadi kecelakaan di jalan tersebut.
“Ditaruh di tengah perempatan jalan karena di jalan perempatan kan sering terjadi kecelakaan. Sesajen itu buat tolak bala untuk keselamatan pengguna jalan,” ujar Warga Lokal Desa Socah, Bangkalan.
Mungkin bagi para pendatang hal tersebut terkesan aneh, kok ada sesajen di tengah jalan? Tapi sudah menjadi hal biasa/tradisi bagi masyarakat di sana. Itulah keunikan tradisi di Desa Socah, Bangkalan, Madura, tak banyak orang tahu mengenai hal ini. Hal ini semakin membuktikan bahwa Indonesia tak hanya unggul dalam bidang kuliner, kerajinan, tetapi juga kaya akan tradisi kebudayaannya.
ADVERTISEMENT