Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.95.1
Konten dari Pengguna
Mahasiswa KKN-BBK 5 Universitas Airlangga Ajak Siswa TPQ Belajar Tentang Robot
26 Januari 2025 14:42 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari AURA NAJMA KUSTIANANDA tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam upaya meningkatkan minat belajar Islam pada anak-anak, Kelompok Sambikerep 2 dari Kuliah Kerja Nyata - Belajar Bersama Komunitas (KKN- BBK) ke-5 Universitas Airlangga sukses menggelar program Cerdas dan Riang Belajar Al-Qur’an (CERIA). Kegiatan ini dilaksanakan di Masjid Ainul Yaqin, RW 7, Kelurahan Sambikerep, pada Senin – Selasa, (13/01/2025 – 14/01/2025). Program ini tidak hanya terpaku pada metode pembelajaran Al-Qur’an tradisional, tetapi juga diisi kegiatan mengenal ilmuwan muslim dan nabi dalam Islam melalui cerita dan game.
ADVERTISEMENT
Salah satu fokus utama dari kegiatan CERIA adalah memperkenalkan ilmuwan Muslim kepada anak-anak, khususnya Al-Jazari. Al-Jazari dikenal sebagai Bapak Robotika karena kontribusinya yang luar biasa dalam menciptakan berbagai perangkat mekanik yang canggih pada masanya. Beberapa penemuan terkenalnya adalah robot pramusaji, yang dirancang untuk menyajikan minuman secara otomatis, dan robot pemusik, yang bisa memainkan alat musik secara mandiri. Selain itu, Al-Jazari juga menciptakan jam gajah, sebuah mahakarya teknologi yang tidak hanya menunjukkan waktu tetapi juga menjadi simbol perdamaian antar budaya.
Setelah bercerita, anak-anak diminta berimajinasi. Jika mereka menjadi Al-Jazari, robot apa yang ingin mereka ciptakan? Berbagai ide kreatif muncul dari anak-anak TPQ Ainul Yaqin, seperti robot untuk memasak, robot untuk membantu pekerjaan sehari-hari, dan robot yang bisa membantu teman-teman belajar. Kegiatan ini tidak hanya meningkatkan rasa ingin tahu mereka terhadap ilmu pengetahuan tetapi juga menanamkan rasa bangga terhadap sejarah dan pencapaian peradaban Islam.
ADVERTISEMENT
Pada hari kedua, kegiatan difokuskan pada mengenal kisah para nabi melalui cerita dan game tebak nabi melalui bisik berantai. Cerita yang dibawakan adalah kisah Nabi Ismail, yang bersedia disembelih oleh ayahnya, Nabi Ibrahim, sebagai bentuk ketaatan kepada Allah. Dengan menggunakan media boneka, cerita ini disampaikan dengan cara yang menarik dan mudah dipahami oleh anak-anak. Selanjutnya, game yang dimainkan berkelompok menambah keseruan kegiatan. Dalam game ini, clue yang diberikan adalah deskripsi tentang seorang nabi, seperti mukjizat atau ciri khasnya, kemudian peserta terakhir dalam kelompok harus menebak siapa nabi tersebut. Game ini membantu anak-anak mengenal lebih jauh tentang kisah-kisah nabi dalam suasana yang menyenangkan.
Penanggung jawab program kerja ini, Aura Najma, menjelaskan bahwa CERIA bertujuan untuk membuka cakrawala pengetahuan anak-anak terkait ilmuwan Muslim dan menanamkan nilai-nilai Islami sejak dini. “Di tengah kemajuan teknologi, kita tidak boleh lupa bahwa ada banyak ilmuwan Muslim dengan penemuan yang menakjubkan. Harapannya, anak-anak bisa tertarik untuk menggali ilmu pengetahuan dan tetap berpegang pada nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari,” paparnya.
ADVERTISEMENT
Kegiatan CERIA ini juga bertujuan untuk memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan sekaligus mendidik bagi para siswa TPQ Ainul Yaqin. Dengan perpaduan antara nilai-nilai Islami dan wawasan ilmu pengetahuan, program ini menjadi langkah kecil namun berarti dalam membangun generasi yang cerdas dan berakhlak mulia. Salah satu guru, Bu Yiyin, mengatakan, “Kehadiran anak-anak mahasiswa untuk membersamai dan menyemangati adik-adiknya sangat dihargai.”
Harapannya, anak-anak tidak hanya memiliki pengetahuan yang lebih luas, tetapi juga menjadikan Al-Qur’an dan nilai-nilai Islam sebagai pedoman dalam kehidupan mereka. Perpaduan antara asistensi mengaji, cerita edukatif dan kegiatan kreatif seperti game membuat anak-anak merasa terhibur sekaligus belajar. Program ini menunjukkan bahwa memperkenalkan sejarah Islam dan ilmu pengetahuan dapat dilakukan dengan cara yang menyenangkan, sehingga anak-anak tidak hanya memahami pentingnya ilmu tetapi juga merasa bangga akan warisan peradaban Islam.