Konten dari Pengguna

Adaptasi dari Karyawan Swasta Menjadi ASN

Avinia Ismiyati
ASN Balai Besar Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Kementerian Ketenagakerjaan RI. Member of ASNation dan ASNMenulis
22 Maret 2021 10:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Avinia Ismiyati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Suasana hari pertama kerja Pegawai Negeri Sipil (PNS) usai libur lebaran. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana hari pertama kerja Pegawai Negeri Sipil (PNS) usai libur lebaran. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
ADVERTISEMENT
Banyak orang yang berpikir menjadi ASN adalah profesi yang penuh kenyamanan, bagi saya justru menjadi ASN merupakan perjalanan penuh ketidaknyamanan. Saya lulus dan meniti karier menjadi pegawai swasta di Perusahaan multinasional di Ibu Kota. Gaji yang lebih dari cukup untuk seorang perempuan single saat itu, asuransi kesehatan dengan fasilitas cashless, dan bonus tahunan yang berlipat selalu saya nikmati setiap tahunnya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, rumah yang tidak jauh dari kantor merupakan impian bagi pegawai kantoran di mana pun berada. Entah apa yang membuat saya saat itu memilih untuk mendaftar untuk formasi pembukaan CPNS di salah satu kementerian pusat yang hanya menerima 2 ASN untuk formasi yang sesuai dengan latar belakang pendidikan saya dengan ribuan orang pendaftar. Satu persatu kenyamanan itu harus saya tinggalkan. Hal yang paling membuat saya merasa keluar dari zona nyaman adalah SK penempatan saya yang pada saat itu ditempatkan di Makassar, Sulawesi Selatan.
Sumber: Ilustrasi ASN - Pekanbaru.go.id

Perbedaan Budaya Kerja: Workplace Culture Shock

Satu persatu kenyamanan mulai saya tinggalkan, berkarier dari nol menjadi CPNS di kota perantauan bukanlah hal yang mudah. Beradaptasi dan mengubah kebiasaan bekerja di perusahaan swasta dengan pemerintahan adalah sebuah tantangan berat bagi saya. Jikalau banyak orang yang mengalami shocked culture karena pindah antar negara, saya mengalami workplace culture shock di bulan-bulan awal saya bekerja.
ADVERTISEMENT
Bagi saya, perbedaan cara kerja juga membuat saya harus menata kembali kebiasaan apa yang harus saya pertahankan dan terpaksa saya tinggalkan. Bekerja di perusahaan swasta menuntut pegawainya untuk bekerja cepat dan efisien. Hal ini dimudahkan dengan minimnya hierarki untuk pengambilan keputusan. Berbeda ketika bekerja di pemerintahan yang harus menghadapi hierarki yang berlapis untuk sebuah keputusan. Sedikit demi sedikit budaya kerja di perusahaan swasta saya suntikan lingkup pertemanan saya di satu divisi untuk bekerja lebih cepat dan sistematis, setidaknya untuk unit kami sendiri.
Sumber foto: shutterstock.com

Mendapatkan Rekan Kerja dan Mentor yang Tepat

Apa yang membuat saya mampu beradaptasi? Setelah saya sadari, saya berada pada lingkup pertemanan yang mau terus belajar. Mendapatkan teman yang memiliki visi yang sama adalah sesuatu yang sangat saya syukuri. Selain itu, memiliki mentor yang tepat sebagai panutan dan pengarah juga dapat membuat kita bisa keep on track di tempat kerja.
ADVERTISEMENT
Atasan yang mendukung inovasi juga dapat membuat kita dapat memaksimalkan kreativitas diri. Pimpinan yang berkomitmen untuk mengembangkan stafnya juga menjadi motivasi bagi saya untuk bisa memberikan output semaksimal mungkin di tempat saya bekerja. Euforia semangat CPNS-CPNS berjiwa muda yang hadir membuat suasana kantor menjadi lebih berwarna sehingga sedikit demi sedikit sistem kerja berubah ke arah yang lebih baik.

Memanfaatkan Kesempatan Untuk Pengembangan Diri

Mungkin tidak semua ASN di pemerintahan pusat maupun daerah dapat memiliki kesempatan untuk mendapatkan pelatihan dan program pengembangan diri yang disediakan oleh masing-masing unit kerjanya baik karena keterbatasan kuota dan anggaran, hingga isu senioritas.
Namun, hal ini bukanlah penghalang bagi ASN untuk dapat tetap mengembangkan diri melalui pembukaan program-program yang disediakan oleh organisasi-organisasi di luar unit kerjanya. Hal positif yang saya dapatkan dari menjadi ASN adalah kita memiliki banyak peluang untuk mengembangkan diri. Ribuan beasiswa baik dalam maupun luar negeri, summer school yang disediakan oleh universitas, hingga program magang terbuka lebar untuk ASN.
ADVERTISEMENT
Sebisa mungkin saya dapat memanfaatkan peluang tersebut untuk menjadi volunteer, menulis esai dan jurnal, mengikuti seleksi beasiswa, program fellowship hingga summer school dengan tentunya tetap memprioritaskan pekerjaan di kantor. Semua yang telah didapatkan melalui program-program tersebut dapat kita pertanggungjawabkan dengan memberikan kontribusi tidak hanya untuk diri sendiri tetapi juga untuk pengembangan kantor.
Beralih profesi dari karyawan swasta menjadi ASN memang penuh tantangan. Perbedaan budaya kerja, visi, misi organisasi serta sistem kerja menjadikan saya harus mampu beradaptasi dengan baik. Mendapatkan rekan kerja yang memiliki visi yang sama dan atasan yang dapat mendukung merupakan kunci kesuksesan adaptasi pada birokrasi yang sungguh berbeda dengan Perusahaan swasta. Selain itu, memanfaatkan kesempatan untuk pengembangan diri sangat diperlukan untuk ASN Muda, agar kita tetap semangat menjalani hari sebagai ASN dan berkarya untuk negeri.
ADVERTISEMENT