news-card-video
12 Ramadhan 1446 HRabu, 12 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

Sehari Penuh dengan Petualangan: Dari TMII menjadi Kenangan Manis

auradiifa
Saya merupakan mahasiswa Sekolah Vokasi IPB dengan jurusan Komunikasi Digital dan Media.
11 Maret 2025 10:50 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari auradiifa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
source : TMII
zoom-in-whitePerbesar
source : TMII
ADVERTISEMENT
Memasuki awal semester 2, saya mendapatkan mata kuliah Festival Budaya, mata kuliah yang mengharuskan mahasiswa untuk mendalami dan menampilkan suatu budaya tertentu. Pada kesempatan ini, saya bersama teman saya mendapat tugas untuk memperdalam budaya Jawa Timur. Sebagai bagian dari tugas tersebut, kami harus melakukan survei langsung ke Taman Mini Indonesia Indah (TMII) untuk mempelajari lebih dalam tentang budaya dari provinsi ini.
ADVERTISEMENT
Kami merencanakan perjalanan dengan matang dan sepakat untuk bertemu di Stasiun Bogor pada pagi hari. Sesampainya di stasiun, kami menaiki kereta menuju Jakarta Kota lalu melanjutkan perjalanan hingga turun di Stasiun Tanjung Barat. Dari stasiun tersebut, kami menggunakan beberapa transportasi umum hingga akhirnya tiba di TMII. Meskipun perjalanannya cukup panjang, tetapi semangat kami tetap tinggi karena kami sangat antusias untuk mengeksplorasi budaya Jawa Timur secara langsung. Sesampainya di TMII, kami disambut dengan pemandangan yang luar biasa. Area yang luas dan penuh dengan anjungan daerah dari seluruh Indonesia membuat kami semakin bersemangat. Setelah membeli tiket masuk, kami langsung berjalan menuju halte bus wisata yang disediakan untuk pengunjung. Kami menaiki bus tersebut menuju kawasan Jawa, dimana anjungan Jawa Timur berada.
ADVERTISEMENT
Sesampainya di anjungan Jawa Timur, kami disambut dengan dua buah patung, Kotbuto dan Angkobuto, yang langsung menyambut kami di pintu masuk. Arsitekturnya mencerminkan filosofi masyarakat Jawa yang menjunjung tinggi nilai kesederhanaan, keseimbangan, dan kebijaksanaan. Kami mengelilingi area tersebut dan menemukan berbagai benda budaya seperti pakaian adat, pakaian pengantin, wayang kulit, serta alat musik tradisional seperti gamelan dan angklung. Kami juga berkesempatan berbincang dengan pemandu yang menjelaskan lebih dalam tentang budaya Jawa Timur. Ia menceritakan tentang sejarah rumah adat, makna dari motif batik khas Jawa Timur, serta tradisi khas seperti Reog Ponorogo dan Ludruk. Mendengar penjelasan tersebut membuat kami semakin kagum akan kekayaan budaya yang dimiliki provinsi ini.
Setelah lama di anjungan Jawa Timur, kami memutuskan untuk berkeliling di Taman Mini Indah Indonesia (TMII) menggunakan bus yang disediakan. Dalam perjalanan, kami melewati Anjungan Bali yang memikat dengan arsitekturnya yang khas dan nuansa budayanya yang kental. Terpesona oleh keindahannya, kami pun tidak ingin melewatkan kesempatan untuk berhenti sejenak dan mengambil momen dengan berfoto-foto. Setiap foto terasa begitu istimewa, menambah kesan mendalam dalam perjalanan kami hari itu. Ditambah lagi dengan kenangan lucu di setiap foto yang diambil.
source : pribadi
Meskipun lelah, perjalanan ini memberikan pengalaman yang sangat berharga. Kami tidak hanya mendapatkan informasi yang lebih mendalam mengenai budaya Jawa Timur, tetapi juga semakin memahami betapa pentingnya melestarikan budaya daerah sebagai bagian dari identitas bangsa. Perjalanan ini menjadi momen yang tak terlupakan. Saya dan teman saya merasa semakin siap untuk menampilkan budaya Jawa Timur dalam mata kuliah Festival Budaya, dengan bekal ilmu yang telah kami dapatkan di Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Kunjungan ke TMII bukan hanya sekadar tugas akademik, tetapi juga sebuah pengalaman yang membuka wawasan dan menumbuhkan kecintaan kami terhadap budaya Indonesia.
ADVERTISEMENT
Setelah menikmati waktu di TMII, kami memutuskan untuk makan di Hokben, menikmati hidangan yang mengisi kembali energi kami yang hampir habis di kota orang. Setelah makan, kami pulang ke Bogor dengan transportasi umum, menikmati perjalanan yang penuh cerita. Setibanya di kota Bogor, kami berboncengan menuju kostan teman. Di sana, kami berkumpul sejenak, melepas lelah sambil ngobrol santai, menertawakan hal yang terjadi disana, dan mengenang keseruan hari itu. Setelah momen kebersamaan yang hangat, akhirnya kami berpamitan dan pulang ke rumah masing-masing.