Fakta Psikologis Popularitas Bisbol di Jepang

Aulya Octavia
Mahasiswa Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Konten dari Pengguna
21 Desember 2022 12:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Aulya Octavia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menelusuri sudut pandang psikologis dari popularitas bisbol di Jepang.
Sumber: Pexels/steshkawillems
Bisbol telah menjadi salah satu olahraga populer di dunia—dari generasi ke generasi—sejak Amerika menciptakannya pada abad ke-19. Jika mayoritas masyarakat Indonesia lebih menyukai olahraga bulu tangkis dan sepak bola, dapat dikatakan bahwa mayoritas masyarakat Jepang lebih memilih bisbol sebagai olahraga favorit.
ADVERTISEMENT
Bahkan, permainan bisbol sering kali diselipkan dalam berbagai acara televisi Jepang. Apa kamu menyadarinya? Salah satu contohnya bisa kita temukan dalam serial animasi Doraemon yang cukup banyak menampilkan adegan ketika Nobita bersama teman-temannya sedang bermain bisbol.
Antusiasme masyarakat Jepang terhadap olahraga yang satu ini, tercerminkan pula melalui atmosfer spektakuler yang diciptakan oleh para fans di setiap pertandingan. Bahkan, pada umumnya, badut maskot turut tampil untuk memeriahkan pertandingan bisbol di Jepang. Kira-kira, apa sih, yang membuat bisbol sangat diminati di Jepang? Tahu nggak, ada fakta psikologis dibalik semua ini? Yuk, simak penjelasannya dalam artikel ini!

Bisbol Jepang dan Asal-Usulnya

Baseball yang diterjemahkan ke bahasa Indonesia menjadi 'bisbol', memiliki penamaan lain di Jepang yang disebut 'yakyu'. Bisbol yang berasal dari Amerika, mulai diperkenalkan ke Jepang pada awal tahun 1870-an. Pada dasarnya, bisbol adalah olahraga bola kecil yang dimainkan oleh dua tim yang masing-masing beranggotakan sembilan orang. Selanjutnya, setiap tim memperoleh kesempatan sebagai tim pelempar dan tim pemukul secara bergantian.
ADVERTISEMENT
Lalu, apa yang membedakan permainan bisbol pada umumnya dengan permainan bisbol milik Jepang?
Setiap cabang olahraga memiliki karakteristiknya masing-masing. Hal ini didukung oleh pendapat Bogeng (1926) yang menyatakan bahwa olahraga adalah produk sosial-historis, dan pembentukannya harus mencerminkan situasi dan tradisi masyarakat yang membesarkannya.
Menurut Niwa (1993), olahraga yang didatangkan dari Barat sejak Era Meiji, memiliki norma yang lebih spiritual karena telah disesuaikan ke dalam mentalitas dan iklim budaya Jepang, sementara karakteristik lain seperti aturan dan instrumen diadaptasi sebagaimana adanya di Barat. Para pemuda generasi sekarang pun menganggap kalah dalam permainan tidak memalukan, seperti karakter yang dimiliki orang Jepang pada umumnya.
Meski terdapat beberapa perbedaan norma, perkembangan bisbol di Jepang terus meningkat. Tim bisbol nasional Jepang yang secara resmi bernama 'Samurai Japan', sejauh ini sudah banyak tampil baik dalam turnamen bisbol internasional. Selain itu, sejumlah pemain bisbol Jepang telah membuktikan kesuksesan karirnya dalam Major League Baseball (MLB), sebuah liga utama bisbol di Amerika. Jadi, kesuksesan bisbol di Jepang tak perlu diragukan lagi!
ADVERTISEMENT

Karakteristik Mental Pemain Bisbol

Pemain bisbol profesional memiliki beberapa karakteristik mental yang seragam. Penelitian yang dilakukan oleh Jin dkk. (2020) menunjukkan bahwa sama seperti kebanyakan atlet lainnya, pemain bisbol profesional memiliki tingkat kecemasan yang lebih rendah daripada masyarakat umum. Pemain bisbol dapat mengontrol kecemasan mereka sendiri dengan baik dalam situasi tertentu. Hal ini memungkinkan mereka untuk mengurangi kegelisahan dan kegugupan, dan dengan demikian dapat tampil lebih baik dalam pertandingan penting seperti pertandingan final, di depan banyak penonton.
Lebih lanjut, penelitian Jin dkk. (2020) memperoleh fakta bahwa kelompok bisbol profesional menunjukkan waktu reaksi yang lebih cepat pada tes persepsi emosional dan rotasi mental daripada masyarakat umum. Waktu reaksi mereka yang lebih cepat dalam dua tes ini menunjukkan bahwa mereka memiliki persepsi intuitif yang unggul. Kita dapat menyimpulkan bahwa persepsi intuitif adalah karakteristik kunci untuk menjadi pemain bisbol profesional.
ADVERTISEMENT
Dapat disimpulkan, pemain bisbol profesional lebih bergantung pada domain emosional (intuitif), saat berupaya meningkatkan keterampilan mereka sehingga lebih mampu bereaksi terhadap gerakan manusia. Ternyata, ini yang membuat pemain bisbol memiliki respons yang bagus dalam menangkap ataupun menghindari bola!

Sudut Pandang Psikologi: Kecocokan Karakter Masyarakat Jepang dengan Bisbol

Sebelumnya, kita sudah membahas karakteristik mental para pemain bisbol profesional. Lalu, apa, sih, karakteristik dari bisbol yang menjadikan olahraga ini cocok dengan masyarakat Jepang?
Berikut ini adalah kalimat yang dikutip dari Ego Jinpachi, karakter anime Blue Lock yang dapat menggambarkan kecocokan masyarakat Jepang dengan bisbol.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, mari kita usut kebenaran dari kalimat di atas!
Pembagian tugas yang jelas identik dengan karakter orang Jepang yang disiplin dan teratur. Faktanya, disiplin dalam pekerjaan dianggap sebagai kebajikan di Jepang (Aoki, 2008). Hal ini tentunya menjadi alasan mayoritas orang Jepang menyukai permainan bisbol.
Selain itu, tingginya tingkat kolektivisme masyarakat Jepang sudah banyak diteliti dan dianggap sebagai temuan psikologis. Sebagian besar orang Jepang dikenal sebagai kolektivis. Artinya, mereka akan mempertahankan kerja sama bahkan dengan mengorbankan keuntungan pribadi mereka sendiri (Takano & Osaka, 1999). Sangat cocok dengan permainan bisbol yang membutuhkan kerja sama tim yang baik, bukan?
Jadi, begitulah sudut pandang psikologi memvalidasi kebenaran mengenai kecocokan karakter masyarakat Jepang dengan bisbol. Bahkan, masyarakat Jepang pun mengakui hal ini. Semoga artikel ini berhasil menjawab rasa penasaran kamu, ya!
ADVERTISEMENT