Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.0
6 Ramadhan 1446 HKamis, 06 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Menekan Jerat Rentenir: Pentingnya Pengelolaan Keuangan Rumah Tangga yang Baik
6 Maret 2025 18:29 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari aurelia melinda nisita wardhani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pernahkah kita bertanya mengapa fenomena rentenir masih bertahan di tengah masyarakat meski bunga pinjaman mencekik leher? Jawabannya sederhana namun kompleks: kebutuhan mendesak, keterbatasan akses perbankan, dan kurangnya literasi keuangan yang mumpuni.

Berdasarkan pengamatan, banyak keluarga, terutama di daerah pedesaan, terjebak dalam lingkaran setan pinjaman berbunga tinggi. Ironisnya, mereka yang memiliki usaha kecil sering kali tidak memisahkan keuangan usaha dengan kebutuhan sehari-hari, sehingga saat menghadapi keperluan mendesak, jalan pintas rentenir menjadi pilihan utama.
ADVERTISEMENT
Praktik meminjam uang kepada rentenir tidak muncul di ruang hampa. Faktor sosial budaya, kondisi ekonomi, dan kebutuhan yang mendesak menjadi pemicu utama. Ditambah pola pikir hedonistik dan konsumtif sebagian masyarakat, rentenir menjadi "malaikat penolong" yang datang tepat waktu, meski akhirnya berubah menjadi "malaikat pencabut kesejahteraan".
Kunci untuk mematahkan ketergantungan pada rentenir terletak pada pengelolaan keuangan rumah tangga yang baik. Perencanaan keuangan bukan sekedar mencatat pemasukan dan pengeluaran, tetapi menempatkan berbagai atribut keuangan secara terkonsep dan sistematis, baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Menentukan Skala Prioritas: Antara Kebutuhan dan Keinginan
Membagi kebutuhan dalam empat kuadran (penting dan mendesak, penting tetapi tidak mendesak, tidak penting tetapi mendesak, serta tidak penting dan tidak mendesak) dapat membantu keluarga menentukan prioritas pengeluaran.
ADVERTISEMENT
Kebutuhan primer seperti makan, biaya pendidikan, pembayaran listrik dan air, serta obat-obatan harus diprioritaskan dibanding kebutuhan sekunder seperti pakaian baru atau rekreasi. Dengan memahami dan menerapkan skala prioritas ini, keluarga dapat mengalokasikan sumber daya keuangan mereka dengan lebih bijaksana.
Tabungan: Benteng Pertahanan dari Jeratan Utang
Menabung tidak sekadar menyisihkan uang, tetapi juga membangun keamanan finansial keluarga. Sebagian kecil penghasilan yang disisihkan secara konsisten akan menjadi pelindung ketika menghadapi kebutuhan mendesak. Dengan memiliki tabungan, keluarga tidak perlu lagi mencari pinjaman dengan bunga tinggi saat dihadapkan pada kebutuhan mendadak.
Bentuk investasi tidak harus selalu berupa saham atau obligasi. Bagi masyarakat pedesaan, investasi dapat berupa tanah pekarangan, sawah, ternak, atau bahkan keterampilan dan usaha kecil. Yang terpenting adalah bagaimana mengembangkan aset tersebut agar memberikan keuntungan di masa depan.
ADVERTISEMENT
Memisahkan Keuangan Usaha dan Rumah Tangga
Masalah yang sering dihadapi pelaku usaha kecil adalah tidak adanya pemisahan antara keuangan usaha dengan keuangan rumah tangga. Akibatnya, modal usaha sering terkuras untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, sehingga usaha sulit berkembang dan keluarga terus berada dalam lingkaran kekurangan.
Dengan memisahkan kedua pos keuangan ini, pelaku usaha dapat memantau perkembangan usahanya dengan lebih jelas serta mengelola keuangan keluarga dengan lebih terencana.
Mengenal Lembaga Keuangan Formal: Alternatif dari Rentenir
Keterbatasan akses ke lembaga keuangan formal menjadi salah satu faktor pendorong masyarakat beralih ke rentenir. Padahal, saat ini telah banyak program keuangan mikro yang ditawarkan perbankan dan koperasi dengan bunga yang jauh lebih rendah dibandingkan rentenir.
Edukasi tentang lembaga keuangan formal dan produk-produknya perlu digiatkan agar masyarakat memiliki alternatif sumber pendanaan yang lebih aman dan menguntungkan.
ADVERTISEMENT
Upaya peningkatan literasi keuangan masyarakat melalui sosialisasi dan pendampingan terbukti efektif meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengelolaan keuangan yang baik. Pengalaman menunjukkan bahwa setelah diberikan pemahaman, masyarakat mulai menyadari pentingnya menabung, membuat skala prioritas kebutuhan, dan mencari alternatif pendanaan selain rentenir.
Membebaskan masyarakat dari jeratan rentenir bukan pekerjaan semalam, melainkan proses panjang yang membutuhkan perubahan pola pikir dan perilaku finansial. Dengan pengelolaan keuangan rumah tangga yang baik, masyarakat dapat membangun ketahanan finansial yang menjadi benteng pertahanan dari praktik-praktik keuangan yang merugikan.
Sudah saatnya kita membangun kesadaran finansial sejak dini, karena kebebasan finansial adalah langkah pertama menuju kesejahteraan yang sesungguhnya. Mari memutus rantai ketergantungan pada rentenir dengan pengelolaan keuangan yang bijak dan terencana.
ADVERTISEMENT