Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
Sri Mulyani, Inspirasi Perempuan Menjadi Pemimpin
9 Juni 2021 10:51 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Auliya Syifa Nurlaili tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Siapa yang tidak kenal Sri Mulyani Indrawati? Beliau merupakan sosok perempuan tangguh yang memimpin Kementerian Keuangan dari tahun 2016 hingga saat ini. Apabila menyebut Sri Mulyani sang Srikandi keuangan, maka menarik untuk membahas mengenai peranan perempuan pada puncak organisasi sebagai seorang pemimpin.
ADVERTISEMENT
Perempuan Menghadapi “The Glass Ceiling”
The glass ceiling atau langit-langit kaca adalah sebuah metafor yang populer digunakan untuk menggambarkan keterbatasan yang dialami oleh perempuan dan kelompok minoritas terkait kesempatan akses menduduki puncak organisasi. Metafor ini muncul salah satunya karena adanya ketidaksetaraan gender pada dunia kerja. Khususnya dalam hal ini menggambarkan terbatasnya kesempatan perempuan untuk menjadi seorang pemimpin yang dipengaruhi oleh adanya stereotip yang merugikan perempuan.
Hofstede (2001) mengungkapkan sebagaimana pria dianggap tegas, kompetitif, dan tangguh sementara wanita dianggap seharusnya lebih sibuk mengurus rumah, anak dan memiliki peran yang lebih lembut. Pandangan tersebut tentu sudah tidak asing dalam masyarakat. Anggapan tradisional bahwa perempuan hanya mengenal sumur, dapur dan kasur mungkin masih tersisa dalam pemikiran beberapa orang. Dalam kepemimpinan, perempuan dianggap cenderung lebih emosional dan membawa perasaan. Hal ini kerap membawa pandangan bahwa perempuan tidak kompeten untuk memimpin karena tidak mampu memberikan penilaian objektif terhadap situasi yang dihadapi.
ADVERTISEMENT
Apabila membicarakan kepemimpinan dan gender, pertanyaan yang muncul adalah “apakah gender mempengaruhi cara memimpin?”. Robbins & Coulter (2005) menjelaskan beberapa penelitian yang fokus pada gender dan kepemimpinan menunjukkan bahwa perempuan dan laki-laki memang memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda. Perempuan dikatakan cenderung mengadopsi gaya kepemimpinan yang lebih demokratis atau partisipatif.
Kepemimpinan bagi Sri Mulyani
Dalam sebuah kesempatan pada kegiatan virtual "Women and Girls: Game Changers in Development" yang diselenggarakan Maret 2021 lalu, Sri Mulyani memaparkan bahwa sebagai seorang pemimpin, beliau mengutamakan merangkul dan membangun komunikasi yang baik dengan bawahan.
Sebagaimana sebuah tim tidak dapat berjalan dengan baik apabila tidak menjalin hubungan yang baik. Kemudian, beliau juga memaparkan baginya komunikasi dalam menyampaikan perintah tidak boleh menimbulkan kesan sebagai pemimpin yang memerintah untuk dilayani atau yang beliau sebut sebagai “bossing around”. Beliau juga menghindari gaya kepemimpinan yang otoriter.
ADVERTISEMENT
Dalam kepemimpinannya, Sri Mulyani mengutamakan membangun mind-set untuk mencapai tujuan bersama dengan timnya. Gaya kepemimpinan tersebut sesuai dengan teori kepemimpinan Task and Relation Behaviour yang dikemukakan oleh Yukl (2013) yang merupakan penekanan pada hubungan atau kemudian disebut dengan consideration dan penekanan pada tugas atau disebut initiating structure.
Sebagaimana Sri Mulyani mengutamakan membangun hubungan dengan timnya serta membangun kesadaran untuk pencapaian tujuan bersama dalam gaya kepemimpinannya. Selain itu, kepemimpinan beliau juga menghindari gaya otoriter dan lebih condong pada kepemimpinan yang demokratis.
Robbins & Coulter (2005) dalam bukunya memaparkan bahwa perempuan mengandalkan karisma, keahlian, relasi, dan kemampuan interpersonalnya untuk mempengaruhi orang lain. Hal ini serupa dengan kepemimpinan Sri Mulyani yang karismatik dan menonjolkan keahliannya dalam mengelola perekonomian pada perannya sebagai Menteri Keuangan saat ini.
ADVERTISEMENT
Pencapaian beliau pada tingkat nasional maupun internasional, pengakuan atas keahliannya dari berbagai pihak serta citra yang ditunjukkan kepada publik juga menjadikan beliau sebagai sosok yang karismatik.
Inspirasi bagi Perempuan Menjadi Pemimpin
Dalam berbagai kesempatan, Sri Mulyani menyampaikan bahwa perempuan pantas dan kompeten untuk menjadi seorang pemimpin. Hal ini bukan hanya penyemangat, tetapi juga telah dibuktikan dengan keberhasilan beliau menjadi seorang pemimpin perempuan yang diakui kemampuannya.
Beliau merupakan perempuan sekaligus orang Indonesia pertama yang menjabat sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia pada tahun 2010. Beliau juga masuk dalam jajaran The World's 100 Most Powerful Women 2019 versi majalah Forbes sebagai perempuan Indonesia satu-satunya yang masuk pada kategori tersebut.
Selain itu, beliau juga mendapatkan sederet penghargaan sebagai menteri terbaik secara internasional serta dinobatkan sebagai salah satu pemimpin yang berpengaruh dalam perkembangan Asia.
ADVERTISEMENT
Pencapaian tersebut menjadi kisah sukses Sri Mulyani dan sebagai contoh perempuan yang sukses dihormati sebagai seorang pemimpin bukan hanya di dalam negeri tetapi juga secara internasional. Segudang pengalaman dan pencapaian beliau menjadi gambaran bagi generasi muda bahwa terlepas dari gender, dengan kompetensinya maka seorang perempuan bisa menjadi pemimpin yang dihormati dan sukses mematahkan stereotip yang melekat. Kehadiran beliau menjadi simbol harapan bagi setiap perempuan muda yang memiliki mimpi besar menjadi pemimpin yang membawa perubahan.
Beliau terus mendorong generasi muda khususnya perempuan untuk membuat perubahan dan menjadi pemimpin di masa depan. Seperti mengutip salah satu unggahan Sri Mulyani pada Instagramnya,
“Satu langkah yang Anda lakukan, seberapapun kecilnya, itu adalah langkah kemenangan bagi semua perempuan di Indonesia. Jadi jangan pernah menyerah”
ADVERTISEMENT
DAFTAR PUSTAKA
Hofstede, G. (2001). Culture’s Consequences : Comparing Values, Behaviors, Institutions, and Organizations Across Nations. SAGE Publications.
Robbins, S. P., & Coulter, M. (2005). Management. Pearson Education.
Yukl, G. (2013). Leadership in Organization. Pearson Education.