Konten dari Pengguna

Yuk Intip Gaya Kepemimpinan Park Chung Hee, Presiden Pembawa Keajaiban Korsel!

Aurelia Eryanda
Mahasiswa tahun kedua di Universitas Indonesia
8 Desember 2021 17:52 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Aurelia Eryanda tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sumber: pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
sumber: pixabay.com
ADVERTISEMENT
Perkembangan kehidupan manusia menunjukkan bahwa sedari dulu, kepemimpinan telah menjadi istilah yang akrab di telinga kita sebagai makhluk sosial. Kepemimpinan menyentuh berbagai bidang kehidupan manusia mulai dari hal-hal sederhana yang kita lakukan setiap hari sampai ke hal-hal yang lebih besar lagi seperti bernegara.
ADVERTISEMENT
Kepemimpinan berasal dari kata ‘pimpin’ yang dalam KBBI berarti mengarahkan atau mempengaruhi. Sedangkan, ‘pe’ menunjukkan sifat yang ada di dalam diri pemimpin itu sendiri. Menurut Dubin (dalam Fiedler & Chemers, 1974) kepemimpinan merupakan bagian dari aktivitas oleh mereka yang memiliki kekuasaan termasuk di dalamnya pengambilan keputusan.
Banyak ahli mengatakan bahwa bagaimana pemimpin menjalankan fungsi dan tanggung jawabnya dalam organisasi akan selalu berbeda antara pemimpin satu dengan pemimpin lainnya. Perbedaan ini disebabkan karena adanya gaya kepemimpinan yang menjadi ciri khas dari masing-masing pemimpin. Gaya kepemimpinan adalah kelengkapan yang digunakan pemimpin dalam mempengaruhi perilaku anggotanya agar mengarah pada target capaian organisasi. Sehingga bisa dikatan, gaya kepemimpinan akan cukup banyak mempengaruhi tingkat keberhasilan seorang pemimpin.
ADVERTISEMENT
Ada banyak sekali jenis gaya kepemimpinan seperti kepemimpinan demokratis, kepemimpinan otoriter, kepemimpinan laissez faire, kepemimpinan visioner, kepemimpinan situasional, kepemimpinan transformasional, dan masih banyak jenis gaya kepemimpinan lainnya. Pada artikel ini, saya akan berfokus membahas gaya kepemimpinan Park Chung Hee salah satu Presiden Korea Selatan yang berhasil membawa Korsel bangkit dari keterpurukan ekonomi
Park Chung Hee
Boleh dikatakan, bahwa perubahan yang terjadi pada Korea Selatan saat ini berhasil dicapai berkat kepemimpinan Park Chung Hee. Ia mulai menjabat sebagai presiden Korea Selatan di tahun 1961 setelah ia dan rekan sesama militernya, Kolonel Kim Jong Pil, berhasil merebut kekuasaan Yun Po Sun. Sebagai pribadi yang memiliki basis militer, Park Chung Hee berambisi untuk menciptakan stabilitas dan pembangunan ekonomi serta pertahanan nasional.
ADVERTISEMENT
Kepemimpinan Otoriter Park Chung Hee
Kepemimpinan otoriter berarti meletakkan kekuasaan di tangan satu orang di mana orang tersebut melihat dirinya sebagai pihak yang paling berkuasa. Hekman (1992) mengemukakan bahwa watak dari kepemimpinan otoriter adalah adanya kekuasaan dan pengambilan keputusan yang tersentral pada pimpinan.
Kepemimpinan otoriter Park Chung Hee dapat terlihat setelah berhasil melakukan kudeta, ia menghimpun segala kekuatan sosial, politik, dan ekonomi di bawah panji kekuasaannya. Ia tidak akrab dengan istilah demokrasi. Baginya, demokrasi hanya menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang lamban dan lemahnya pertahanan nasional. Kepemimpinannya kental dengan kepemimpinan militer ala Jepang yang oleh karena itu militer dijadikan ujung tombak pemerintahannya.
Untuk mencapai stabilitas yang ia dambakan, Park Chung Hee menggunakan pendekatan politik represif. Ia tak segan untuk membungkam segala bentuk ancaman dari oposisi. Ia juga turut melarang adanya aktivitas politik dengan menutup perguruan tinggi yang diduga menjadi sumber pemberontakan dan membubarkan Majelis Nasional. Tak tanggung-tanggung, untuk melanggengkan kekuasaannya, Park Chung Hee pun mengusulkan adanya amandemen Konstitusi Yushin yang isinya adalah diperbolehkannya presiden untuk terpilih kembali tanpa batasan jumlah masa periode.
