Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Rama, Sinta, & Rahwana: Terpecahnya Persepektif Kisah, 'Meromantisasi Villain?'
13 Desember 2023 20:38 WIB
Tulisan dari Aura Intannia Faqih tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Siapa yang tidak mengetahui kisah cinta Rama dan Sinta yang melambangkan keromantisan dalam sebuah hubungan?
ADVERTISEMENT
Akhir-akhir ini, kisah Rama, Sinta, dan Rahwana menjadi perbincangan hangat publik. Publik dipecah menjadi dua tim, #TimRama dan #TimRahwana.
Kisah Rama dan Sinta merupakan bagian integral dari Ramayana, sebuah karya sastra Hindu klasik yang memaparkan perjalanan epik Rama, seorang pangeran dari Ayodhya, dan istrinya, Sinta. Rama dianggap sebagai inkarnasi Dewa Wisnu, sedangkan Sinta dianggap sebagai inkarnasi Dewi Laksmi. Narasi ini fokus pada pengalaman mereka, termasuk upaya Rahwana, raja Lanka, untuk merebut Sinta yang mempesona hatinya. Rama, bersama dengan saudaranya, Lakshmana, dan sekutu-setiannya seperti Hanuman, berjuang untuk menyelamatkan Sinta dari cengkeraman Rahwana.
Namun, benarkah demikian? Publik terpecah oleh sebuah postingan yang menampilkan sudut pandang Rahwana. Dalam postingan itu, sebuah pendapat mengenai Rahwana menjadi perbincangan hangat publik, hingga publik terpecah. Pendapat yang menyatakan bahwa Rahwana adalah sosok yang sangat menghargai perempuan, yang tulus dan cinta yang setia.
ADVERTISEMENT
Rahwana digambarkan sebagai sosok yang menculik Sinta, namun banyak juga yang berpendapat bahwa Rahwana tidak pernah menyentuh atau menodai Sinta, bahkan memuliakannya di istananya dan dijadikan bak ratu yang mulia.
Hal ini lantas memunculkan pendapat negatif tentang Rama, kekasih, suami Sinta, yang mempertanyakan serta meragukan kesucian Sinta dan meminta Sinta untuk membuktikannya.
Kemudian, terpecahlah publik menjadi dua tim. Ada #TimRama yang mengatakan bahwa Rama sengaja meminta Sinta untuk membuktikan kesuciannya adalah untuk membuat rakyatnya percaya bahwa Sinta masih suci, sementara Rama memang selalu percaya. Sementara ada yang menyanggah dengan mengatakan, bahwa Rama adalah seorang raja, pemilik kekuasaan tertinggi, untuk apa takut dengan pendapat rakyat yang tidak benar?
Di sisi lain, #TimRahwana juga mengatakan bahwa Rama memberi syarat bahwa Sinta harus bersih, suci, dan laiinya sementara Rahwana mencintai Sinta apa adanya, tak peduli bagaimana Sinta karena di matanya, Sinta sangat sempurna. Namun hal ini juga disanggah dengan mengatakan bahwa cinta Rahwana bukanlah cinta, melaikan obsesi.
ADVERTISEMENT
Pada akhirnya, perdebatan ini selalu ditutup dengan 'sejarah ditulis oleh pemenang', dan publik hanya akan mempercayai apa yang dipercayainya terkait sejarah itu.
Jika #TimRahwana disebut sebagai meromantisasi villain, maka #TimRama menyatakan bahwa Rama hanyalah melindungi nama baik keluarganya dan menjaga nilai-nilai moral yang dijunjung tinggi. Di sisi lain, #TimRahwana bersikeras bahwa Rahwana, meskipun dianggap sebagai antagonis, memiliki sisi manusiawi dan perasaan cinta yang mendalam, tidak sebatas sebagai 'villain' semata.
Ketegangan antara kedua tim ini menimbulkan pertanyaan lebih dalam tentang bagaimana interpretasi terhadap karakter-karakter dalam kisah ini seiring perubahan nilai dan pandangan dalam masyarakat modern. Apakah sejarah yang telah diceritakan selama berabad-abad mungkin memiliki sudut pandang yang berbeda?
Sebagai akhir dari drama publik ini, satu hal yang pasti: kisah Rama, Sinta, dan Rahwana tetap menjadi perbincangan yang kompleks dan terus memicu debat di tengah pergeseran pandangan terhadap moralitas, keadilan, dan makna cinta dalam dinamika hubungan manusia. Bagaimana menurutmu?
ADVERTISEMENT