Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Potensi UMKM sebagai Sentra Produksi Oleh-oleh di Desa Fajar Baru
21 Agustus 2024 18:30 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Aulya Setyasih tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kawasan transmigrasi, Desa Fajar Baru, tidak hanya dipenuhi dengan sumber daya alam berupa perkebunan sawit dan karet tetapi juga memiliki potensi ekonomi lainnya seperti usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Mayoritas dari para pengusaha UMKM telah berdiri sejak tahun 1980-an, dimana pada waktu itu merupakan tahun-tahun pertama terjadinya transmigrasi dari Pulau Jawa. Beberapa diantara usaha UMKM bahkan telah dilanjutkan dan dikelola oleh generasi berikutnya.
ADVERTISEMENT
Tempe Keripik Mbah Narti
Tangan-tangan Mbah Narti dan Mbah Mul inilah yang telah berhasil menciptakan zat aditif, tempe keripik, ini sejak tahun 1985. Awal mulanya, mereka hanya berjualan tempe biasa tanpa diolah lebih lanjut hingga akhirnya mereka melakukan inovasi produk dan menciptakan tempe keripik diawal tahun 2000an.
Ketika mengunjungi rumah produksinya, mereka mengatakan bahwa dahulu ketika masih dalam usia produktif, mereka mampu menghasilkan 200 hingga 300 bungkus per minggu. Walaupun demikian, sekarang mereka tetap memiliki semangat kerja tinggi dengan menghasilkan sekitar 100-120 bungkus per minggu. Mereka juga menuturkan bahwa usahanya juga menerima pesanan untuk acara-acara besar yang ada di desa.
Tahu Mbah Brewok
Tahu Mbah Brewok sebetulnya telah berganti tangan hingga ke generasi tiga dari keluarga mereka. Meskipun demikian, hasil produk tahu dan produk olahan kedelai lainnya tetap konsisten kualitasnya seperti ketika sang pelopor utama yang memproduksinya. Mbah Wedhok, istri dari mendiang Mbah Brewok, mengatakan ketika usahanya sedang berjaya, mereka mampu mengekspansi bisnisnya hingga ke Uluk Kupai dan Napal Putih.
ADVERTISEMENT
Namun, seiring perkembangan zaman usaha mereka mengalami penurunan. Beliau mengatakan bahwa mereka bersyukur usahanya tetap berjalan dengan stabil meskipun tidak sebesar dulu ketika Mbah Brewok masih hidup. Penerus dari usaha ini juga mengatakan bahwa mereka mengalami kendala dalam proses pemasaran dan distribusi karena telah banyaknya pesaing di pasar.
Kembang Goyang Fitri Milka
Kembang Goyang Fitri Milka baru saja didirikan sekitar sepuluh tahun terakhir, sejak awal tahun 2013. Awalnya ide bisnis jualan ini berasal dari keisengan sang penjual membuat jajanan tradisional hingga ternyata hasil produksinya diminati oleh banyak orang. Sang pemilik usaha menuturkan bahwa Kembang Goyang miliknya sudah menghasilkan banyak pundi-pundi rupiah. Hal ini disebabkan karena banyaknya jumlah pesanan yang mereka buat ketika masa-masa tertentu seperti Hari Raya besar keagamaan, 17an, dan pesta besar lainnya di Desa.
ADVERTISEMENT
Walaupun usahanya sudah mulai merangkak besar dan bahkan sempat mendapatkan perhatian dari pemerintah daerah. Beliau memilih untuk tidak mengembangkan usaha lebih lanjut karena faktor internal. Padahal jika usahanya terus dikembangkan, bisnis yang dijalankan mampu menjadi salah satu sentra produksi oleh-oleh Bengkulu dari Desa Fajar Baru.
Potensi UMKM sebagai Sentra Produksi Oleh-Oleh
Hidup dan terkelolanya UMKM di Desa Fajar Baru, mampu menjadikannya sebagai sebuah potensi untuk membesarkan bisnisnya menjadi sebuah sentra produksi oleh-oleh. Meskipun mayoritas dari UMKM tidak memiliki banyak karyawan dan hanya beranggotakan keluarga, hasil produksi UMKM tidak kalah bagus dengan produk lain di pasaran. Belum lagi faktor pendukung eksternal, seperti lokasi antar UMKM yang jaraknya berdekatan menambah peluang bagi para pengusaha untuk menjadikan kawasan mereka sebagai sentra produksi oleh-oleh.
ADVERTISEMENT
Jika bisnis UMKM dapat diekspansi lebih jauh, hal ini tentu akan berdampak terhadap banyak hal. Misalnya, terjadinya pertumbuhan ekonomi di Desa Fajar Baru dan peningkatan kesejahteraan hidup masyarakat seperti yang diharapkan pada SDGs (Sustainable Development Goals). Lebih jauh lagi, sarana dan prasarana seperti infrastruktur jalan akan dibangun menjadi lebih baik.
Untuk itu, harapan kedepannya para UMKM di Desa Fajar Baru mampu saling berkolaborasi dan bersinergi untuk menjadikan kawasannya sebagai sentra produksi oleh-oleh di daerah Bengkulu Utara. Dengan demikian, adanya kemajuan UMKM tidak hanya berdampak pada pertumbuhan ekonomi tingkat lokal tetapi juga mampu memberikan dampak lainnya, seperti sosial dan budaya.