Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
Ancaman Konflik Global di Tengah Krisis Air Kawasan Timur Tengah dan Afrika
8 Januari 2025 15:23 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Aura Hapsari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Air adalah elemen mendasar yang menopang kehidupan di bumi. Tidak hanya menjadi kebutuhan utama manusia, air juga memiliki peran strategis dalam pembangunan, stabilitas politik, dan keseimbangan lingkungan. Namun, kelangkaan air bersih menjadi tantangan global yang semakin besar. Distribusi air yang tidak merata di antara negara-negara, khususnya di kawasan Timur Tengah dan Afrika, menciptakan potensi konflik yang kompleks. Seperti yang dijelaskan oleh Bu Hizra Marisa, dosen Universitas Paramadina, air adalah sumber daya yang signifikan dan esensial. Ia bersifat terbatas—dapat berkurang, tetapi tidak bisa bertambah. Ketegangan sering muncul karena konflik kepentingan yang bersifat politis maupun ekonomi.
ADVERTISEMENT
Salah satu contoh konflik adalah perebutan aliran Sungai Nil antara Ethiopia dan Mesir, yang semakin diperparah dengan masuknya kepentingan politik Israel. Selain itu, penggunaan air secara berlebihan di wilayah-wilayah seperti Afrika, termasuk di Danau Turkana yang mengalami kekeringan, menunjukkan kurangnya pengelolaan dan kerja sama yang efektif. Di Timur Tengah, konflik terkait air sering digunakan sebagai alat politik untuk menekan negara lain, seperti yang terlihat dalam kasus Irak dan Suriah. Turki, sebagai negara hulu Sungai Efrat dan Tigris, memanfaatkan bendungannya untuk mengurangi aliran air ke negara-negara hilir, yang dianggap sebagai bentuk tekanan politik.
Sebagai sumber daya strategis, air memiliki potensi besar untuk menjadi alat konflik. Ketidaksetaraan dalam distribusi air sering kali menciptakan ketegangan, terutama di kawasan yang minim transparansi dan data akurat. Kerja sama lintas negara, seperti Mekong River Commission di Asia, menjadi contoh positif pengelolaan air yang efektif. Namun, kawasan Timur Tengah dan Afrika masih menghadapi tantangan besar, terutama karena kurangnya keinginan bersama atau goodwill antarnegara, serta absennya mekanisme hukum yang mengikat, seperti Konvensi PBB 1997 tentang aliran air lintas batas.
ADVERTISEMENT
Selain itu, pembangunan proyek-proyek besar seperti bendungan kerap menjadi pemicu konflik baru. Misalnya, Bendungan Grand Ethiopian Renaissance Dam (GERD) yang dibangun Ethiopia memicu kekhawatiran Mesir dan Sudan karena aliran Sungai Nil sangat penting bagi kedua negara tersebut. Ketidaksetaraan manfaat antara negara hulu dan hilir memperburuk ketegangan ini, sekaligus menimbulkan dampak negatif terhadap ekologi, seperti yang terjadi di Danau Turkana. Oleh karena itu, pengelolaan air membutuhkan pendekatan yang lebih terstruktur, transparan, dan adil untuk meminimalkan potensi konflik dan memaksimalkan manfaat bagi semua pihak.