ADVERTISEMENT
Kepemimpinan Visioner Park Chung Hee
Pemimpin yang visioner adalah ia yang mampu mempertahankan keberlangsungan organisasinya dengan memiliki pola pikir yang jangkauannya jauh ke depan dan memiliki komitmen kuat untuk mewujudkan impiannya. Salah satu ciri kepemimpinan visioner adalah pemimpin sebagai agen perubahan. Dengan kata lain, ia bertanggung jawab dalam memberikan inspirasi dan motivasi untuk melakukan perubahan dalam lingkup internal sehingga memungkinkan pencapaian sebuah visi berkelanjutan.
Kepemimpinan visioner Park Chung Hee muncul ketika ia dibebankan tanggung jawab untuk merevitalisasi ekonomi Korea Selatan yang saat itu sangat terbelakang hingga menjadikan Korsel sebagai salah satu negara termiskin di dunia. Salah satu gerakannya yang terkenal adalah Saemaul Undong. Gerakan ini dimaksudkan untuk memajukan daerah pedesaan yang cenderung tertinggal dibandingkan daerah perkotaan.
ADVERTISEMENT
Korsel yang tadinya sangat bergantung pada impor luar negeri didorong untuk mampu mengoptimalkan sumber daya lokal melalui semangat kemerdekaan dan kemandirian. Salah satu pesan yang berulang kali ia sampaikan adalah “Membantu orang yang tidak memiliki motivasi sama saja dengan membuang-buang uang dan negara tidak bisa membantu mereka yang tidak mau membantu dirinya sendiri” (Jwa, 2017). Semangat kemandirian tidak hanya dijadikan slogan belaka tetapi benar-benar ditanamkan ke dalam diri masyarakat Korea Selatan melalui pendidikan, berbagai jaringan pemerintahan, dan kaum intelektual. Semangat Saemaul Undong pun nyatanya masih bertahan dalam diri masyarakat Korea Selatan hingga saat ini.
Kepemimpinan Situasional Park Chung Hee
Menurut Gibson (2012) teori kepemimpinan situasional dapat mempermudah pimpinan dalam memahami perilaku bawahan dan situasi kondisi lingkungan sebelum mengambil tindakan. Dengan demikian, kepemimpinan situasional merupakan sikap pimpinan yang berusaha menyelaraskan tindakannya dengan situasi dan kondisi bawahan.
ADVERTISEMENT
Kepemimpinan situasional Park Chung Hee dapat dilihat ketika pada awal masa kekuasaannya ia dihadapkan pada fakta bahwa tindakan korupsi dan praktik rent seeking yang terjadi antara pejabat dan pengusaha Korea Selatan sangat banyak ditemukan.
Selain memberikan hukuman, Park Chung Hee juga memanfaatkan kondisi ini untuk membangun sektor industri Korea Selatan. Ia memberikan pilihan kepada para pengusaha untuk memberikan kekayaan mereka guna membangun sektor industri dan kepemilikannya diberikan kepada negara sebagai ganti dari hukuman perilaku rent seeking. Lisensi diberikan kepada para pengusaha yang mampu melakukan kegiatan ekspor dengan harapan hal tersebut mampu menguatkan kemampuan ekspor Korea Selatan secara nasional.
Dari pemaparan tersebut saya menyimpulkan bahwasanya meskipun pada awalnya banyak yang menentang gaya kepemimpinan otoriter Park Chung Hee, tidak bisa kita pungkiri bahwa ia merupakan sosok pemimpin yang visioner dan mampu membawa Korea Selatan bangkit dari kemiskinan.
ADVERTISEMENT
Ambisi, komitmen, optimisme, dilengkapi dengan kemampuannya menyesuaikan diri dengan situasi menurut saya menjadi kunci keberhasilannya dalam membawa keajaiban ke Korea Selatan.
Referensi
Darini, R. (2010). Park Chung Hee dan Keajaiban Ekonomi Korea Selatan. MOZAIK, 21-30.
Fauzia, H. H., Rubini, B., & Sunaryo, W. (2018). Kepemimpinan Situasional dan Komunikasi Interpersonal dalam Meningkatkan Komitmen Guru. Jurnal Manajemen Pendidikan, 607-616.
Melia, I. (2021, November 24). 6 Fakta Park Chung Hee, Presiden 'Terbaik' Korsel yang Otoriter. Retrieved from idntimes.com: https://www.idntimes.com/science/experiment/ines-sela-melia-s/fakta-park-chung-hee-presiden-korea-selatan-yang-otoriter-c1c2/6