Konten dari Pengguna

KPU dan Kebocoran Data Pemilih Pemilu 2024

Aura Natasya
Mahasiswa Universitas Pembangunan Jaya jurusan Ilmu Komunikasi
9 Desember 2023 13:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Aura Natasya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Pemilu (https://www.istockphoto.com/id/foto/)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Pemilu (https://www.istockphoto.com/id/foto/)
ADVERTISEMENT
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Indonesia saat ini tengah menghadapi tantangan serius terkait dengan dugaan kebocoran data pemilih untuk Pemilu 2024. Seiring berita ini menyebar, KPU merespons dengan tegas dengan menggelar rapat internal untuk membahas masalah ini. Komisioner KPU, Idham Holik, menegaskan bahwa langkah-langkah tegas telah diambil untuk mengatasi situasi ini.
ADVERTISEMENT
Komisi Pemilihan Umum (KPU) membentuk tim internal yang akan mengkaji dugaan kebocoran data pemilih ini dengan cermat. Rapat ini dipimpin oleh Ketua KPU, Hasyim Asy'ari, untuk memastikan bahwasituasi ini ditangani dengan baik. Divisi Data dan Informasi di KPU akan mempresentasikan hasil kajiannya dalam rapat tersebut.
Namun, meskipun Badan Siber dan Sandi Nasional (BSSN) telah melakukan investigasi mengenai dugaan kebocoran data pemilih dan mengirimkan hasilnya ke Bareskrim Polri dan KPU, Komisioner KPU Idham Holik mengaku bahwa mereka belum menerima hasil investigasi dari BSSN. KPU akan menunggu hasil investigasi tersebut untuk mendapatkan pemahaman yang lebih jelas tentang kebocoran data pemilih.
Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) telah menjalankan investigasi yang mendalam terkait dugaan kebocoran data pemilih yang melibatkan KPU. Laporan hasil investigasi ini telah diserahkan ke Bareskrim Polri dan KPU. Hasil analisis dan forensik digital yang diberikan oleh BSSN bertujuan untuk menemukan penyebab kebocoran data pemilih.
ADVERTISEMENT
Pakar telematika, Roy Suryo, telah mengeluarkan pandangannya terkait situasi ini. Dia berpendapat bahwa BSSN seharusnya langsung mengumumkan hasil investigasinya kepada masyarakat, tanpa melalui KPU. Namun, saat ini, KPU dan pihak berwenang terkait sedang menunggu hasil investigasi resmi dari BSSN.
Chairman Lembaga Riset Keamanan Siber CISSReC, Pratama Persadha, sebelumnya mengungkapkan adanya pembobolan data pemilih dengan jumlah yang signifikan. Hacker anonim yang disebut "Jimbo" mengklaim telah meretas situs KPU dan berhasil mengakses data pemilih. Pratama Persadha juga mengungkapkan bahwa data yang berhasil diambil oleh "Jimbo" mencakup 204 juta data pemilih.
Saat ini, Direktorat Tindak Pidana Siber (Dittipidsiber) Bareskrim Polri juga terlibat dalam menyelidiki dugaan kebocoran data pemilih ini. Mereka telah menemukan indikasi kebocoran melalui patroli siber yang dilakukan oleh anggota mereka. Tim CSIRT (Computer Security Incident Response Team) sedang bekerja sama dengan KPU untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut.
ADVERTISEMENT
Wakil Presiden Ma'ruf Amin dan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Polhukam) Mahfud Md, turut mengomentari situasi ini. Ma'ruf Amin menyayangkan kebocoran data pemilih dan meminta KPU untuk meningkatkan keamanan data pemilu. Mahfud Md juga mengekspresikan keprihatinannya atas situasi ini dan mendorong KPU untuk membuat sistem kontrol yang lebih kuat untuk menghindari kebocoran data pemilih di masa depan.
Tantangan keamanan siber semakin relevan dalam konteks pemilu modern. Keamanan data pemilih harus menjadi prioritas utama bagi pihak berwenang dan penyelenggara pemilu untuk memastikan integritas dan kepercayaan dalam proses pemilihan umum. Dalam menghadapi masalah ini, koordinasi dan tindakan yang cepat diperlukan untuk menjaga keamanan pemilu dan data pemilih yang bersifat pribadi dan penting.
ADVERTISEMENT
Aura Natasya, Mahasiswa Universitas Pembangunan Jaya jurusan Ilmu Komunikasi