Konten dari Pengguna

Banyak Cerita Banyak Berita tentang Penjara

Andi Wijaya Rivai
Doctor of criminology, University of Indonesia. Berbisik ke bumi, langit kan mendengar.
11 Mei 2023 20:11 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Andi Wijaya Rivai tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Menara pengawas yang berada pada setiap sudut lapas. (foto dokumen pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Menara pengawas yang berada pada setiap sudut lapas. (foto dokumen pribadi)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ada komentar yang menurut saya cukup menarik dari Direktur Jenderal Pemasyarakatan pada saat beliau diundang oleh Arman Depari, mantan Deputi BNN, yang dirilis melalui kanal youtube GMDM (Garda Mencegah dan Mengobati). Beliau mengatakan, “Banyak cerita dan banyak berita, jadi jangan seolah-olah lapas, handphone masuk, narkoba masuk, tidak. Kami sudah ratusan kali melakukan pencegahan penyelundupan.”
ADVERTISEMENT
Begitu banyak cerita dan berita yang muncul di masyarakat tentang lapas (penjara). Bahwa penjara yang dikenal oleh masyarakat lebih banyak hadir dari cerita, kabar berita, atau sebagian yang pernah hidup di dalam sana. Karena hanya dari cerita atau kabar berita, maka kosa kata yang muncul saat mendengar penjara pun tidak jauh dari sebatas penderitaan, pengekangan, atau pengasingan dari orang-orang yang dipaksa tinggal didalamnya.
Bagunan tinggi berujung kawat berduri, kamar yang dihiasi jeruji, dan pintu gerbang berpelat besi adalah gambaran sempurna tentang penjara, yang oleh Nathaniel Throwne dijuluki, sebagai the black flower of civilization. Itulah cakrawala tentang penjara yang hidup dalam sudut logika kebanyakan dari masyarakat kita.
Maka ketika ada mantan terpidana yang fasih bercerita tentang pengalaman buruk dia saat mendekam dalam penjara, masyarakat pun menerima cerita itu apa adanya. Masyarakat seakan turut mengadili penjara yang seolah hanya penuh dengan ‘dosa’.
ADVERTISEMENT
Maka menjadi sangat maklum jika pada akhirnya Direktur Jenderal Pemasyarakatan perlu untuk meluruskan berita tentang penjara, cerita dari terpidana. Tanpa berupaya untuk membela diri atau membenarkan apa yang keliru, Direktur Jenderal hanya ingin memberikan pesan bahwa ada proses yang terus dijalankan oleh jajarannya untuk memperbaiki tata kelola penjara.
Pemindahan lebih dari 800 bandar narkoba ke lapas dengan pengamanan super maksimum di Nusa Kambangan adalah salah satu upaya yang telah dilakukan. Pemindahan ini tidak lain untuk memastikan bahwa para bandar tersebut tidak lagi dapat menjalankan bisnis haramnya. Selain itu, penggagalan berbagai upaya penyelundupan narkoba ke dalam penjara juga secara berkelanjutan menunjukkan hasilnya.
Misalnya saja, pada bulan april dan mei 2023, setidaknya terdapat dua peristiwa penggagalan percobaan penyelundupan narkotika kedalam lapas/rutan, yaitu di Lapas Kelas IIB Tulungagung dan Rutan Kelas 1 Bandung. Di lapas Tulungagung, penyelundupan dilakukan dengan memasukan narkoba kedalam pasta gigi, sedangkan di Rutan Bandung penyelundupan dilakukan dengan memasukan kedalam sol sepatu.
ADVERTISEMENT
Sebulan sebelumnya, Februari 2023, petugas Lapas Sukabumi juga berhasil menggagalkan upaya penyelundupan narkoba ke dalam lapas yang dilakukan dengan cara melempar barang tersebut dari luar tembok lapas. Meskipun, kisah sukses petugas penjara dalam upaya penggagalan penyelundupan narkoba sering kali hanya sekilas menjadi berita.
Jajaran Rutan Bandung bersama Kepolisian Kota Bandung menggelar hasil penggagalan percobaan penyelundupan ke dalam rutan, tanggal 4 Mei 2023. (foto dokumen Rutan Bandung)
Cerita lain tentang penjara yang sering masyarakat lupa juga tentang bagaimana narapidana dibina. Bahwa penjara tidak hanya tentang orang-orang yang hanya menghitung hari, membunuh sepi dibalik jeruji, diam tanpa aktifitas yang berarti.
Tetapi bahwa penjara mempunyai tanggung jawab untuk menjadikan narapidana menjadi orang yang lebih berguna. Narapidana tetaplah warga bangsa yang mempunyai potensi untuk dapat digali yang pada akhirnya nanti dapat menjadi ‘bekal’ untuk berintegrasi. Betapa banyak karya narapidana yang cukup membuat kita bangga.
ADVERTISEMENT
Batik tulis Lapas Nusakambangan dan Cipinang bahkan selalu menjadi souvenir untuk tamu negara. Penjara bukanlah sangkar, tetapi dia adalah sanggar bagi beragam kreativitas tanpa batas dari mereka yang ruang geraknya terbatas.
Narapidana sibuk dalam aktivitas pekerjaan di dalam lapas. (foto dokumen pribadi)
Maka, menjadi tanggung jawab bersama untuk membina narapidana. Bahwa dibutuhkan kepedulian dari setiap elemen masyarakat untuk secara bersama-sama dengan otoritas penjara dalam memberikan perlakuan yang terbaik bagi mereka yang ada di dalam sana. Harus saling menguatkan, juga mengokohkan.
Karena sesungguhnya penjara bukanlah tentang balas dendam. Tetapi, penjara adalah tentang menjaga agar masa depan mereka yang terkurung di dalamnya tetap terjaga dan tidak padam.
Itulah cerita dan berita dari penjara yang sering masyarakat lupa.
Terima kasih
Salam AwR